Kerajaan Selebar
Kerajaan Selebar adalah sebuah kerajaan kecil yang pernah berkuasa di wilayah Bengkulu.
Pendirian
Pendirian Kerajaan Selebar diperkirakan pada abad ke-12 Masehi.[1] Kerajaan Selebar didirikan sebagai pewaris sebuah kerajaan kecil bernama Kerajaan Jenggalu.[2]
Pada pertengahan abad ke-16 Masehi, wilayah Kerajaan Selebar di sekitar sungai Jenggalu mulai masuk dalam pengaruh kekuasaan Kesultanan Banten.[1]
Kerajaan Selebar termasuk salah satu kerajaan kecil di wilayah Bengkulu. Keberadaan Kerajaan Selebar masih ada hingga kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke Bengkulu.[3]
Wilayah kekuasaan
Ketika didirikan, wilayah kekuasaan Kerajaan Selebar mencakup bekas wilayah kekuasaan Kerajaan Jenggalu yang berpusat di sekitar Jenggalu. Lokasi wilayahnya berada di sebelah selatan Kerajaan Sungai Serut.[2]
Pemerintahan
Selebar adalah salah satu kerajaan berbentuk negara suku. Penyebutan Kerajaan Selebar ditemukan di dalam tambo. Wilayah kekuasaan Kerajaan Selebar meliputi wilayah Kecamatan Selebar.[4]
Kerajaan Selebar merupakan salah satu kesultanan yang pernah berkuasa di Pulau Sumatra.[5]
Kerajaan Selebar merupakan salah satu dari 15 kerajaan kecil di Bengkulu yang berada dalam pengaruh kekuasaan Kerajaan Majapahit hingga akhir abad ke-15.[1]
Sejak abad ke-16, wilayah Kerajaan Selebar berada dalam kekuasaan Kesultanan Banten. Penguasaan Kesultanan Banten atas wilayah Kerajaan Selebar untuk mengusai perkebunan lada di Bengkulu. Kesultanan Banten menguasai wilayah Bengkulu hanya berkaitan dengan hubungan perdagangan dan politik. Sementara bidang administrasi kemsayarakatan dan adat-istiadat tetap dipertahankan.
Pengaruh
Penyebaran Islam ke Bengkulu
Kerajaan Selebar menjadi salah satu jalur penyebaran Islam ke Bengkulu. Islam mulai menyebar di Bengkulu dari Banten setelah Kerajaan Selebar mulai menjalin hubungan persahabatan dengan Kesultanan Banten pada masa Sultan Hasanuddin. Penyebaran Islam berlangsung secara damai.[6] Da'i-da'i didatangkan dai Kesultanan Banten sebagai bentuk hubungan kerja sama antara Kerajaan Selebar dan Kesultanan Banten.[7]
Referensi
Catatan kaki
- ^ a b c Soeprapto (1989). 10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu. Pemerintah Daerah Tingkat I Bengkulu. hlm. 32.
- ^ a b Rohimin, dkk. 2017, hlm. 33.
- ^ Seno 2012, hlm. 16.
- ^ Seno 2012, hlm. 15.
- ^ Madjid, M. D., dkk. (2022). Darmadi, D., dkk., ed. Ensiklopedia Kesultanan di Nusantara (PDF). Jakarta Pusat: Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia. hlm. 6.
- ^ Rohimin, dkk. 2017, hlm. 15-16.
- ^ Japarudin (Agustus 2021). Fitria, Rini, ed. Islam dan Budaya Lokal dalam Tradisi Tabut (PDF). Bantul: Penerbit Samudra Biru. hlm. 51. ISBN 978-623-261-248-8.
Daftar pustaka
- Rohimin, dkk. (2017). Sirajuddin, ed. Masuk dan Berkembangnya Islam di Provinsi Bengkulu (PDF). Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan IAIN Bengkulu Press. ISBN 978-602-229-801-4.
- Seno (2012). "Perjuangan Rakyat dalam Mernpertahankan Kemerdekaan Indonesia di Provinsi Bengkulu (1945-1950)". Dalam Nur, Muhammad. Bunga Rampai Sejarah Bengkulu: Bengkulu dari Masa Kolonial hingga Era Otonomi Daerah (PDF). Padang: BPSNT Padang Press. hlm. 1–158. ISBN 978-602-8742-53-5.