Kerajaan Selebar

Kerajaan di Bengkulu
Revisi sejak 10 Juli 2024 10.03 oleh JumadilM (bicara | kontrib) (menghapus templat 'sedang ditulis' karena sulit dikembangkan)

Kerajaan Selebar adalah sebuah kerajaan kecil yang pernah berkuasa di wilayah Bengkulu.

Pendirian

Pendirian Kerajaan Selebar diperkirakan pada abad ke-12 Masehi.[1] Kerajaan Selebar didirikan sebagai pewaris sebuah kerajaan kecil bernama Kerajaan Jenggalu.[2]


Pada pertengahan abad ke-16 Masehi, wilayah Kerajaan Selebar di sekitar sungai Jenggalu mulai masuk dalam pengaruh kekuasaan Kesultanan Banten.[1]


Kerajaan Selebar termasuk salah satu kerajaan kecil di wilayah Bengkulu. Keberadaan Kerajaan Selebar masih ada hingga kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke Bengkulu.[3]

Wilayah kekuasaan

Ketika didirikan, wilayah kekuasaan Kerajaan Selebar mencakup bekas wilayah kekuasaan Kerajaan Jenggalu yang berpusat di sekitar Jenggalu. Lokasi wilayahnya berada di sebelah selatan Kerajaan Sungai Serut.[2]

Pemerintahan

Selebar adalah salah satu kerajaan berbentuk negara suku. Penyebutan Kerajaan Selebar ditemukan di dalam tambo. Wilayah kekuasaan Kerajaan Selebar meliputi wilayah Kecamatan Selebar.[4]

Kerajaan Selebar merupakan salah satu kesultanan yang pernah berkuasa di Pulau Sumatra.[5]

Kerajaan Selebar merupakan salah satu dari 15 kerajaan kecil di Bengkulu yang berada dalam pengaruh kekuasaan Kerajaan Majapahit hingga akhir abad ke-15.[1]

Sejak abad ke-16, wilayah Kerajaan Selebar berada dalam kekuasaan Kesultanan Banten. Penguasaan Kesultanan Banten atas wilayah Kerajaan Selebar untuk mengusai perkebunan lada di Bengkulu. Kesultanan Banten menguasai wilayah Bengkulu hanya berkaitan dengan hubungan perdagangan dan politik. Sementara bidang administrasi kemsayarakatan dan adat-istiadat tetap dipertahankan.

Pengaruh

Penyebaran Islam ke Bengkulu

Kerajaan Selebar menjadi salah satu jalur penyebaran Islam ke Bengkulu. Islam mulai menyebar di Bengkulu dari Banten setelah Kerajaan Selebar mulai menjalin hubungan persahabatan dengan Kesultanan Banten pada masa Sultan Hasanuddin. Penyebaran Islam berlangsung secara damai.[6] Da'i-da'i didatangkan dai Kesultanan Banten sebagai bentuk hubungan kerja sama antara Kerajaan Selebar dan Kesultanan Banten.[7]

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ a b c Soeprapto (1989). 10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu. Pemerintah Daerah Tingkat I Bengkulu. hlm. 32. 
  2. ^ a b Rohimin, dkk. 2017, hlm. 33.
  3. ^ Seno 2012, hlm. 16.
  4. ^ Seno 2012, hlm. 15.
  5. ^ Madjid, M. D., dkk. (2022). Darmadi, D., dkk., ed. Ensiklopedia Kesultanan di Nusantara (PDF). Jakarta Pusat: Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia. hlm. 6. 
  6. ^ Rohimin, dkk. 2017, hlm. 15-16.
  7. ^ Japarudin (Agustus 2021). Fitria, Rini, ed. Islam dan Budaya Lokal dalam Tradisi Tabut (PDF). Bantul: Penerbit Samudra Biru. hlm. 51. ISBN 978-623-261-248-8. 

Daftar pustaka