Okky Madasari

pengarang asal Indonesia
Revisi sejak 2 Juni 2024 00.50 oleh 182.253.126.2 (bicara) (Mengubah kata "pengarang" dengan "sastrawan" karena itu yang lebih tepat dan lebih banyak digunakan dalam pemberitaan.)

Okky Madasari (lahir 30 Oktober 1984) adalah seorang sastrawan dan sosiolog Indonesia pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa tahun 2012 untuk novel ketiganya, Maryam[1] di usia 28 tahun dan menjadi pemenang termuda sepanjang sejarah penghargaan tersebut.

Okky Madasari
Madasari pada tahun 2017
Madasari pada tahun 2017
LahirOkky Puspa Madasari
30 Oktober 1984 (umur 40)
Magetan, Jawa Timur
Pekerjaannovelis, esais
BahasaIndonesia
KebangsaanIndonesia
PendidikanUniversitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Nasional Singapura
PeriodeAngkatan 2000 (2010–sekarang)
Genrenovel, novel anak, cerpen, esai
Temaperempuan, politik, kepercayaan
Karya terkenalMaryam
PenghargaanKusala Sastra Khatulistiwa (2012)
PasanganAbdul Khalik
Website
okkymadasari.net

Novel pertamanya, Entrok, bercerita mengenai kehidupan di bawah kekuasaan totalitarian dan militerisme pada zaman Orde Baru di Indonesia, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan diterbitkan pada Juli 2013 dengan judul The Years of the Voiceless.[2][3][4][5] Dua novel lainnya, Maryam dan Pasung Jiwa,[6] juga diterjemahkan dalam bahasa Inggris masing-masing dengan judul The Outcast dan Bound.

Pada bulan Mei 2016, Okky menerbitkan novel kelimanya, Kerumunan Terakhir, yang bercerita tentang kegagapan generasi muda dalam menghadapi perubahan zaman, utamanya yang disebabkan oleh kehadiran teknologi.[7]

Okky lahir pada 30 Oktober 1984 di Magetan, Jawa Timur, Indonesia. Ia lulus dari Jurusan Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada pada 2005 dengan Gelar Sarjana dalam bidang Ilmu Pengetahuan Politik. Ia memilih untuk menjadi pewarta dan penulis sejak kelulusannya. Pada 2012, ia mengambil jurusan sosiologi untuk gelar Master-nya dari Universitas Indonesia, dan lulus pada Juli 2014 dengan tesis berjudul Genealogi Novel-Novel Indonesia: Kapitalisme, Islam, dan Sastra Perlawanan.

Okky kemudian memperoleh beasiswa penuh dari Universitas Nasional Singapura (NUS) pada tahun 2019 untuk menempuh program doktor pada universitas tersebut. Okky sekarang sedang menyiapkan tesis doktoralnya tentang sensor budaya setelah era rezim Suharto.

Kehidupan pribadi

Okky menikah dengan Abdul Khalik, seorang jurnalis pada surat-surat kabar berbahasa Inggris di Indonesia (The Jakarta Post, 2003-2012, dan Jakarta Globe, 2012-sekarang).[8] Keduanya bertemu ketika keduanya menghadiri Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa melawan Korupsi (UNCAC) di Bali pada Januari 2008 sebelum mereka menikah pada Desember 2008. Dalam setiap novelnya, ia menjadikan suaminya sebagai pembaca pertamanya dan mitra dalam diskusi untuk gagasan pada novel-novelnya.

Buku

  1. Entrok (2010)
  2. 86 (2011)
  3. Maryam (2012)
  4. Pasung Jiwa (2013)
  5. Kerumunan Terakhir (2016)
  6. Yang Bertahan dan Binasa Perlahan (2017)
  7. Mata di Tanah Melus (2018)
  8. Mata dan Rahasia Pulau Gapi (2018)
  9. Mata dan Manusia Laut (2019)

Rujukan