Museum Jenang Kudus
Museum Jenang Kudus adalah museum yang menampilkan cerita kota Kudus tempo dulu dan proses produksi Jenang yang terletak di Jalan Sunan Muria Kudus, Desa Glantengan, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Museum Jenang sekaligus menegaskan kota Kudus sebagai kota penghasil jenang terbesar di Jawa Tengah.[1]
Museum ini berada di lantai 2 gerai Jenang Mubarok Food yang didalamnya menggambarkan suasana kota Kudus dengan rumah adat khas Kudus, komplek Masjid Menara, makam Sunan Kudus dalam bentuk maket dan kitab Alquran besar di sampingnya. Museum dibuka sejak tahun 2017 ini juga menyediakan peminjaman baju adat Kudus untuk keperluan foto pengunjung.[1]
Sejarah
Pemabangunan museum berawal dari perjalanan H Mabruri dan istrinya Hj Alawiyah yang memproduksi jenang Khas Kudus. Mereka berdua menjual jenang di Pasar Bubar Menara pada tahun 1930. Awalnya belum ada merk, kemudian seiring jalannya waktu akhirnya berlabel Sinar 33 yang berasal dari nomor rumah dan tempat produksi. Namun, kini nama Sinar 33 tak lagi digunakan dan berganti menjadi Mubarok Food.[1]
Pembangunan museum ini mendapat pengaruh dari falsafah hidup Sunan Kudus yang disebut Gusjigang dengan arti Gus itu bagus, Ji berarti pintar mengaji dan Gang yang berarti pintar berdagang.[1]
Koleksi
Museum Jenang memajang miniatur yang menggambarkan proses pembuatan jennang, perlengkapan yang digunakan dari masa ke masa, maupun jenis kemasan yang digunakan.[1]
Selain itu juga terdapat foto-foto para generasi jenang Mubarok dari generasi pertama Mabruri-Alawiyah (1910-1940), generasi kedua, Shochib Mabruri-Istifaiyah (1940-1992), dan foto generasi ketiga Muhammad Hilmy-Nujumullaily (1992-sekarang) yang dipajang di dinding museum.[1]
Bangunan
Interior museum didominasi oleh warna cokelat dan bahan kayu agar terkesan berada di masa lampau.[1]
Akses dan lokasi
Museum Jenang berjarak sekitar 650 meter dari Alun-alun Kudus dan pengunjung membayar Rp10.000 ribu untuk masuk ke dalam museum.[1]