Dugem (lakuran dari dunia gemerlap; bahasa Inggris: clubbing;[1] berhubungan dengan rave) adalah kegiatan mengunjungi dan berkumpul di kelab malam, diskotek atau festival musik. Kegiatan ini mencakup bersosialisasi, mendengarkan musik, berjoget, minum minuman keras dan adakalanya menggunakan obat-obatan terlarang. Kebanyakan orang pergi berdugem untuk mendengarkan musik keluaran terbaru pada tata suara yang lebih besar dan lebih canggih daripada yang mereka miliki di rumah, atau untuk bersosialisasi dan berkenalan dengan orang baru. Dugem dan pesta rave dalam sejarahnya mengacu pada pesta musik semalam suntuk yang dijalankan tanpa izin oleh kelompok akar-rumput dan anti-kemapanan, lazimnya menampilkan musik-musik elektrik, seperti tekno, house, trance dan drum and bass.[2]

Disjoki memandu kerumunan orang berjoget di Bali.

Dalam pandangan Islam, aktiviti dugem (dunia gemerlap) biasanya dianggap negatif dan tidak dianjurkan kerana beberapa sebab utama:

1. Persekitaran Tidak Islami: Tempat-tempat dugem seperti kelab malam sering kali dipenuhi dengan perkara-perkara yang bertentangan dengan ajaran Islam, seperti minuman beralkohol, pergaulan bebas, dan muzik yang tidak islami.

2. Pengaruh Negatif: Aktiviti dugem sering kali membawa kesan negatif pada moral dan perilaku seseorang. Misalnya, ia boleh memicu perilaku maksiat, melalaikan ibadah, dan menjauhkan diri dari nilai-nilai keagamaan.

3. Menjauhkan dari Ibadah: Dugem sering kali dilakukan pada waktu malam, yang boleh menyebabkan seseorang terlambat atau bahkan melewatkan solat Subuh, dan hal ini bertentangan dengan kewajiban seorang Muslim untuk menjaga waktu solat.

4. Pergaulan Bebas: Dugem sering dikaitkan dengan pergaulan bebas antara lelaki dan perempuan, yang boleh membawa kepada zina atau perbuatan dosa lainnya.

Para ulama biasanya menyarankan untuk menghindari aktiviti dugem dan lebih memilih kegiatan yang bermanfaat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun, setiap individu diharapkan untuk selalu merujuk kepada ajaran agama dan mencari nasihat dari ulama atau tokoh agama yang dipercayai untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.

Kesimpulannya, dugem adalah haram dan ditegah di sisi Agama Islam. Oleh itu, umat Islam disarankan untuk menjauhi aktiviti ini dan segera bertaubat kepada Allah SWT.

Catatan kaki

  1. ^ Andhi Kusmanjaya, 079916093 (2008-01-28). "FENOMENA DUGEM SEBAGAI SUB KULTUR DALAM PERSPEKTIF CULTURAL STUDIES". UNIVERSITAS AIRLANGGA. 
  2. ^ A “Rave” Review: Conceptual Interests and Analytical Shifts in Research on Rave Culture, Tammy L. Anderson and Philip R. Kavanaugh, University of Delaware, 2007, http://www.udel.edu/soc/tammya/EDM-Project/content/raveCulture/Publications/Sociological%20Compass%202007.doc