Lenis Kogoya

Revisi sejak 15 Juli 2024 11.50 oleh Swa Bhuwana Paksa (bicara | kontrib) (Tidak ada kecabangan dalam kepangkatan tituler militer.)

Letkol (Tit.)[1] Dr. Lenis Kogoya S.Th.,M.Hum. (lahir 5 Juli 1977) adalah seorang Staf Khusus Presiden yang diangkat pada Juni 2015. Ia lahir di Pidewi, Papua. Lenis Kogoya dikenal sebagai ketua Lembaga Masyarakat Adat Papua. Latar belakang sebagai kepala suku membuatnya menjadi rujukan untuk setiap kondisi Papua. Ia kerap mengunjungi titik terpencil di Papua. Lenis menilai menjadi orang di lingkaran satu Presiden Jokowi sebagai sejarah baru. Ia sempat menegaskan hanya di pemerintahan Jokowi orang pedalaman bisa masuk Istana.[2] Perkenalannya dengan Joko Widodo yang saat itu menjabat menjadi Wali Kota Solo, dimulai saat Lenis menjadi mahasiswa di Semarang di tahun 2002-2006.[3] Lenis merupakan anak dari Lenggub Kogoya, seorang kepala suku Dani keturunan ke-4 di Pegunungan Tengah dengan gelar Panglima Perang yang dikenal dengan sebutan Gin Iyaglo.[4]

Lenis Kogoya
Lahir4 Juli 1977 (umur 47)
Pidewi, Papua
Nama lainLenis Kogoya
PekerjaanStaf Khusus Presiden
Orang tua
  • Lenggub Kogoya (bapak)

Ia benar-benar memanfaatkan posisi strategis itu untuk bersuara lantang tentang tanah kelahirannya. Ia pernah meminta penarikan pasukan TNI/Polri di Kabupaten Nduga pascapenyerangan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB). Pada konteks ini, Lenis seolah berani berhadap-hadapan dengan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto yang menolak keras usul tersebut.

Teranyar, Lenis bersuara soal kerusuhan di Manokwari, Papua Barat, dan beberapa wilayah lain akibat insiden terkait rasialisme di Surabaya dan Malang. Ia juga berperan mengajak Presiden Jokowi mengunjungi Papua. Dalam waktu dekat, Lenis bahkan menjanjikan kehadiran Jokowi di tengah masyarakat Papua untuk berdialog langsung.[1]

Referensi