Saleh Suaidy

ulama Indonesia yang dikenal sebagai pengusul Kementerian Agama
Revisi sejak 29 Juli 2024 08.46 oleh Rahmatdenas (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'K.H. M. '''Saleh Suaidy''' bin Madjo Nan Tinggi (1913-1976) adalah seorang ulama Indonesia yang dikenal sebagai tokoh pengusul Kementerian Agama. Ia juga dikenal sebagai perjuang kemerdekaan yang setelah kemerdekaan aktif di politik melalui Partai Masyumi.<ref name=":0">Muhammad Rasuly Suaidy [ed], dkk. (2018). ''Memerdekakan Islam: Jejak Perjuangan H.M. Saleh Suaidy Ulama Perint...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

K.H. M. Saleh Suaidy bin Madjo Nan Tinggi (1913-1976) adalah seorang ulama Indonesia yang dikenal sebagai tokoh pengusul Kementerian Agama. Ia juga dikenal sebagai perjuang kemerdekaan yang setelah kemerdekaan aktif di politik melalui Partai Masyumi.[1] Ia aktif menulis soal agama di majalah Islam Kiblat. Pada akhir hayatnya, ia aktif sebagau pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta.

Lahir di Nagari Andaleh, Agam pada 1 Agustus 1913, Saleh Suaidy menyelesaikan pendidikan dasarnya di Kutaraja. Saat berusia 16 tahun, ia sempat magang menjadi juru tulis di Kontrolir Kutaraja. Sejak 1930, ia pindah ke Surabaya untuk melanjutkan pendidikannya di Sekolah Al-Irsyad. Begitu tamat, ia bekerja sebagai guru. Ia merupakan guru kepala Madrasah Al-Islaah (1934-1943) dan Madrasah Al-Irsjad di Purwokerto (1943-1947) [2]

Karier jurnalistiknya dimulai saat menjadi pemimpin umum majalah Al-'Islaah pada 1934 (kelak berganti nama menjadi Perbaikan sejak 1943) [3]. Sebelum itu, ia sempat menjadi koresponden dan agen surat-surat kabar di Surabaya (1930-1933). Dunia jurnalistik mengantarnya terjun dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia misalnya pernah tergabung dalam Komiti Petisi Soetardjo di Bangkalan (1934). Pada masa revolusi fisik, ia dipercaya menjadi Wakil Ketua Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID) Bayumas (1945-1947) dan Sekretaris Jenderal Front Kemerdekaan Nasional (1948) di Yogyakarta.[2]

Saleh Suaidy bersama K.H. Abudardiri, M. Sukoso dan M. Sukoso Wirjosaputro dikenal sebagai pengusul Kementerian Agama. Mereka mengusulkan pembentukan kementerian ini kepada Badan Pekerja (BP) Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) pada tanggal 11 November 1946. Kutipan pandangan Saleh Suaidy: "Supaya dalam Negeri Indonesia yang sudah merdeka ini, janganlah hendaknya urusan Agama hanya disambilkan kepada Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan saja, tetapi hendaklah Kementerian Agama yang khusus dan tersendiri". Usulan ini disetujui BP-KNIP dan akhirnya disetujui oleh Presiden Soekarno dengan mengangkat H.M. Rasjidi sebagai Menteri Agama RI pertama.[1][4][5]

Sejak 1948, Saleh Suaidy diangkat menjadi pegawai Kementerian Agama. Salah satu tugas awalnya yakni memimpin rombongan misi haji pertama mendampingi Mohammad Adnan menembus blokade Belanda.[6] Misi ini mampu menggalang dukungan negara-negara Arab dan dunia Islam terhadap perjuangan Indonesia mempertahankan kemerdekaan.[7] Kembali ke Indonesia, ia dipercaya menjabat Kepala Bagian Penyiaran Jawatan Penerangan.[8]

Sebagai ulama, fokus Saleh Suaidy adalah soal hukum Islam. Dalam Kongres Muslimin Indonesia di Yogyakarta pada 22-29 Desember 1949, ia hadir mengusulkan perlunya majelis fatwa bagi umat Islam yang berwenang memberi fatwa tentang hukum Islam untuk jadi pedoman bagi masyarakat dan pemerintah. Ia aktif menulis soal hukum Islam baik mengenai ibadah maupun muamalah di majalah Islam Kiblat yang terbit sejak 1953. Pada masa Orde Baru, ia dipercaya menjadi Sekretaris Panitia Penggunaan Uang Zakat yang diketuai oleh Idham Chalid yang dalam perkembangannya melahirkan Badan Amil Zakat Nasional.[9][10]

Saleh Suaidy meninggal dunia di Jakarta pada 27 Agustus 1976 dan jenazahnya dimakamkan di TPU Tanah Kusir. Menteri Agama Mukti Ali menyebut bahwa berdirinya Kementerian Agama antara lain adalah jasa dari Saleh Suaidy.[11]

  1. ^ a b Muhammad Rasuly Suaidy [ed], dkk. (2018). Memerdekakan Islam: Jejak Perjuangan H.M. Saleh Suaidy Ulama Perintis Kemerdekaan Indonesia. Jakarta: Prakarsa Media Visindo.
  2. ^ a b https://www.google.co.id/books/edition/Biographie_wartawan_Indonesia/teQ7AAAAMAAJ
  3. ^ https://www.google.co.id/books/edition/Daftar_harian_majalah_seluruh_Indonesia/1wAoAAAAMAAJ
  4. ^ https://kemenag.go.id/artikel/sejarah
  5. ^ Ikhlas beramal. Departemen Agama. 2004. 
  6. ^ Majalah haji. Direktorat Jenderal Bimas Islam dan Urusan Haji, Departemen Agama R.I. 1980. 
  7. ^ https://kemenag.go.id/kolom/haji-dan-diplomasi-penguatan-moderasi-beragama-untuk-dunia-C2Dzc
  8. ^ Sjaraʻ, Indonesia Madjelis Pertimbangan Kesehatan dan (1956). Soal bedah-majat. Djambatan. 
  9. ^ Nasar, M. Fuad (2018). CAPITA SELECTA ZAKAT: Esei-Esei Zakat Aksi Kolektif Melawan Kemiskinan. Gre Publishing. ISBN 978-602-7677-40-1. 
  10. ^ Tempo. Badan Usaha Jaya Press Jajasan Jaya Raya. 1980. 
  11. ^ "Napak Tilas Hari Amal Bakti Kementerian Agama". UIN IB Padang. 2024-01-05. Diakses tanggal 2024-07-29.