Keresidenan Jambi

wilayah administratif di Hindia Belanda
Revisi sejak 10 Agustus 2024 11.00 oleh JumadilM (bicara | kontrib) (merapikan isi artikel)

Keresidenan Jambi didirikan setelah berakhirnya Kesultanan Jambi akibat penguassan wilayah oleh Belanda yang disertai dengan kematian Sultan Jambi terakhir yaitu Thaha Syaifuddin pada tanggal 27 April 1904. Wilayah bekas Kesultanan Jambi diubah menjadi Keresidenan Jambi dan menjadi bagian dari Hindia Belanda. Pemerintahan pertama di Keresidenan Jambi diatur oleh Residen Jambi yaitu O.L Helfrich yang diangkat berdasarkan Keputusan Gubernur Jenderal Belanda Nomor 20 tanggal 4 Mei 1906. Helfrich dilantik pada tanggal 2 Juli 1906.[1]

Residen Jambi, Raden Inu Kertapati bersama pejabat Belanda
Peta Karesidenan Djambi berbahasa Melayu, 1909

Residen Jambi

Adapun nama Residen Jambi mulai dari masa Hindia Belanda hingga masa setelah kemerdekaan Indonesia adalah sebagai berikut:[2]

Masa Penjajahan Belanda
No. Nama Residen Dari Sampai
1. O.L. Helfrich 1906 1908
2. A.J.N. Engelenberg 1908 1910
3. Th. A.L. Heyting 1910 1913
4. AL. Kamerling 1913 1915
5. H.E.C. Quast 1915 1918
6. H.L.C Petri 1918 1923
7. C. Poortman 1923 1925
8. G.J. Van Dongen 1925 1927
9. H.E.K Ezerman 1927 1928
10. J.R.F Verschoor Van Niesse 1928 1931
11. W.S. Teinbuch 1931 1933
12. Ph. J. Van der Meulen 1933 1936
13. M.J. Ruyschaver 1936 1940
14. Reuvers 1940 1942
Masa Kemerdekaan Indonesia
No. Nama Dari Sampai
15. Sagaf Jahja 1945 1945
16. R. Inu Kertapati 1945 1950
17. Bachsan 1950 1953
18. Hoesin Puang Limbaro 1953 1954
19. R. Sudono 1954 1955
20. Djamin Datuk Bagindo 1955 1957


Lihat Juga

Referensi

Pranala luar