Muhammad Idrus Kaimuddin
Pemulai artikel ini menambahkan: Halaman yang diusulkan untuk dihapus ini dipertentangkan. Orang yang menambahkan pengumuman ini merasa bahwa halaman ini tidak seharusnya diberi {{Hapus}}, dan meminta supaya halaman ini tidak buru-buru dihapus dulu selama masih diperbincangkan..
|
Artikel ini tidak memiliki referensi atau pranala luar ke sumber-sumber tepercaya yang dapat menyatakan kelayakan dari subyek yang dibahas.Artikel ini akan dihapus pada 8 Juni 2024 jika tidak diperbaiki. Untuk pemulai artikel ini, jika Anda mempertentangkan nominasi penghapusan ini, jangan menghapus peringatan ini. Silakan hubungi sang pengusul, hubungi seorang pengurus, atau pasang tag {{tunggu dulu}} |
Keakuratan artikel ini diragukan dan artikel ini perlu diperiksa ulang dengan mencantumkan referensi yang dapat dipertanggungjawabkan. |
Muhammad Idrus Kaimuddin Ibnu Badaruddin al-Buthuni adalah seorang ulama sufi sekaligus sultan ternama dari kesultanan Buton yang terletak di Sulawesi Tenggara. Muhammad Idrus lahir sekitar tahun 1784[1], ia diangkat sebagai Sultan pada tahun 1824, saat berusia sekitar 40 tahun.[2] Muhammad Idrus naik tahta setelah meninggalnya Sultan Muhammad Anharuddin, ayahnya. Sultan Anharuddin adalah Sultan Buton ke-28 dengan masa jabatan yang sangat singkat yaitu dari tahun 1822-1823 M.
Pendidikan
Pada masa mudanya, Muhammad Idrus berguru langsung kepada kakeknya, Sultan La Jampi (menjabat dari tahun 1763-1788 M). Sultan La Jampi juga digelari dengan sebutan Sultan Kaimuddin Tua. Tempat ia menimba pengetahuan agama, khususnya tasawuf, bersama kakeknya tersebut dikenal dengan nama zawiyah yang masih dapat dilihat masyarakat Buton sampai tahun 1974.[3] Selain berguru pada kakeknya, ia juga mempelajari tarekat Khalwatiyah Sammaniyah kepada Syekh Muhammad bin Syais Sunbul al-Makki. Dari gurunya yang berasal dari Mekah tersebut, Muhammad Idrus mendapat ijazah tarekat dan dikukuhkan sebagai mursyid tarekat Khalwatiyah Sammaniyah di Buton.[4]
Referensi
- ^ Faridi, Faridi; Fauziah, Gina; Rahman, Cep Mochamad Faqih Fatwa; Rohaniah, Eni (2023-12-31). "KARAKTERISTIK KITAB HADIS SABĪL AL-SALĀM LI BULŪGH AL-MARĀM KARYA SULTAN MUHAMMAD IDRUS BUTON SULAWESI TENGGARA". Jurnal Studi Hadis Nusantara. 5 (2): 168–183. ISSN 2721-219X.
- ^ Melamba, Basrin; Hafsah, Wa Ode Siti (2014-06-30). "Ijtihad Sultan Muhammad Idrus Kaimuddin Ibnu Badaruddin Al Buthuni: Akulturasi Islam dan Budaya Kesultanan Buton". el Harakah: Jurnal Budaya Islam (dalam bahasa Indonesian). 16 (1): 22–50. ISSN 2356-1734.
- ^ Hasyim, Arrazy (30 Juni 2015). "Kitab Hadiyat al-Baṣīr fī Ma'rifat al-Qadīr Sultan Muhammad 'Aydrus al-Butuni: Purifikasi Teologi Islam di Kesultanan Buton". Manuskripta. Volume 5 No 1: 59. doi:https://doi.org/10.33656/manuskripta.v5i1.36 Periksa nilai
|doi=
(bantuan). - ^ Rajab, Muhammad (2015). "Dakwah Islam Pada Masa Pemerintahan Sultan Buton Ke XXIX". Jurnal Diskursus Islam. Volume 3, Nomor 1: 55. doi:https://doi.org/10.24252/jdi.v3i1 Periksa nilai
|doi=
(bantuan).