Muhammad Ma'ruf Mangunwiyoto

Muhammad Ma'ruf Mangunwiyoto (Ejaan: Mangunwiyata) atau dipanggil Kyai Ma'ruf Mangunwiyoto adalah seorang ulama tradisional yang berasal dari Kota Surakarta. Ia berperan penting dalam perjuangan perang kemerdekaan pada masa revolusi fisik tahun 1945-1949 di Surakarta. Ia mendapat mandat sebagai pemimpin barisan kiai Jawa tengah.

Muhammad Ma'ruf Mangunwiyoto.

Selain sebagai seorang pejuang, Ma'ruf Mangunwiyoto juga berperan sebagai salah satu pendiri Jam'iyyah Nahdlatul Ulama Surakarta. Eksistensi NU Surakarta sudah ketahui sejak tahun 1926 setelah adanya perwakilan delegasi dari Surakarta, yakni Kiai Siradj Panularan dan Kiai Mawardi Keprabon.

Bagi masyarakat Solo, Ma'ruf Mangunwiyoto dikenal sebagai ulama mursyid tarekat syadziliyah melalui petunjuk dari Nabi Muhammad SAW. Karya-karyanya diantaranya ialah KItab Nurul Jaliy, Nurul Kuhuf, dan Zadul Mustakhin.

Latar belakang keluarga

Ma'ruf Mangunwiyoto lahir dari keturunan tokoh ulama besar. Ayahnya bernama Abdul Mu'id. Selain itu, leluhur Ma'ruf Mangunwiyoto bernama Imam Rozi Tempursari, seorang panglima besar perang Diponegoro yang memiliki gelar Singo Manjat. Berkat jasa-jasa selama Perang Jawa (1825-1830), Pakubuwono VI memberikan tanah perdikan pada tahun 1837 Masehi di Desa Tempursari, Klaten. Di tempat tersebut dibangun pondok pesantren dan masjid. Sepeninggal Kiai Imam Rozi yang wafat pada tahun 1872 Masehi, kepengasuhan pondok diteruskan oleh Kiai Zaid, lalu Kiai M. Thohir, dan selanjutnya dilanjutkan oleh Kiai Abdul Mu'id yang merupakan ayah dari Ma'ruf Mangunwiyoto[1]

Kehidupan

 
Makam Ma'ruf Mangunwiyoto.
 
Makam Ma'ruf Mangunwiyoto.

Pendiri Pesantren Jenengan Surakarta

Mursyid Tarekat Syadziliyah

Muktamar Nahdlatul Ulama ke-

Perjuangan di masa perang kemerdekaan (1945-1949)

Pemimpin Barisan Kiai Jawa Tengah

Rujukan

  1. ^ "Biografi Kiai Imam Rozi (Singo Manjat) dan KH. Abdul Mu'id Tempursari Klaten – Pondok Pesantren Ath-Thohiriyyah Purwokerto". 2010-02-16. Diakses tanggal 2024-06-20.