Pas Band

Revisi sejak 26 Juli 2024 01.09 oleh 36.89.158.170 (bicara) (Kesalahan nama yang band dan formasi personil yang salah oleh penulis sebelumnya.)

Pas Band adalah kelompok musik rock dari Bandung, Indonesia yang dibentuk pada 1 April 1991.

D'Paspor Band
AsalBandung, Indonesia
Genre
Tahun aktif1991–sekarang
Label
Situs webwww.pasband.info
Anggota

Sejarah

Pada awalnya Pas band dengan beranggotakan 4 orang dengan format, Yukie pada vocal, Bengbeng pada gitar, Trisno pada bass dan Richard Mutter pada drum. Mereka semua kuliah di kampus Unpad, awal karir Pas Band sendiri dimulai dari acara acara di kampus hingga panggung pensi sekolah sejak 1991.

Industri musik 90an mengharuskan musisi atau band terikat kontrak dengan label-label major apabila ingin merekam karya karya mereka dalam bentuk album dan masuk industri musik, tapi Pas Band mendobrak sistem tersebut merekam dan mengedarkan album mereka sendiri secara DIY (atau do-it-yourself) atau dalam istilah selanjutnya publik menyebutnya dengan sebutan independent label atau indie.

Keputusan untuk merekam dan mengedarkan album sendiri bukan tanpa alasan, pasalnya mereka sudah menawarkan demo album ke semua label major tapi tidak ada satupun yang tembus. Lalu mereka melihat tren band yang memproduksi album sendiri ini sudah biasa dilakukan di Eropa dan Amerika, dibantu oleh Samuel Marudut yang merupakan teman dari Richard Mutter yang juga berprofesi sebagai music director di GMR Radio, Pas Band mulai merekam materi-materi lagu mereka, dengan bermodalkan alat seadanya di radio tersebut.

GMR Radio merupakan stasiun radio rock pertama di Indonesia yang kerap memutar demo demo rekaman band band rock amatir asal Bandung, Jakarta dan sekitarnya. Samuel Marudut memfasilitasi proses rekaman album ini pada September dan Oktober 1993 yang kemudian dirilis di bawah label Sap Music Management milik Samuel dan didistribusikan oleh Nova records/Cv Tropic.

Berkat GMR Radio, Pas Band mulai dikenal oleh publik Bandung karena sering memutar lagu-lagu Pas dari album mini mereka FOR THROUGH THE SAP. Di luar dugaan album ini berisi empat lagu terjual 4.700 dari 5.000 rekaman yang diproduksi. Pencapaian ini bahkan membuat album itu direkam ulang di studio Triple M (Jakarta).

Pas punya filosofi sendiri mengenai arti For Through yaitu empat orang yang menembus barikade perang, dan Pas membutikan bahwa mereka berhasil menembus barikade tersebut dengan masuk indsutri musik lewat album yang mereka produksi sendiri. Keberhasilan Pas menjual album mini tersebut secara independen itu juga terdengar oleh Aquarius Musikindo. Aquarius berminat mendistribusikan album mereka secara nasional, maka dikontraklah Pas di album selanjutnya. Kesuksesan album For Through The Sap membuat album ini masuk di urutan ke-9 dari 150 album terbaik di Indonesia versi majalah Rolling Stones Indonesia.

Mulai album pertama In (No) Sensation (1995) hingga sekarang, mereka digandeng oleh Aquarius Musikindo. Label ini membebaskan mereka untuk berkarya. Meskipun tidak bisa merangkul semua orang lewat musiknya yang tidak biasa, tetapi mereka mulai membangun basis massa yang setia dengan jalur yang mereka pilih.

 
Richard Mutter, Raden Mas Julius Aryo Verdijantoro, & Robin Malau dalam salah 1 pertemuan di program acara Musikator yang digagas oleh Robin Malau.

Album pertama ini diikuti oleh album-album mereka berikutnya, yaitu indieVduality (1997), Psycho I.D (1998). Pada album ketiga, Richard mengundurkan diri & posisinya digantikan oleh Sandy (ex U'Camp).[1] Dengan formasi tanpa Richard, mereka merilis album keempat yang berjudul Ketika (2001), tetapi Sandy belum dapat bermain pada rekaman album ini karena masih terikat kontrak dengan label lain. Sandy yang sekarang ini menjadi penyiar di I Radio 89.6 FM bergabung di album ke 5 Pas 2.0 (2003), & album keenam Stairway to Seventh (2004). 2 tahun kemudian, Pas Band meluncurkan album kompilasi the best berisi 3 lagu barunya Permata Yang Hilang, Romeo & Juliet, & Gladiator & 9 lagu hits lamanya. 2 tahun seakan menjadi waktu yang tepat untuk mengumpulkan materi untuk album terbarunya, & akhirnya Pas Band mengumumkan akan menelurkan album ketujuhnya pada 20 Maret 2008, berjudul Romantic...Lies...and Bleeding. Hits terbarunya berjudul "Aku" yang bercerita tentang pengakuan seorang lelaki bajingan, telah malang melintang diputar di radio-radio & Internet.

1993–95: 4 Through the Sap

Pada awal tahun 1993 berkisar 2 tahun sesudah Pas Band didirikan, mereka berencana untuk masuk mayor label lewat jalur rekaman amatir atau anak muda masa kini menyebutnya Independent Label. Trisnoize, Beng-beng & Yukie telah merancang 4 buah lagu untuk direkam dalam bentuk mini tape (kaset). 4 Buah lagu tersebut adalah: Gangster of Love, Old Fashioned Sickness, Here Forever & Dogma. Tujuannya agar lagu-lagu mereka dapat dipromosikan secara maksimal, Tadinya mereka kurang yakin akan hasil rekaman yang mereka rekam pada bulan Oktober 1993 s/d November 1993 silam. Namun, setelah diputar berkali-kali rupanya malah mendapat respon positif yang cukup lumayan oleh pendengar. Hingga pada akhirnya mereka mendapat sokongan dana dari stasiun radio pada masa itu yakni 104.4 FM GMR Radio untuk menjual album tersebut secara luas. Baru berjalan 3 Bulan pasca diedarkan, album tersebut sukses terjual lewat pendistribusian yang dibiayai oleh Samuel Marudut. Sedangkan Samuel Marudut sendiri adalah kawan sekaligus Ceo 104.4 FM GMR Radio yang telah wafat karena alasan yang tidak jelas (ada yang mengatakan karena mengalami kecelakaan lalu lintas, namun ada pula yang mengatakan karena bunuh diri) sebelum band yang menjadi asuhannya tersebut masuk dapur rekaman mayor label. Sebagai dedikasi terhadapnya, maka Pas Band menggarap sebuah lagu untuk dirinya yang berjudul "Red Light Shooter", kelak dikemudian hari lagu tersebut akan masuk tracklist dalam album pertama In (No) Sensation.

1995–97: In (No) Sensation

Pasca meninggalnya Samuel Marudut pada tahu 1994, Pas Band harus berjuang sendiri mengais rezeki di kumuhnya ibu kota. Untungnya berbekal kaset demo yang mereka rekam dengan lagu-lagu mereka sendiri, Pas Band sibuk mencari label-label rekaman untuk mengajukan tawaran agar bisa membuat album secara mayor label. Berkali-kali kaset demo mereka ditawarkan ke berbagai macam merek label rekaman di Jakarta, Sayang tak ada satupun yang mau mengontrak mereka dengan alasan dalih anti_lagu berbahasa inggris yang sedang merebak. Keberuntungan pun mulai berpihak semenjak salah satu label ternama membeli album mini "4 Through The Sap" & menjualnya kembali dengan pendistribusian secara nasional. Kesuksesan akhirnya datang menghampiri setelah mereka berhasil mendapatkan label yang mau mengontrak dengan nilai kontrak yang cukup. Setelah masuk ke mayor label, mereka mulai menjalani sesi rekaman & take vocal di Jakarta selama 6 Bulan. & pada pertengahan tahun 1995 dirilislah album debut bertajuk "In (No) Sensation" yang angka penjualannya meroket 100.000 Copy hanya dalam waktu seminggu.

Dan dimasa itulah mereka mulai menggarap video clip promosi untuk pertamakalinya dengan mengambil salah 1 single dari 12 lagu yang terdapat di dalam album "In (No) Sensation". Lagu yang berjudul "Impresi" dipilih sebagai single & video clip promosi mereka. Dalam penggarapannya, video clip ini direkam oleh kru Cerahati yang diketuai oleh sang drummer, Richard Mutter. Sayangnya video clip tersebut di cekal oleh salah 1 stasiun televisi yang tidak suka dengan adegan-adegan tak lazim, walaupun begitu mereka tetap sukses dengan menggondol omzet penjualan hingga 400.000 Copy & honor konser di atas Rp.10.000.000,-.

Suksesnya lagi mereka mendapat penghargaan sebagai Grup Musik terbaik oleh Aquarius Musikindo selaku pengedar album-album Pas Band yang sampai saat ini masih bersedia.

1997–98: Indie Vduality

Tahun 1997 merupakan tahun kedua mereka bernaung dibawa bendera Aquarius Musikindo, pada tahun itu mereka kembali merilis album yang berjudul "indieVduality". Dengan bermodalkan alat musik dan seperangkat soundsystem baru, mereka bermain musik dengan sungguh-sungguh serta lebih dewasa. Dalam album ini mereka mulai agak nakal dengan lagu yang lirik-liriknya terkesan pedas. Dengan mengandalkan single "Anak Kali Sekarang", lagu ini merupakan single promosi sekaligus video clip yang mereka edarkan guna memperbanyak pemasukan & royalti dari hasil penjualan album tersebut. Sayangnya, seperti pada album sebelumnya mereka juga harus kembali menarik peredaran video clip "Anak Kali Sekarang" karena masalah biaya cash back dari stasiun televisi yang menayangkannya. Bahkan beberapa fans menyebutkan bahwa itu hanya dalih untuk membenarkan bahwa video clip ini telah dicekal oleh LPP TVRI yang pada masa itu dikendalikan Pemerintah Orde Baru.

1998–99: Psycho I.D & keluarnya Richard

Waktu terus bergulir & Pas Band mulai kembali merilis album pada tahun bersejarah, di mana pada masa itu Rezim Orde Baru runtuh & memulai berdirinya Rezim Reformasi. Judul Psycho I.D dipilih sebagai judul album ke 3 mereka. Lagu yang berjudul "Bocah" dijagokan sebagai hits atau single pada waktu itu. Sejak saat itu Pas Band mulai bebas melebarkan sayapnya tinggi-tinggi setelah dahulu pernah dicekal & dikecam lantaran aksi panggungnya yang terlalu ugal-ugalan. Biar pun telah kembali bebas berkarya tanpa adanya sensor, tetapi di album inilah merupakan akhir karier bagi Richard. Karena dirinya menyatakan telah bosan setelah 7 Tahun bergabung dengan Pas Band & sering mendapat teror dari pihak yang tak dikenalnya. Selepas kepergian Richard, Pas Band memutuskan untuk vakum selama 2 tahun dengan menjadi dosen & guru.

2001–02: Masuknya Sandy Andarusman & Ketika

2 Tahun vakum tak menjadikan semangat bermusik mereka luntur seketika, pada tahun 2001 mereka beberapa kali merilis album keempat dengan judul Ketika. Menariknya di dalam proses rekaman album ini mereka menyewa 2 additional drummer, Single dari album ini adalah "Terlalu Yakin, Mungkin" & "Kesepian Kita" yang dinyanyikan bersama penyanyi pendatang baru, Tere. Setahun kemudian lagu "Kesepian Kita" dijadikan soundtrack resmi film Ada Apa Dengan Cinta. Baru pada tahun ini Sandy Andarusman yang dulunya adalah drummernya U'Camp telah ditetapkan sebagai pengganti Richard Mutter.

Pada tahun yang sama, Pas Band diundang ke Korea Selatan guna memeriahakn acara Korean Music Festival yang diselenggarakan di kota Busan, Korea Selatan.

2003–04: Pas 2.0 & kontroversi lagu "Yesterday"

Pada bulan Maret 2003 mereka kembali merilis album kelima yang berjudul Pas 2.0 dengan hits single "Malam Tetaplah Malam", "Tak Pernah Ada", "Yesterday" & "Jengah". Ada sebuah kontroversi di mana lagu yang berjudul "Yesterday" sempat diaransemen dengan gaya musik Punk oleh Pas Band & orang yang berani mengaransemen lagu tersebut adala Trisnoize, Sang Bassist. Anehnya, lagu ini agak berhasil mendongkrak popularitas band tersebut karena merekalah satu-satunya band Indonesia yang berani menyanyikan lagu keramat itu. Sebenarnya lagu ini adalah lagu ciptaan The Beatles yang dinyanyikan oleh Paul McCartney.

2004–07: Stairway to 7th &The Beast of Pas

Masuk pada tahun 2004, Pas Band lebih mengutamakan melayani parpol-parpol yang sedang kampanye dalam melaksanakan pemilihan umum. Maka dari itu mereka sengaja mengundur jadwal peluncuran album keenam mereka yang bertitel Stairway to 7th' tadinya mereka ingin meluncurkan album tersebut pada awal bulan Mei 2004, sayangnya karena masih sibuk tour album dan menjadi bintang tamu kampanye pemilihan umum, maka album ini baru diluncurkan pada November 2004. Album ini banyak digarap dengan bantuan musisi-musisi papan atas & penyanyi-penyanyi populer kala itu, seperti Reza Artamevia & Bunga Citra Lestari.

Bahkan penyanyi orkestra bertehnik Valcetto, Christopher Abimanyu sempat menyumbang suaranya di lagu "Bayangan" yang merupakan lagu milik band pertamanya Sandy yakni U'Camp.

Pada tahun 2006, Pas Band mulai jenuh mengeluarkan lagi lagu baru lantaran sepinya omzet penjualan sehingga mereka hanya merekam 3 lagu saja. Kemudian album yang dijanjikan itu bertajuk The Beast Of Pas, album ini adalah album kompilasi yang direkam sejak tahun 1995 sampai tahun 2004. Dengan single yang cukup menghentak yakni "Gladiator", mereka mencoba kembali meraih chart & mendapat respon yang positif dari pendengar setianya.

Setelah meluncurkan album kompilasi, mereka kembali meluncurkan album dengan lagu-lagu barunya' di album ini Pas Band memang tidak sesukses dahulu. Karena album ini adalah album paling tidak laku dalam sejarah penjualan album Pas Band, terlebih album ini tidak meraup omzet yang besar. Pada kenyataannya album ketujuh Romantic Lies & Bleeding hanya terjual 10.000,- copy saja dalam waktu 1 tahun. Lebih ironinya lagi Pas Band diterpa isu ketidak harmonisan personel-personelnya, sehingga di media-media cetak banyak yang memberitakan bahwa album ini akan menjadi album terakhir mantan Grup musik indie label tersebut.

Namun, Yukie membantah pernyataan media itu dengan wawancara eksklusif di salah 1 televisi swasta dia bilang "Kami hanya hiatus sampai waktunya tiba", "Karena kami semua masih punya urusan masing-masing saya sekarang jadi Dosen, Beng-beng sekarang jadi PNS, Trisno jadi guru les bahasa jerman & Sandy masih menjadi penyiar radio" kata Yukie.

Dengan pernyataan itu pihak pers akhirnya dituduh melemahkan Grup Musik Rock Indonesia, karena dianggap melecehkan nama baik orang lain tanpa bukti-bukti otentik. Hal semacam itu juga dialami grup-grup musik sealiran atau lain aliran yang pada dasarnya ingin menggusur musik Rock dari Indonesia.

Pada tahun 2007, Richard Mutter yang sudah diajak melakukan reuni dengan Pas Band beberapa kali memutuskan kembali ke Pas Band, & menemani Sandy diposisi drum, orang yang pernah mengisi kekosongan Richard pada tahun 2001.

2007–2011: Romantic Lies & Bleeding & indi

Saat sedang marak-maraknya grup band di Indonesia pada saat itu, banyak girl band dan boy band yang muncul dari berbagi daerah. Grup band dengan nama D'Paspor ini turut bersaing menyumbangkan suara di dunia musik Indonesia. Nama band ini terlahir dari sebuah tiket penerbangan luar negeri (paspor). Grup band ini dulu memiliki nama lama yaitu Pas Band yang kemudian pada tahun 2007 dilahirkan kembali menjadi D Paspor. Namun resmi menjadi grup band pada tahun 2008 hingga kini.

Sebelum aktif di atas panggung, grup band ini sudah ada sejak 1991 dengan aliran musik rock dan kemudian diganti dengan dengan aliran musik indi yang tenarnya saat ini. Setelah resmi dengan nama D Paspor band (D'P@S'4), grup ini kemudian memulai meniti karir dengan biaya modal patungan dari semua personil grup. Di grup band ini berkumpul anak-anak muda yang memiliki semangat membara dan selalu bersabar, mencoba dan mencoba lagi. Selalu latihan bersama hingga perlahan-lahan lagu-lagunya sempat populer dan didengarkan banyak orang. Kini grup band ini telah lama hilang dan tak muncul lagi di layar panggung sejak 2011. Alasannya karena beberapa personil sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Nama personil grup band ini yaitu Lina sebagai vocal yang Lahir 1993 dari Karawang. Irfan sebagai vocal berasal dari Karawang lahir 1989. Jaja sebagai drummer lahir di Karawang pada tahun 1991. M. Hakiem lahir di Karawang pada tahun 1986. Arief memegang bass lahir tahun 1991 di Karawang. Mawan memegang gitar lahir di Karawang pada tahun 1992.

Pada awalnya personil ini adalah sekumpulan teman nongkrog yang selalu akrab dan main bareng. Kemudian setelah lama bersama band ini mulai untuk rekaman dan menyanyikan lagu dengan judul Rinduku. Lagu Rinduku dari D'Paspor band ini sempat menjadi pemenang di sebuah radio, dan kasetnya banyak yang laris di pasaran. Lagu-lagunya sempat tenar dan disukai masyarakat.

2019–2020: Reborn

Pada tahun 2019 grup band ini sempat dilahirkan kembali oleh sekumpulan seseorang setelah vakum sejak 2011. Namun, upaya tersebut hanya bertahan hingga tahun 2020 karena kesulitan dalam menyelaraskan gaya musik mereka yang sangat berbeda dari aslinya.

2022–sekarang: New look

Pada tahun 2022 grup band ini resmi kembali ke tangan Lina, Erwin dan Arief hingga saat ini. Tetapi mereka tidak sepopuler dahulu.

Anggota band

Mantan Anggota

Anggota

Diskografi

Album Studio
Album Kompilasi

Referensi

  1. ^ Biografi Pas Band, diakses 2 Oktober 2007

Pranala luar