Rumapea
salah satu marga Batak Toba
Rumapea (Surat Batak: ᯒᯮᯔᯇᯩᯀ) adalah salah satu marga Batak Toba yang berasal dari Sipinggan, Nainggolan, Samosir. Leluhur marga Rumapea adalah Tuan Onggar, yang merupakan keturunan dari Tuan Situmorang.[1]
Rumapea | |||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Aksara Batak | ᯒᯮᯔᯇᯩᯀ (Surat Batak Toba) | ||||||||||||||||||
Nama marga |
| ||||||||||||||||||
Julukan/ nama panggilan | Tuan Onggar Si Rumapea | ||||||||||||||||||
Arti | Rumah tanah datar | ||||||||||||||||||
Silsilah | |||||||||||||||||||
Jarak generasi dengan Siraja Batak |
| ||||||||||||||||||
Nama lengkap tokoh | Ompu Tuan Onggar Si Rumapea | ||||||||||||||||||
Nama anak |
| ||||||||||||||||||
Kekerabatan | |||||||||||||||||||
Induk marga | Tuan Situmorang | ||||||||||||||||||
Persatuan marga | Situmorang Si Pitu Ama | ||||||||||||||||||
Kerabat marga | |||||||||||||||||||
Turunan |
| ||||||||||||||||||
Asal | |||||||||||||||||||
Suku | Batak | ||||||||||||||||||
Etnis | Batak Toba | ||||||||||||||||||
Daerah asal | Sipinggan, Nainggolan | ||||||||||||||||||
Paguyuban | |||||||||||||||||||
Lokasi tugu | Sipinggan 2°26′19″N 98°54′11″E / 2.43861°N 98.90306°E |
Etimologi
Secara etimologi, nama Si Rumapea dalam bahasa Batak Toba secara harfiah merujuk kepada kata si, ruma, dan pea yang berarti orang yang tinggal di tanah datar di lereng bukit Pulau Samosir:
- kata si dalam bahasa Batak Toba merupakan prefiks yang dipakai sebagai penunjuk nama,
- kata ruma dalam bahasa Batak Toba berarti rumah, dan
- kata pea dalam bahasa Batak Toba memiliki arti tanah datar.
Penamaan ini tentu merupakan sebuah julukan yang ditujukan kepada Tuan Onggar, sehingga muncullah istilah Tuan Onggar Si Rumapea.
Tokoh
Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya. |
Beberapa tokoh yang bermarga Rumapea, di antaranya adalah:
Referensi
- ^ Vergouwen, Jacob Cornelis (1964). The social organisation and customary law of the Toba-Batak of northern Sumatra. Internet Archive. Den Haag: Martinus Nijhoff. hlm. 7. Diakses tanggal 9 Desember 2022.