Xbox

Revisi sejak 17 Juli 2024 08.41 oleh Beny94 (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Xbox adalah sebuah merek permainan video yang terdiri dari lima konsol permainan video rumahan, serta aplikasi (game), streaming layanan Xbox Cloud Gaming, dan layanan onlinenya seperti Xbox Network dan Xbox Game Pass. Merek ini diproduksi oleh Microsoft Gaming, sebuah divisi dari Microsoft.

Xbox
Jenis produkPermainan video
PemilikMicrosoft
NegaraMicrosoft Redmond Campus, Redmond, Washington, Amerika Serikat
Diluncurkan15 November 2001; 22 tahun lalu (2001-11-15)
PasarSeluruh dunia
Merek dagang terdaftar diSeluruh dunia
Situs webwww.xbox.com

Merek Xbox pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat pada bulan November 2001, dengan peluncuran Original Xbox, menggantikan Zune sebagai merek hiburan media digital Microsoft dari tahun 2012 hingga 2015.[1][2] Pada tahun 2022, Microsoft memperluas bisnis gamenya dan mengatur ulang Xbox menjadi bagian dari divisi Microsoft Gaming yang baru saja dibentuk. Dibawah naungan Microsoft Gaming, penerbit game pihak pertama Xbox adalah Xbox Game Studios, ZeniMax Media (Bathesda Softworks) dan Activision Blizzard (Activision, Blizzard Entertainment, dan King) yang memiliki banyak studio dan waralaba yang sukses.

Xbox Original (atau Xbox seri pertama) adalah konsol video game pertama yang ditawarkan oleh perusahaan Amerika setelah Atari Jaguar menghentikan penjualannya pada tahun 1996. Penjualan Xbox Original mencapai lebih dari 24 juta unit pada Mei 2006.[3] Konsol kedua Microsoft, Xbox 360 dirilis pada tahun 2005 dan telah terjual 86 juta unit hingga Oktober 2021. Konsol ketiga, Xbox One dirilis pada November 2013 dan telah terjual 58 juta unit.[4] Konsol Xbox keempat yaitu Xbox Series X dan Series S, dirilis pada November 2020. Pimpinan Xbox adalah Phil Spencer, yang menggantikan Marc Whitten pada akhir maret 2014.[5][6]

Sejarah

sunting

Ketika Sony Computer Entertainment pertama kali mengumumkan PlayStation 2 pada tahun 1999, Sony telah memposisikan konsol sebagai pusat hiburan rumah, karena tidak hanya dapat memainkan video game, tetapi juga dapat memutar CD audio dan DVD video. Microsoft, yang bisnis utamanya adalah bisnis komputer pribadi (PC) dengan Windows-nya, melihat PlayStation 2 sebagai ancaman bagi komputer pribadi.[7]

Empat insinyur Microsoft dari tim DirectX yaitu Kevin Bachus, Seamus Blackley, Ted Hase, dan pimpinan tim DirectX Otto Berkes mulai membayangkan seperti apa konsol dari Microsoft yang akan digunakan bersaing dengan PlayStation 2. Mereka mulai merancang sistem yang akan menggunakan perangkat keras yang sama dengan PC dan menjalankan Windows khusus serta DirectX sebagai sistem operasi di konsolnya.[8][7] Cara ini akan memudahkan pengembang di Windows untuk membuat game untuk sistem baru yang akan mereka bangun, yang membedakan adalah perangkat keras khusus yang ada di konsol tersebut.[9][10] Banyak nama yang disarankan untuk konsol ini pada awalnya, termasuk "Direct X Box",[11] dan "Windows Entertainment Project".[12] Tim pemasaran Microsoft melakukan survei konsumen terhadap nama tersebut, menggunakan nama “Xbox” dengan keyakinan bahwa nama ini paling tidak diminati, tetapi ternyata nama ini memiliki preferensi tertinggi dari pengujian mereka, akhirnya nama Xbox dipilih sebagai nama konsol.[13]

Meskipun penjualan Xbox Original rendah serta Microsoft mengalami kerugian finansial yang cukup besar untuk mendukungnya, namun kinerjanya cukup untuk meyakinkan perusahan untuk terus memproduksi lini Xbox tersebut. Sejak dirilis, sudah ada empat generasi Xbox, yang terbaru adalah unit Xbox Series X dan Series S. Xbox telah menjadi pesaing langsung merek Sony PlayStation, keduanya menawarkan sistem permainan berkinerja tinggi dengan spesifikasi yang kurang lebih sama.

Masa depan

sunting

Microsoft baru-baru ini berupaya untuk memanfaatkan merek "Xbox" di luar perangkat keras konsol tetapi sebagai merek video game umum, yang tercermin dalam penggantian nama Microsoft Studios menjadi Xbox Game Studios pada tahun 2019.[14][15] Phil Spencer mengatakan pada bulan Juni 2019 bahwa bagi Microsoft, "Bisnis ini bukan tentang seberapa banyak konsol yang Anda jual. Bisnis ini adalah tentang berapa banyak pemain yang memainkan game yang mereka beli, dan bagaimana cara mereka bermain." Para jurnalis menafsirkan pernyataan ini sebagai tanda bahwa Microsoft lebih fokus pada game, langganan, dan layanan untuk para pemain daripada pada penjualan perangkat keras konsol.[16][17] Kemudian bulan Februari 2020, Spencer mengatakan bahwa ke depannya, perusahaan tidak lagi melihat "perusahaan game tradisional" seperti Nintendo dan Sony sebagai pesaing utama mereka. Sebaliknya, mereka melihat perusahaan yang menawarkan layanan komputasi awan, seperti Amazon dan Google, sebagai pesaing utama mereka. Spencer menjelaskan bahwa Microsoft Azure adalah bagian utama dari rencana mereka ke depan, yang mendukung layanan streaming game, Xbox Cloud Gaming.[18] Ia juga menyebut game mobile sebagai area potensial, dan Microsoft sedang berusaha memposisikan diri dengan layanannya jika game mobile menjadi bentuk game yang lebih disukai. Spencer mengatakan, "Menurut saya ini bukan 'agnostik perangkat keras', melainkan 'di mana Anda ingin bermain'," untuk menjelaskan bagaimana Microsoft menyusun strategi merek Xbox untuk masa depan.[19]

Konsol

sunting
  • Xbox (generasi pertama)
 
Xbox dan pengontrol

Xbox original dirilis pada tanggal 15 November 2001 di Amerika Utara, 22 Februari 2002 di Jepang, dan 14 Maret 2002 di Australia dan Eropa. Ini adalah langkah pertama Microsoft memasuki pasar konsol game. Sebagai bagian dari konsol video game generasi keenam, Xbox bersaing dengan PlayStation 2 milik Sony, Dreamcast milik Sega (yang menghentikan penjualan di Amerika sebelum Xbox mulai dijual), dan GameCube milik Nintendo. Xbox dibangun dengan CPU Intel Pentium III 32-bit 733 MHz dan GPU NV2A berbasis Nvidia GeForce 3 233 MHz dengan memori 64 MB. Xbox adalah konsol pertama yang ditawarkan oleh perusahaan Amerika setelah Atari Jaguar menghentikan penjualannya pada tahun 1996. Nama Xbox diambil dari kependekan dari DirectX Box, sebuah referensi untuk API grafis Microsoft, DirectX.

Layanan Xbox Live diluncurkan pada bulan November 2002 yang memungkinkan pemain untuk bermain game secara online dengan koneksi broadband. Layanan ini pertama kali bersaing dengan layanan online Dreamcast, tetapi kemudian bersaing dengan layanan online PlayStation 2. Meskipun kedua layanan itu gratis, Xbox Live tetap membutuhkan langganan serta koneksi broadband, yang belum sepenuhnya diadopsi. Xbox Live sukses karena memiliki server yang lebih baik, fitur-fitur seperti daftar teman, dan judul-judul terkenal seperti Halo 2 (dirilis pada November 2004), yang menjadi video game Xbox terlaris dan sejauh ini dan merupakan game online terpopuler untuk sistem Xbox original.

  • Xbox 360 (generasi kedua)
 
kiri: Xbox 360 Elite, kanan: Xbox 360 S

Rilis: 22 November 2005 (AU) 2 Desember 2005 (Eropa) 10 Desember 2005 (Jepang)

  • Xbox One (generasi ketiga)
 
Xbox One dengan Kinect dan pengontrol yang didesain ulang

Rilis: 22 November 2013 (AU, AS, Eropa dan Australia) 4 September 2014 (Jepang) 29 September 2014 (China)

  • Xbox Series X dan Series S (generasi keempat)
 
Xbox Series X dengan pengontrol

Ini adalah konsol terbaru untuk Microsoft Xbox.

10 November 2020 (SD)

10 Juni 2021 (China)

Setiap konsol memiliki berbagai permainan. Sebagian besar game yang dirilis di Xbox asli kompatibel ke belakang dan dapat dimainkan langsung di penerusnya, Xbox 360. Kompatibilitas mundur dengan judul Xbox 360 ditambahkan ke Xbox One pada Juni 2015, meskipun judul yang memerlukan periferal Kinect atau USB tidak akan didukung.

Permainan yang menggunakan merek Xbox dan Xbox Live juga telah dirilis untuk perangkat Microsoft Windows, Windows Phone, Android, dan iOS. Permainan Xbox juga dapat dimainkan menggunakan layanan streaming Xbox Cloud Gaming.

Referensi

sunting
  1. ^ "Zune branding to be replaced with Xbox branded services". Neowin (dalam bahasa Inggris). 2023-10-23. Diakses tanggal 2023-10-23. 
  2. ^ "Xbox Music is now Groove, as Microsoft recycles and rebrands". Ars Technica (dalam bahasa Inggris). 2015-07-06. Diakses tanggal 2023-10-23. 
  3. ^ "Gamers Catch Their Breath as Xbox 360 and Xbox Live Reinvent Next-Generation Gaming". Microsoft. May 10, 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal June 21, 2008. Diakses tanggal March 30, 2009. 
  4. ^ "Xbox Series X/S Has Sold 21 Million Units, Xbox One at 58 Million, as Per Microsoft Brazil Presentation". GamingBolt. Diakses tanggal 1 July 2023. 
  5. ^ Gilbert, Ben (April 10, 2014). "Getting to know Microsoft's new Xbox lead, Phil Spencer". Engadget. Diarsipkan dari versi asli tanggal May 12, 2014. Diakses tanggal May 9, 2014. 
  6. ^ "Satya Nadella email to employees on tuning our organization". Microsoft. March 31, 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal March 31, 2014. Diakses tanggal April 6, 2014. 
  7. ^ a b "The making of the Xbox: How Microsoft unleashed a video game revolution (part 1)". VentureBeat. November 14, 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal June 1, 2019. Diakses tanggal June 1, 2019. 
  8. ^ Dudley, Brier (May 25, 2011). "Last of Xbox Dream Team, Otto Berkes Is Moving On". The Seattle Times. hlm. A12. 
  9. ^ "The History of the Xbox | Digital Trends". Diarsipkan dari versi asli tanggal June 6, 2019. Diakses tanggal May 31, 2019. 
  10. ^ "The Life and Death of the Original Xbox - IGN". November 23, 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal May 15, 2019. Diakses tanggal June 1, 2019. 
  11. ^ Dudley, Brier (May 24, 2011). "Exclusive: Microsoft loses last Xbox founder, mobile PC visionary". The Seattle Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal May 26, 2011. Diakses tanggal May 25, 2011. 
  12. ^ "The Xbox could have been named 11-X, original WEP and DirectX Box codenames revealed - the Verge". July 5, 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal June 5, 2019. Diakses tanggal June 5, 2019. 
  13. ^ Alexander, Leigh (August 14, 2009). "Interview: Former Microsoft Exec Fries Talks Xbox's Genesis". Gamasutra. UBM TechWeb. Diarsipkan dari versi asli tanggal June 6, 2011. Diakses tanggal May 25, 2011. Direct X-Box, of course, was truncated to "Xbox," -- and "marketing hated the name", says Fries. "They went off and created this whole, long list of better names for the machine." In focus testing, the marketing team left the name "Xbox" on that long list simply as a control, to demonstrate to everyone why it was a horrible name for a console. "Of course, "Xbox" outscored, in focus testing, everything they came up with. They had to admit it was going to be the Xbox." 
  14. ^ Frank, Allegra (February 5, 2019). "Microsoft Studios is now Xbox Game Studios". Polygon. Diarsipkan dari versi asli tanggal February 6, 2019. Diakses tanggal February 5, 2019. 
  15. ^ Chalk, Andy (February 5, 2019). "Xbox Game Studios rebranding signals big changes for Microsoft's focus on gaming". PC Gamer. Diarsipkan dari versi asli tanggal February 7, 2019. Diakses tanggal February 5, 2019. 
  16. ^ Webster, Andrew (June 11, 2019). "Xbox Boss Phil Spencer On The Future Of Gaming: 'The Business Isn't How Many Consoles You Sell'". The Verge. Diarsipkan dari versi asli tanggal March 4, 2020. Diakses tanggal February 20, 2020. 
  17. ^ McCafferty, Ryan (June 19, 2019). "Phil Spencer: Xbox Focus Is on Software and Services, Not Console Sales". IGN. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 4, 2020. Diakses tanggal February 20, 2020. 
  18. ^ Warren, Tom (February 5, 2020). "Microsoft's Xbox boss says Amazon and Google are "the main competitors going forward"". The Verge. Diarsipkan dari versi asli tanggal February 13, 2020. Diakses tanggal February 20, 2020. 
  19. ^ D'anastasio, Cecilia (June 8, 2020). "The Future of Xbox Isn't Just a Console". Wired. Diarsipkan dari versi asli tanggal June 9, 2020. Diakses tanggal June 11, 2020. 

Pranala luar

sunting