Alamagan

Revisi sejak 15 Juni 2024 22.54 oleh Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Alamagan adalah sebuah pulau di Kepulauan Mariana Utara yang terletak di Samudra Pasifik, 30 mil laut (56 km) utara Guguan, 250 mil laut (463 km) utara Saipan, dan 60 mil laut (111 km) selatan Pagan. Pulau ini tidak berpenghuni.

Alamagan
Nama lokal:
Alamagan
Foto dari US Geological Survey di Alamagan
Geografi
LokasiSamudra Pasifik
Koordinat17°36′2″N 145°50′0″E / 17.60056°N 145.83333°E / 17.60056; 145.83333
KepulauanKepulauan Mariana Utara
Luas12.96 km2[1]
Panjang4.8 km
Lebar4 km
Titik tertinggiPuncak Bandeera (744 m)
Pemerintahan
NegaraAmerika Serikat
PersemakmuranKepulauan Mariana Utara
Kependudukan
PendudukTidak berpenghuni (2010)
Peta

Sejarah

sunting

Alamagan pernah dihuni oleh Orang Chamorro, yang meninggalkan bukti arkeologis termasuk kolom batu (disebut batu latte) dan keramik.[2] Dari perspektif Eropa, Alamagan ditemukan pada tahun 1669 oleh misionaris Spanyol Diego Luis de San Vitores, yang menamakannya Concepción (Immaculate Conception dalam bahasa Spanyol). Kemungkinan besar pulau ini pernah dikunjungi pada tahun 1522 oleh pelaut Spanyol Gonzalo de Vigo, seorang pembelot dari ekspedisi Magellan pada tahun 1521 dan orang Eropa pertama yang terbuang dalam sejarah Pasifik.[3]

Menyusul penjualan Mariana Utara oleh Spanyol kepada Kekaisaran Jerman pada tahun 1899, Alamagan dikelola sebagai bagian dari Nugini Jerman. Pada masa ini, sebuah perusahaan swasta, Pagan Society, yang dimiliki oleh mitra Jerman dan Jepang, mengembangkan lebih banyak perkebunan kelapa. Namun, angin topan yang parah pada bulan September 1905, September 1907, dan Desember 1913 menghancurkan perkebunan dan membuat perusahaan bangkrut.[4]

 
Kerusakan di Alamagan setelah Topan Choi-wan

Pulau itu dihuni dan digunakan untuk produksi kopra, dengan pemukiman utama Song Song di selatan dan kamp Patida di barat laut. Namun, pada tahun 1962 populasinya menurun drastis sehingga sekolah dasar ditutup karena kekurangan siswa.[5] Karena aktivitas gunung berapi yang meningkat, penduduk pulau ini kemudian dievakuasi pada Desember 1998 karena dikhawatirkan terjadi letusan. Pada sensus tahun 2000, hanya enam orang yang tinggal di Alamagan. Pada bulan September 2009, Topan Choi-wan melewati Alamagan dan menghancurkan banyak pohon di pulau itu dan memaksa evakuasi penduduk yang tersisa ke Saipan.[6][7]

Geografi

sunting
 
Peta termasuk Alamagan (DMA, 1983)

Pulau Alamagan kira-kira berbentuk elips dengan panjang 4,8 kilometer (3,0 mi), lebar 4 km (2,5 mi), dan luas 13 km2 (5,0 sq mi).[8] Pulau ini merupakan pulau stratovolcano yang menjulang setinggi 4.000 meter (13.120 ft) dari dasar samudra hingga ketinggian 744 m (2.441 ft) di atas permukaan laut di Puncak Bandeera di tepi barat laut. Di puncak gunung berapi ini memiliki kaldera berdiameter 700–900 meter dan dalamnya sekitar 370 m (1.210 ft). Ada tiga kerucut yang lebih kecil di utara, barat laut dan selatan kawah utama. Gunung berapi ini tidak pernah meletus dalam sejarah, tetapi menurut penanggalan radiokarbon, letusan pernah terjadi pada tahun 540 M dan 870 M, dengan potensi kesalahan penanggalan sekitar 100 tahun. Letusan ini melibatkan aliran piroklastik dan memiliki level VEI sebesar 4. Setiap klaim sejarah letusan tidak akurat, meskipun letusan yang tidak pasti telah terjadi hingga tahun 1887.[9]

Pulau ini memiliki lereng yang sangat curam di sisi timurnya dan rawan longsor, sedangkan lereng barat memiliki ngarai yang dalam akibat erosi. Garis pantai didominasi oleh tebing curam hingga 100 m (330 ft) di pantai timur. Vegetasi di sisi barat pulau termasuk rumput pedang (Miscanthus floridulus). Sisi tenggara adalah lereng curam lava gundul. Pohon kelapa (Cocos nucifera), tumbuh di lereng. Ada lembah yang dalam dengan gua, dan ada mata air tawar di bagian utara pantai barat.

Area Burung Penting

sunting

Pulau ini telah diakui sebagai Area Burung Penting (IBA) oleh BirdLife International karena mendukung populasi megapoda Mikronesia, merpati tanah leher putih, Myzomela Mikronesia, Saipan reed warbler dan Jalak Mikronesia.[10]

Referensi

sunting
  • Russell E. Brainard et al.: Coral reef ecosystem monitoring report of the Mariana Archipelago: 2003–2007. (=PIFSC Special Publication, SP-12-01) NOAA Fisheries, Pacific Islands Fisheries Science Center 2012 (Kapitel Alamagan (englisch, PDF, 12,2 MB)).
  • Richard B. Moore, Frank A. Trusdell: Geologic map of Alamagan Volcano, northern Mariana Islands. United States Geological Survey 1993 (Download).

Pranala luar

sunting
  1. ^ "12 ALAMAGAN" (PDF). National Oceanic and Atmospheric Administration. hlm. 52. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 15 November 2020. Diakses tanggal 15 November 2020. 
  2. ^ Dirk HR Speenemann: Combining Curiosity with Political Skill: The Antiquarian Interests and Cultural Politics of Georg Fritz. In: Micronesian journal of the humanities and social sciences, 2006(5), S. 495–504, hier S. 498.
  3. ^ Coello, Francisco "Conflicto hispano-alemán" Boletín de Sociedad Geográfica de Madrid, t.XIX. 2º semestre 1885, Madrid, p.233,301.
  4. ^ Gerd Hardach: König Kopra. Die Marianen unter deutscher Herrschaft 1899–1914. Steiner, Stuttgart 1990, ISBN 3515057625, S. 23f, 32, 46.
  5. ^ Trust Territory Archives Photograph Collection photographs at the University of Hawaii Image Archive.
  6. ^ Ferdie de la Torre (September 19, 2009). "All residents of Alamagan, Agrihan facing evacuation". Saipan Tribune. Diarsipkan dari versi asli tanggal February 3, 2012. Diakses tanggal September 19, 2009. 
  7. ^ Staff Writer (September 18, 2009). "Sablan: Navy helping CNMI in typhoon recovery". Pacific Daily News. Diarsipkan dari versi asli tanggal September 19, 2009. Diakses tanggal September 19, 2009. 
  8. ^ Brainard, Coral reef ecosystem monitoring report Diarsipkan 2010-12-23 di Wayback Machine., S. 1
  9. ^ "Global Volcanism Program | Alamagan | Eruptive History". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-08-20. Diakses tanggal 2009-05-26. 
  10. ^ "Alamagan Island". BirdLife Data Zone. BirdLife International. 2021. Diakses tanggal 8 February 2021.