Museum Transportasi

museum di Indonesia
Revisi sejak 30 Mei 2024 03.44 oleh Devi 4340 (bicara | kontrib) (Koleksi: memberi rujukan.)

Museum Transportasi adalah lembaga milik Kementerian Perhubungan Republik Indonesia dengan maksud mengumpulkan, memelihara, meneliti, memamerkan bukti sejarah dan perkembangan transportasi, serta peranannya. Tujuannya memberikan informasi dan tambahan pengetahuan kepada para pengunjung mengenai transportasi dan sejarah perkembangan teknologi transportasi sekaligus sebagai tempat rekreasi yang edukatif.

Museum Transportasi
Peta
Didirikan1991
LokasiJalan Raya Taman Mini, Jakarta Timur, DKI Jakarta
JenisMuseum khusus
Situs webhttps://tamanmini.com/taman_jelajah_indonesia/museum/museum-transportasi/
Mercusuar dari masa Hindia Belanda di halaman depan Museum Transportasi

Museum ini diresmikan pada tanggal 20 April 1991 oleh Presiden Soeharto.

Pameran diselenggarakan di dalam dan di luar ruang. Pameran di dalam ruang dibagi dalam beberapa ruangan yang seolah-olah merupakan bangunan tersendiri, disebut modul; terdiri atas modul pusat, modul darat, modul laut, dan modul udara; baik dengan benda asli, tiruan, miniatur, foto, maupun diorama.

Modul pusat menggambarkan keberadaan transportasi tradisional masa lampau, mencakup transportasi darat dan laut dari berbagai daerah di Indonesia, berupa alat transportasi sederhana dengan menggunakan tenaga manusia, hewan, atau angin; antara lain cikar, andong, bendi, becak, perahu layar.

Modul darat menggambarkan keberadaan dan layanan transportasi darat, mencakup transportasi jalan raya, jalan baja, sungai, danau, dan penyeberangan, berupa alat transportasi yang sudah mulai menggunakan tenaga mesin awal sampai sekarang; antara lain cikar DAMRI yang merupakan armada pertama DAMRI dan berperan pada masa kemerdekaan (tahun 1946) sebagai alat angkut logistik militer di wilayah Surabaya dan Mojokerto.

Modul laut menggambarkan keberadaan dan layanan jasa transportasi laut yang telah menggunakan mesin, mencakup berbagai kapal penumpang, container, dok terapung, serta peralatan penunjangnya; dilengkapi paparan teknologi kelautan dengan berbagai jenis kapal laut, prasarana yang ada dewasa ini, serta peralatan penunjang lain.

Modul udara menggambarkan keberadaan dan layanan jasa transportasi udara serta perkembangannya dan teknologi peralatan transportasi udara, mencakup pesawat terbang, peralatan transportasi udara, dan peralatan bandar udara.

Pameran luar statis menampilkan berbagai jenis lokomotif generasi pertama Perusahaan Kereta Api Indonesia, termasuk rel kereta api dan terowongan, Kereta Api Luar Biasa (KLB) yang digunakan Presiden dan Wakil Presiden Rl Pertama Soekarno-Hatta pada waktu Pemerintah RI hijrah dari Jakarta ke Yogyakarta, bus yang pernah dioperasikan di Indonesia, serta pesawat udara jenis DC-9 PK-GNT milik Garuda Indonesia yang pernah melayani penerbangan ke negara-negara Asean dan Australia. Di samping itu terdapat sebuah rangkaian kereta api, terdiri atas lokomotif dan dua gerbong kayu, sebagai sarana hiburan bagi pengunjung.

Pendirian

Mulanya, museum ini akan dijadikan sebagai Museum Kereta Api. Bahkan, rencana tersebut juga diiringi dengan mendatangkan puluhan lokomotif dan gerbong dari Sumatra dan Jawa yang pernah beroperasi pada era pra dan pasca kemerdekaan. Pada perkembangannya, muncul tuntutan untuk mengadakan perubahan pada jenis koleksinya karena dianggap monoton. Selain itu, kemajuan teknologi dan keinginan untuk memamerkan alat transportasi secara menyeluruh juga menjadi salah satu pertimbangan pengubahan rencana awal.[1]

Perencanaan museum ini sejak tahun 1984, sedangkan pembangunannya membutuhkan waktu sekitar enam tahun hingga hari peresmian.[2] Pada 20 April 1991, Presiden Soeharto meresmikan Museum Transportasi yang menempati areal seluas 6, 25 hektare.[1][3]

Koleksi

Museum Transportasi memiliki koleksi yang berada di dalam dan luar ruang. Pameran dalam ruang berada di beberapa ruangan yang disebut Modul, terdiri atas Modul Pusat, Darat, Laut, dan Udara. Di ruangan-ruangan tersebut koleksi yang ditampilkan berupa benda asli, tiruan, miniatur, foto, dan diorama.[4]

Modul Pusat menampilkan transportasi tradisional darat dan laut yang sering digunakan pada masa lampau dari berbagai daerah di Indonesia. Alat transportasi di sini masih menggunakan tenaga manusia, hewan, atau angin, seperti: cikar, andong, bendi, becak, dan perahu layar.[4]

Modul Darat menampilkan transportasi darat yang mencakup transportasi jalan raya, jalan baja, dan penyeberangan. Alat transportasi di sini sudah mulai menggunakan tenaga mesin awal hingga sekarang, seperti cikar DAMRI yang digunakan sebagai alat angkut logistik militer di wilayah Surabaya dan Mojokerto pada masa kemerdekaan.[4] Sementara itu, di Modul Laut pengunjung dapat menyaksikan transportasi laut yang telah menggunakan mesin, yang mencakup berbagai kapal penumpang, kontainer, dok terapung, dan peralatan penunjangnya.[5]

Di Modul Udara, pengunjung dapat melihat serba-serbi transportasi udara, mulai dari layanan jasa, perkembangannya, hingga teknologi peralatan pada transportasi tersebut. Koleksinya mencakup pesawat terbang, peralatan transportasi udara, dan peralatan bandar udara.[5]

Kunjungan

Museum Transportasi dapat dikunjungi pada hari Selasa hingga Minggu pukul 08.00–16.00 WIB. Tiket masuk museum ini sebesar sepuluh ribu rupiah, selain itu terdapat tiket masuk Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sebesar 35 ribu rupiah. Pengunjung yang membawa kendaraan juga dikenai tiket masuk kendaraan dengan rentang harga Rp10.000–60.000 dengan menyesuaikan jenis kendaraan.[6]

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ a b Dimyati 2010, hlm. 153.
  2. ^ Dimyati 2010, hlm. 153–154.
  3. ^ Yulianto & dkk. 2013, hlm. 151.
  4. ^ a b c Yulianto & dkk. 2013, hlm. 152.
  5. ^ a b Yulianto & dkk. 2013, hlm. 153.
  6. ^ "Jam Operasional & Tiket". Taman Mini Indonesia Indah. Diakses tanggal 29 Mei 2024. 

Daftar pustaka