Pengurbanan hewan

ritual
Revisi sejak 11 Juli 2024 13.40 oleh Soufiyouns (bicara | kontrib) (+ {{Authority control}})
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Persembahan hewan adalah ritual agama dengan tujuan memuja atau membuat senang tuhan dan dewa-dewi yang disembah. Biasanya motif persembahan hewan dilakukan atas dasar keinginan untuk mendapat karunia, misal diturunkan hujan agar pertanian tumbuh subur.

Persembahan hewan di Yunani kuno

Tipe persembahan ini hampir ditemui di setiap tradisi dan kebudayaan kuno, misal dalam tradisi kuno Yahudi, Yunani, Romawi, dan beberapa wilayah lainnya.

Tradisi agama-agama Ibrahimi

sunting

Yahudi

sunting


Kristen

sunting
 
Matag ayam jantan di tangga masuk gereja biara (Alaverdi, Armenia, 2009)
 
Kurban kambing dalam rangka perayaan Natal di Isla de Margarita, Venezuela

Kekristenan sudah lama terang-terangan menentang segala bentuk kurban binatang, dan "kemungkinan mengamalkan pengurbanan binatang ... pada umumnya dinafikan karena dianggap tidak masuk akal dan memusuhi teologi Kristen".[1] Kebanyakan denominasi Kristen yakin bahwa kurban nyawa Yesus Kristus telah membatalkan amalan kurban binatang untuk selama-lamanya. Dasar utama keyakinan ini adalah pengajaran di dalam Surat kepada Orang Ibrani yang menyifatkan Yesus sebagai "Anak Domba Allah", yang dikiaskan semua amalan kurban purbakala.[2] Kebanyakan denominasi percaya bahwa kurban Ekaristi yang "tidak berdarah" atau Perjamuan Kudus adalah pengganti seluruh sistem kurban Perjanjian Lama.[1] Itulah sebabnya amalan kurban binatang jarang sekali dijumpai di dalam Kekristenan.

Meskipun Kekristenan menafikan kurban binatang, segelintir komunitas Kristen daerah pelosok mengurbankan binatang (yang selanjutnya diolah menjadi hidangan yang disantap bersama dalam acara jamuan makan) sebagai salah satu bentuk amal ibadah, khususnya pada perayaan Paskah. Binatang yang akan dikurbankan dituntun memasuki gereja, kemudian dituntun ke luar gereja dan disembelih. Beberapa desa di Yunani memelihara adat Kourbani, yakni mengurbankan binatang kepada orang-orang kudus Kristen Ortodoks. Kurban anak domba atau (kendati jarang) ayam jantan adalah amalan yang lazim di Gereja Armenia[3] dan Gereja Tawahido di Etiopia dan Eritrea. Amalan yang disebut Matag ini dipercaya berasal dari upacara pagan pra-Kristen. Selain itu, sebagian orang Maya yang memeluk semacam agama Katolik Rakyat di Meksiko dewasa ini masih mengurbankan binatang sekaligus mengerjakan amalan-amalan gereja. Kurban binatang adalah upacara keagamaan bangsa Maya pada masa lampau, prakedatangan bangsa Spanyol.[4]


Tradisi agama-agama Darma

sunting

Di Bali persembahan hewan juga dilakukan pada acara-acara adat untuk melakukan penyucian.[5] Hewan yang digunakan untuk upacara persembahan di Bali adalah ayam, sapi, bebek, dan babi.



Referensi

sunting
  1. ^ a b Kovaltchuk (2008), hlm. 163.
  2. ^ Kovaltchuk (2008), hlm. 162–63.
  3. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama google books
  4. ^ "Maya and Catholic Religious Syncretism at Chamula, Mexico". Vagabondjourney.com. 2011-11-26. Diakses tanggal 12 Februari 2014. 
  5. ^ (Inggris)In pictures: Bali cleansing ritual, BBC. Diakses 4 Maret 2011