Yeni Afri adalah seorang supir angkutan kota yang menghilang dalam peristiwa reformasi 1998, tepatnya 26 April 1997. Sebelumnya ia sudah aktif mendukung PDI dan mendukung Megawati Sukarnoputri sebagai calon alternatif pengganti Soeharto. Tiga hari menjelang Pemilu, ketika Yani berkampanye, dia ditangkap dengan tuduhan membuat huru-hara. Ia terakhir kali berpamitan untuk ikut berkampanye dengan menggunakan sepeda motor.[1]

Pencarian

Usaha pencarian dilakukan oleh ibu dan istrinya, termasuk menanyakan keberadaannya ke kantor polisi dan Kodim. Pihak Kodim TNI menyatakan ia sudah dibebaskan, namun kenyataannya tidak pernah kembali ke rumah. Mereka juga berusaha mengadukan kepada Lembaga Bantuan Hukum dan aktivis HAM, Munir, namun juga tanpa hasil.[1]

Dampak

Penculikan Yani Afri menimbulkan trauma bagi keluarganya. Istrinya Tinah selalu berpesan kepada anak-anaknya agar tidak bermain terlalu jauh dari rumah agar tidak ikut diulik. Setelah menghilangnya Yani, Tinah memutuskan pindah ke Tangerang dan bekerja serabutan, termasuk berjualan baju dari kapal di Tanjung Priuk, Jakarta Utara.[2]

Kehidupan personal

Ia menikah dengan Tinah dan memilik tiga orang anak. Salah satu anaknya, Hardingga, dan ibunya, Tuti Koto, hingga kini aktif memperjuangkan nasib orang-orang yang hilang dalam peristiwa reformasi 98.[1]

  1. ^ a b c Detik-Detik Sopir Angkot Yani Afri Diculik Pada 1997, Awalnya Pamit Ingin Kampanye PDI. dari situs kompas
  2. ^ Trauma Keluarga Yani Afri, Supir Angkot yang Diculik Sejak 1997 dan Tak Pernah Kembali. dari situs kompas