Kerajaan Kajang
Kerajaan Kajang adalah sebuah kerajaan yang pernah didirikan di wilayah Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba. Pendirian Kerajaan diperkirakan pada tahun 1556 M. Pemerintahan di Kerajaan Kajang dikenal dengan sebutan Karaeng Tallua dan tercatat telah mengalami sedikitnya 19 pergantian raja.
Pendirian
Kerajaan Kajang diperkirakan didirikan pada tahun 1556 M.[1] Wilayah awal dari Kerajaan Kajang ialah Gallarrang Pantama, Gallarrang Lombok, Gallarrang Malleleng, Galllarrang Tambangan, dan Gallarrang Anjuru. Cakupan wilayahnya kini menjadi Desa Possi Tanah, Desa Tana Towa, Desa Tambangan dan Desa Lembanna. Setelah terjadi penggabungan antara Kerajaan Kajang dengan Kerajaan Lembang dan Kerajaan Laikang, wilayah Kerajaan Kajang mencakup Desa Pantama, Possi Tanah, Mattoanging, Lolisang, Tana Towa, Batunilamung, Malleleng, Pattiroang, Sapanang, Tambangan, Bontobiraeng, Bonto Baji, Sangkala, Lembanna, dan Desa Bontorannu.[2]
Pemerintahan
Pemerintahan di Kerajaan Kajang dikenal dengan sebutan Karaeng Tallua yang berarti Raja yang Tiga. Dalam Karaeng Tallua, terdapat tiga jabatan yakni Labbiriya (Yang Dimuliakan), Sullewatang (Pengganti Diri), dan Moncongbuloa (Yang Berwarna Hijau atau Anak Karaeng). Ketiga jabatan ini tidak memiliki fungsi yang terperinci. Jabatan Labbiriya hanya diberikan kepada Karaeng Kajang yang menjabat sebagai Kepala Desa Tana Towa di Kecamatan Kajang. Jabatan Sullewatang merupakan pengganti Karaeng Kajang dalam menghadiri acara yang diselenggarakan oleh Ammatoa. Posisi ini hanya diberikan kepada Lurah Tanah Jaya yang merupakan ibu kota Kecamatan Kajang. Sedangkan jabatan Moncongbuloa diberikan kepada anak laki-laki dari Karaeng Kajang. Jabatan ini diberikan kepada Kepala Desa Tambangan di Kecamatan Kajang.[3]
Pergantian raja di Kerajaan Kajang tercatat pada dua batu dakon yang terletak dalam kompleks makam di Jalan Poros Mattoanging Raoa, Kampung Tabbuakang, Desa Mattoanging, Kecamatan Kajang. Pada kedua batu dakon tersebut terdapat sebanyak 19 goresan yang menandakan jumlah pergantian raja di Kerajaan Kajang.[4]
Referensi
Catatan kaki
- ^ Sambu 2016, hlm. 93.
- ^ Sambu 2016, hlm. 96.
- ^ Wibowo, A. B., dan Faisal (2014). Setiadi dan Bangun, J., ed. Kepemimpinan Tradisional di Indonesia: Aceh Besar dan Kajang (PDF). Jakarta: Direktorat Sejarah Dan Nilai Budaya. hlm. 223–224. ISBN 978-602-1289-17-4.
- ^ Sambodo, Noorman (November 2019). Hadi, Dwi Winanto, ed. Profil Budaya dan Bahasa Kab. Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan (PDF). Jakarta: Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 27. ISBN 978-602-8449-21-2.
Daftar pustaka
- Sambu, Abdul Haris (2016). Sejarah Kajang (PDF). Yogyakarta: Yayasan Pemerhati Sejarah Sulawesi Selatan Indonesia.