Katarak
Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. |
Katarak adalah lensa mata yang menjadi keruh, sehingga cahaya tidak dapat menembusnya, bervariasi sesuai tingkatannya dari sedikit sampai keburaman total. Dalam perkembangannya, katarak yang terkait dengan usia penderita dapat menyebabkan pengerasan lensa, sehingga penderitanya mengalami penglihatan yang buram. Bahkan pada kondisi Katarak yang cukup parah, pendeita Katarak mengalami kebutaan (tidak melihat sama sekali karena lensa yang keruh).
Katarak | |
---|---|
Informasi umum | |
Spesialisasi | Oftalmologi |
Selain itu lensa yang bening menjadi coklat/putih secara bertahap dan keburaman lensa dapat mengurangi persepsi penglihatan warna biru. Katarak biasanya berlangsung perlahan-lahan menyebabkan kehilangan penglihatan dan berpotensi membutakan jika katarak terlalu tebal. Kondisi ini biasanya mempengaruhi kedua mata, tetapi hampir selalu satu mata dipengaruhi lebih awal dari yang lain.
Sebuah katarak senilis, yang terjadi pada penderita usia lanjut, pertama kali dimulai dengan keburaman dalam lensa, kemudian pembengkakan lensa dan penyusutan akhir dengan kehilangan transparasi seluruhnya. Selain itu, seiring waktu lapisan luar katarak akan mencair dan membentuk cairan putih susu, yang dapat menyebabkan peradangan berat jika pecah kapsul lensa dan terjadi kebocoran. Cairan dari dalam lensa mata dapat mengalir ke luar yaitu ke bilik mata depan atau selaput pelangi. Bila tidak dioperasi, katarak dapat menyebabkan glaukoma.
Penyebaran
suntingKatarak yang terjadi akibat usia lanjut bertanggung jawab atas 48% kebutaan yang terjadi di dunia, yang mewakili 18 juta jiwa, menurut WHO. Sekitar 216 juta jiwa dengan gangguan penglihatan sedang berat juga katarak menempati urutan ke dua sebesar 52,6 juta jiwa.[1] Kelayakan bedah katarak di beberapa negara belum memadai, sehingga katarak tetap menjadi penyebab utama kebutaan. Bahkan di mana ada layanan bedah yang tersedia, penglihatan yang rendah terkait dengan katarak masih dapat dijumpai, sebagai akibat dari lamanya menunggu untuk operasi dan hambatan untuk dioperasi, seperti biaya, kurangnya informasi dan masalah transportasi.
Di Amerika Serikat, katarak yang terjadi akibat usia lanjut dilaporkan mencapai 42% dari orang-orang antara usia 52 sampai 64, 60% dari orang-orang antara usia 65 dan 74, dan 91% dari mereka antara usia 75 dan 85 tahun.
Gejala
suntingPenderita katarak akan mengalami penglihatan yang buram, ketajaman penglihatan berkurang, penderita kerap berganti-ganti ukuran kacamata dalam waktu yang singkat, sensitivitas kontras juga hilang, sehingga kontur, warna bayangan dan visi kurang jelas karena cahaya tersebar oleh katarak ke mata. Tes sensitivitas kontras harus dilakukan dan jika kekurangan sensitivitas kontras terlihat makan dianjurkan untuk konsultasi dengan spesialis mata.
Di dunia berkembang, khususnya di kelompok berisiko tinggi seperti penderita diabetes, disarankan untuk mencari konsultasi medis jika 'halo' yang terjadi di sekitar lampu jalan di malam hari, terutama jika fenomena ini tampak hanya dengan satu mata.
Gejala-gejala katarak sangat mirip dengan gejala citrosis mata dan Kelainan Refraksi (seperti: Mata minus, silinder, dan rabun dekat)
Penyebab
suntingKatarak berkembang karena berbagai sebab, seperti kontak dalam waktu lama dengan cahaya ultra violet, radiasi, efek sekunder dari penyakit seperti diabetes dan hipertensi, usia lanjut, atau trauma (dapat terjadi lebih awal) dan biasanya akibat denaturasi dari protein lensa. Faktor-faktor genetik sering menjadi penyebab katarak kongenital dan sejarah keluarga yang positif juga mungkin berperan dalam predisposisi seseorang untuk katarak pada usia lebih dini, fenomena "antisipasi" dalam katarak pra-senilis.
Katarak juga dapat diakibatkan oleh cedera pada mata atau trauma fisik. Sebuah studi menunjukkan katarak berkembang di antara pilot-pilot pesawat komersial tiga kali lebih besar daripada orang-orang dengan pekerjaan selain pilot. Hal ini diduga disebabkan oleh radiasi berlebihan yang berasal dari luar angkasa. Katarak juga biasanya sering terjadi pada orang yang terkena radiasi inframerah, seperti para tukang (meniup) kaca yang menderita "sindrom Pengelupasan". Eksposur terhadap radiasi gelombang mikro juga dapat menyebabkan katarak. Kondisi atopik atau alergi yang juga dikenal untuk mempercepat perkembangan katarak, terutama pada anak-anak.
Katarak dapat terjadi hanya sebagian atau penuh seluruhnya, stasioner atau progresif, keras atau lembut.
Beberapa obat dapat menginduksi perkembangan katarak, seperti kortikosteron dan Seroquel.
Pengobatan
suntingPengobatan katarak dengan tujuan untuk memulihkan penglihatan adalah dengan cara mengeluarkan lensa yang mengalami kekeruhan, yaitu dengan tindakan operasi.
Ada berbagai teknik operasi, tetapi yang paling sering dilakukan oleh dokter spesialis mata adalah dengan teknik Fakoemulsifikasi, yaitu menggunakan mesin yang mengeluarkan getaran ultrasound untuk menghancurkan lensa yang keruh (emulsifikasi) sehingga bisa disedot dan dikeluarkan dari dalam mata melalui luka sayatan yang kecil, yaitu antara 2-3 milimeter. Setelah lensa yang keruh ini dikeluarkan, akan dimasukkan lensa intraokular ke dalam mata untuk menggantikan fungsi lensa agar memfokuskan cahaya ke retina untuk memulihkan penglihatan.
Pranala luar
sunting- (Indonesia) Permasalahan katarak
- ^ Flaxman, S.R. Cataract, Refractive Error, remain leading causes of Global Blindness. 2017. doi:10.1016/S2214-109X(17)30393-5. Dapat diunduh dari: https://www.healio.com/ophthalmology/cornea-external-disease/news/online/%7Bedfb1fd4-91b1-4656-b4de-d0296c59cee2%7D/cataract-refractive-error-remain-leading-causes-of-global-blindnessLancet Global Health.