Dik Doank
Raden Rizki Mulyawan Kartanegara Hayang Denada Kusuma atau yang lebih dikenal dengan Dik Doank (lahir 21 September 1968) adalah seorang aktor, aktivis, pembawa acara dan penyanyi Indonesia. Ia merupakan adik dari musikus jazz Indonesia, (alm) Beben Supendi Mulyana.[1]
Dik Doank | |
---|---|
Lahir | Raden Rizki Mulyawan Kartanegara Hayang Denda Kusuma 21 September 1968 Jakarta, Indonesia |
Nama lain | Dik Doank, Rizki Mulyawan |
Pekerjaan | |
Suami/istri | Myrna Yuanita (m. 1993)Khaerani (m. 2012) |
Anak | Pernikahan dengan Myrna Yuanita: 3 |
Kerabat | Beben Supendi Mulyana (kakak) Inna Kamarie (ipar) |
Karier musik | |
Genre | folk |
Instrumen |
|
Label |
|
Karier
Dik Doank suka menggambar dan mengarang komik sejak kecil. Hobi ini terus dikembangkannya dan saat berusia 15 tahun, Dik mulai mengarang lagu. Karyanya sering diikutkan dalam lomba meski belum pernah menang. Selepas SMA, Dik Doank mempertajam bakat seninya dengan belajar di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) jurusan Desain Grafis, spesialisasi bidang cover album dan poster. Hasil kerja keras Dik Doank dapat dinikmati di sampul kaset album milik Atiek CB, Chrisye, Broery Pesulima, Nike Ardilla, Ebiet G. Ade, Koes Plus dan AB Three.
Setelah sekian lama bergelut di bidang pembuatan cover album, akhirnya Dik Doank bisa menembus dapur rekaman pada tahun 1997. Single "Pulang" dari album pertama langsung melejitkan nama Dik Doank. Dik kemudian meluncurkan album "Jangan Takut" dengan single hits "Pak Posku" dan "Digoda Waria". Tahun 2004, Setelah absen kurang lebih 5 tahun, Dik mengeluarkan album ketiganya bertajuk “180 Derajat”. Lirik lagu di album “180 Derajat” ini masih tetap bertema sosial dengan kalimat-kalimat yang sedikit nakal yang memang menjadi ciri khas Dik Doank.
Meski telah mengeluarkan 3 album, namun Dik Doank lebih terkenal sebagai pembawa acara. Dik Doank pernah menjadi pembawa acara untuk acara siaran langsung piala dunia FIFA World Cup 2002 Korea-Jepang bersama Ucok Baba. Dikarenakan bakatnya membawakan acara bola, Dik Doank meraih piala Panasonic Awards sebanyak 5 kali dalam kategori pembawa acara bola terbaik. Dik Doank pun lalu keliling dunia setiap tahunnya. Selain itu, berkat membintangi sebuah produk minuman penambah energi, Dik Doank dapat bertemu dan membintangi iklan yang sama dengan pemain bola asal Italia, Alessandro Del Piero. Pada tahun 2007, Dik Doank secara rutin tampil di televisi memandu acara "Selamat Pagi" di Trans 7 bersama Desy Ratnasari. Pada tahun 2008 mengisi acara europhoria 2008 yang di siarankan oleh RCTI saat berlangsung Euro 2008 di Austria dan Swiss. Dik Doank pun pernah menjadi ambassador untuk produk shampoo dan sabun dari Unilever, Clear dan Lifebuoy.
Setelah jarang masuk televisi, ternyata Dik Doank memang memilih untuk lebih banyak memiliki aktivitas off-air. Dik Doank memiliki jadwal padat mengisi acara seperti talk show dan memberikan motivasi kepada anak kecil, remaja, orang tua, bahkan tokoh politik dan pemerintahan. Kepiawaian Dik Doank dalam berbicara dan berfilosofi sangat memberikan pengaruh. Dik Doank juga fokus kepada bisnis restaurant yang ia punya dan sekolah yang dia buat sendiri, Kandank Jurank Doank.
Kehidupan sosial
Dik Doank sangat perduli dengan kehidupan dan lingkungan sosial. Di tempat tinggalnya, di kawasan Jurangmangu, Ciputat, Tangerang, sebesar kurang lebih 4000m2 Dik mendirikan sekolah bagi anak-anak kurang mampu, yang sulit untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Sekolah bertema alam tersebut diberi nama "Kandank Jurank Doank". Sekolah ini berawal dari keprihatinan Dik terhadap keterpurukan nasib pendidikan sebagian anak-anak Indonesia. Dik juga perduli dengan lingkungan sekitarnya. Setiap minggu, Dik mengadakan diskusi dengan warga di lingkungan rumahnya, sebagai perwujudan kepedulian terhadap lingkungan.
Sejak tahun 2004, Dik Doank mendirikan "Yayasan Dik Doank". Yayasan ini menaungi sekolah yang memperkenalkan pendidikan dan mengembangkan bakat anak-anak. Melalui sekolah ini, Dik juga mencoba memberi bekal bermain sepak bola kepada anak-anak. Kandank Jurank Doank pun terus berkembang dan berkembang hingga memiliki 2000 murid, KJD juga pernah memecahkan record melukis kaos secara live terbanyak di tempat.
Dengan berkembangnya KJD, Dik Doank pun membuka berbagai macam kelas seperti kelas gambar, menari, biola, gitar, perkusi, vokal, kreativitas, teater, bahasa inggris dan bahasa mandarin secara gratis. Melihat potensi murid - muridnya, Dik mengambil anak yang sudah mahir dikelasnya lalu digabungkan dengan kelas lain dan dijadikan sebuah performance yang bisa dinikmati. Performance ini biasanya campuran dari anak tari, gitar, perkusi dan vokal beserta Dik Doanknya sendiri yang akhirnya membawakan performance berkualitas, edukatif dan teaterikal. Pertunjukan ini masih sering berlangsung di KJD. Hasil kerja keras Dik dan anak - anak pun akhirnya terbayar, mereka sekarang sudah bisa menghasilkan uangnya sendiri bahkan hingga berangkat keluar negeri.
Kehidupan pribadi
Ternyata Dik Doank adalah keturunan seorang darah biru, karenanya namanya begitu panjang yakni Raden Rizky Mulyawan Kartanegara Hayang Dendadi Kusuma. Dik memiliki 2 saudara lelaki, kakak pertamanya bernama Beben Supendi Mulyana atau lebih dikenal dengan Beben Jazz, yang juga seorang musisi jazz tanah air, sedangkan adik lelakinya bernama Didit. Dik pun menikah dengan Myrna Yuanita pada tahun 1993. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai 2 anak lelaki dan 1 anak perempuan, Ratta Billa Baggi, Geddi Jaddi Membummi, dan Putti Kayya Hatti Imanni.
Hobi
Dik Doank memiliki hobi mengkoleksi Vespa. Kecintaannya dengan Vespa sudah dimulai sejak Dik muda, Vespa ikonik Dik yang berwarna kuning pun masih disimpan di museum Dik Doank. Dik memiliki sekitar 5 koleksi motor antik yang ia gantungkan di museumnya, Dik lebih senang melihatnya terpajang dibandingkan digunakan. Hingga sekarang pun, Dik masih suka menggunakan 2 vespa kesayangannya yakni Piagio seri lama berwarna putih dan Piagio seri baru Italia berwarna merah. Selain memiliki hobi mengkoleksi vespa, Dik suka sekali dengan kacamata dan jam tangan. Koleksinya mungkin sudah tidak terhitung lagi, karena ini sudah menjadi hobi Dik sejak lama, uang pun sudah tidak dipikirkan lagi demi mendapatkan barang kesukaannya.
Selain mengkoleksi barang - barang, Dik juga ternyata salah satu atlet muda yang berbakat. Dik adalah seorang pemain badminton, futsal yang mahir dan merpati putih. Dik meraih juara 1 tingkat nasional berturut - turut sebagai seorang merpati putih. Dikarenakan hobinya terhadap dunia olahraga cukup besar, Dik memiliki lapangan bola, badminton dan basket di halaman rumahnya.
Diskografi
Album studio
- Pulang - 1997
- Jangan Takut - 1998
- 180 Derajad - 2004
Penampilan lainnya
- Nonton Bola - 2002 Bareng Cindy Cenora Kiki Boboho Theme Song FIFA World Cup 2002
Filmografi
Film
Tahun | Judul | Peran | Catatan |
---|---|---|---|
1997 | Kuldesak | Max Mollo | |
2000 | Pasir Berbisik | Pemberontak | |
2005 | Ariel & Raja Langit | ||
2008 | Ikhsan, Mama I Love You |
Televisi
Tahun | Judul | Peran | Catatan |
---|---|---|---|
2004 | Bidadari Season 3 | Ucok | Episode 13—17 dan 19 |
Referensi
- ^ "Dik Doank: Profil". KapanLagi.com. Diakses tanggal 2022-07-02.
Pranala luar
- (Indonesia) Profil di KapanLagi.com
- (Indonesia) Berita tentang Dik Doank di situs web RRI-online[pranala nonaktif permanen]