Teori Psiko Dinamika

Revisi sejak 24 Juli 2024 19.27 oleh Scarzmouche (bicara | kontrib) (Fitur saranan gambar: 1 gambar ditambahkan.)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Teori Psikodinamika [1] adalah teori atau hakikat yang berusaha menunjukkan perkembangan kepribadian. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya. Pelopor psikodinamika yang paling terkenal adalah Sigmund Freud. Sigmund Freud (1856-1939) adalah seorang dokter berkebangsaan Vienna, yang mengkhususkan diri mempelajari gangguan kejiwaan, terutama gangguan jiwa neurotik atau gangguan jiwa dimana penderita akan memperlihatkan gejala kecemasan yang berlebihan, mudah lelah, insomnia, depresi, kelumpuhan dan hal lain yang berkaitan dengan konflik dan tekanan jiwa. Teori Freud dikenal denganTeori Psikoanalitis, yaitu teori mengenai kepribadian, abnormalitas, dan perawatan penderita.

Sigmund Freud, pojok kiri depan (1909).

Gagasan utama dari teori psikodinamika adalah bahwa diri manusia itu dimotivasi dan digerakkan oleh alam bawah sadar. Salah satu contohnya adalah bahwa kepribadian dan beberapa gejala psikologis seseorang merupakan hasil dari pengalaman masa kanak-kanaknya. Dia mengamati bahwa pasiennya menunjukkan gejala psikologis tanpa dasar biologis. Namun demikian, pasien ini tidak dapat menghentikan gejala mereka meskipun mereka telah berusaha secara sadar. Freud beralasan bahwa jika gejala tidak dapat dicegah dengan kemauan sadar, mereka harus muncul dari alam bawah sadar. Oleh karena itu, gejala yang timbul akibat ketidaksadaran akan berlawanan dengan keinginan sadar, suatu interaksi yang ia sebut "psikodinamika".[2]

Referensi

sunting
  1. ^ Freud, S. (1900). The Interpretation of Dreams. Standard Edition, 4-5. London: Hogarth Press, 1953
  2. ^ "Teori Psikodinamik: Pendekatan dan Pendukung". Teori Psikodinamik: Pendekatan dan Pendukung. 2019-04-22. Diakses tanggal 2022-10-25.