Gagak banggai

spesies burung
Revisi sejak 15 Oktober 2009 08.51 oleh Masrudin (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '{{Taxobox | name = Banggai Crow | status = CR | status_system = iucn3.1 | regnum = Animalia | phylum = Kordata | classis = Aves | ordo = Passeriformes | f...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Banggai Crow
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
C. unicolor
Nama binomial
Corvus unicolor
Sinonim

Corvus enca unicolor
Gazzola unicolor

Gagak Banggaiatau Corvus unicolor, adalah anggota dari gagak dari famili Banggai di Indonesia. Gagak ini terdaftar sebagai Spesies Kritis oleh IUCN dan pernah dianggap punah, namun akhirnya ditemukan kembali pada survei di Pulau Peleng pada 2007/2008.

Biasanya gagak ini diangap sebagai subspesies dari Corvus ence, namun bulunya yang hitam legam menyerupai gagak Piping secara keseluruhan. Banggai merupakan gagak yang berukuran sedang dengan panjang 39 cm dan benar-benar hitam dengan iris mata yang gelap dan ekor pendek.[1]

Selama lebih dari satu abad gagak Banggai hanya ditemukan dua spesies yang ada di sebuah pulau tidak dikenal di kepulauan Banggai antara 1884/1885. Kunjungan ke kepulauan ini pada 1991 dan 1996 tidak temukan lagi burung gagak Banggai, sehingga orang menganggap burung ini telah punah. Selama survei yang dilakukan antara 2007-2008 yang sebagian dibiyayai oleh Zoological Society for the Conservation of Species and Populations (Jerman), burung ini berulang kali terlihat di pulau Peleng.[2] Dan ornitologis Indonesia Muhammad Indrawan memfoto dua spesies banggai tersebut.[3] Total penduduk di pulau ini diperkirankan sekitar 500 orang, tinggal di hutan pegunungan pada ketinggian di atas 500 m.[2] Penurunan populasi gagak Banggai disebabkan karena hilangnya habitat dan degradasi seperti pertanian dan ekstrasi.

Burung ini tetap menjadi teka-teki untuk waktu yang lama. Terdaftar sebagai spesies rentan pada 1994 pada IUCN Red List, it was uplisted to Endangered in 2000. In 2006, it was further uplisted to Possibly Extinct. Fortunately this proved to be incorrect and the status was corrected to Critically Endangered in the 2007 Red List.[4]

Catatan kaki

  1. ^ Vaurie (1958), Madge & Burn (1994).
  2. ^ a b Association for the Conservation of Threatened Parrots
  3. ^ ZGAP Mitteilungen 23/2 (2008), pp. 13-14 (German)
  4. ^ See Collar et al. (2001), BirdLife International (2004, 2007a,b).

Referensi

Pranala luar

Templat:Gagak-stub