Megatsunami adalah tsunami yang mencapai ketinggian lebih dari 100 meter. Selain beberapa tsunami besar di Alaska yang mencapai tinggi 520 meter, megatsunami terakhir yang melanda wilayah berpenduduk diduga terjadi sekitar 4000 tahun yang lalu. Menurut para ahli geologi, megatsunami biasanya disebabkan oleh tanah longsor yang sangat besar, seperti runtuhnya sebuah pulau, ke laut atau samudra, letusan gunung berapi seperti contohnya letusan Gunung Krakatau, atau tumbukan sebuah meteor besar.

Diagram proses terjadinya Megatsunami Teluk Lituya 1958

Megatsunami dapat naik hingga berkilo-kilo meter, dengan kecepatan 890 kilometer per jam, dan dapat menerjang daratan hingga sejauh 100 km.

Di tengah lautan dalam, megatsunami hampir tidak dapat dirasakan. Permukaan laut hanya naik vertikal sekitar satu meter, dengan wilayah yang sangat luas, hingga ratusan kilometer. Saat tsunami mencapai laut dangkal, gelombangnya hanya terlihat sekitar 30 cm. Namun, ketika mencapai daratan, gelombang tsunami meninggi secara drastis.

Tsunami di Banda Aceh hampir dapat dikategorikan megatsunami karena jumlah korban jiwa yang sangat besar (200.000 orang) dan mencapai negara-negara tetangga seperti: Malaysia, Thailand, India, Sri Lanka dan Bangladesh.

Gempa bumi bawah laut umumnya tidak menghasilkan tsunami yang sedemikian besar, kecuali jika gempa ini juga menghasilkan longsor bawah laut.

Peristiwa Megatsunami

1674: Megatsunami Ambon, Indonesia

Pada tanggal 17 Februari 1674, antara pukul 19:30 hingga 20:00 waktu setempat, terjadi gempa bumi yang melanda Kepulauan Maluku. Pulau Ambon mempunyai ketinggian run-up sebesar 100 meter (328 kaki), sehingga gelombang tersebut terlalu besar untuk disebabkan oleh gempa itu sendiri. Sebaliknya, hal tersebut mungkin disebabkan oleh tanah longsor bawah air yang dipicu oleh gempa bumi. Peristiwa ini menewaskan lebih dari 2.000 jiwa.

1741: Megatsunami Oshima, Jepang

Letusan Matsumae Oshima terjadi yang berlangsung dari 18 Agustus 1741 hingga 1 Mei 1742. Pada tanggal 29 Agustus 1741, terjadi tsunami dahsyat. Bencana ini menewaskan sedikitnya 1.467 orang di sepanjang 120 kilometer (75 mil) pantai, tidak termasuk penduduk asli yang kematiannya tidak dicatat. Ketinggian gelombang di Gankakezawa diperkirakan mencapai 34 meter (112 kaki) berdasarkan sejarah lisan, sedangkan perkiraan 13 meter (43 kaki) diperoleh dari catatan tertulis. Di Pulau Sado, yang berjarak lebih dari 350 kilometer (217 mil; 189 nmi), ketinggian gelombang 2 hingga 5 meter (6 kaki hingga 16 kaki) telah diperkirakan berdasarkan deskripsi kerusakan, sementara catatan lisan menunjukkan bahwa ketinggian 8 meter (26 kaki). Ketinggian gelombang diperkirakan mencapai 3 hingga 4 meter (9,8 hingga 13,1 kaki) bahkan hingga Semenanjung Korea.

1792: Megatsunami Unzen, Jepang

Tsunami setinggi 100 meter, disebabkan oleh letusan vulkanik Gunung Unzen, Kyushu, Jepang dan menyebabkan tanah longsor bawah laut, dan memicu tsunami besar. Hal ini didahului oleh serangkaian gempa bumi yang datang dari gunung tersebut, yang dimulai menjelang akhir tahun 1791. Ketinggian gelombang tsunami mencapai 100 meter (330 kaki), namun ketika menghantam sisi lain Teluk Ariake, tingginya hanya 10 hingga 20 meter. (33 hingga 66 kaki), meskipun satu lokasi menerima gelombang setinggi 57 meter (187 kaki) karena topografi dasar laut. Menurut perkiraan, 10.000 orang tewas akibat tsunami, dan 5.000 lainnya tewas akibat tanah longsor. Peristiwa ini merupakan bencana vulkanik paling mematikan dalam sejarah Jepang.

1958: Megatsunami Teluk Lituya, Alaska

 
Kerusakan akibat Megatsunami Teluk Lituya, Alaska

Sebuah gempa bumi berkekuatan 7.8 Mw menyebabkan tanah longsor besar dan menimbulkan tsunami setinggi 524 meter (1.719 kaki) di teluk Lituya, Alaska, Amerika Serikat. Salah satu tsunami tertinggi dalam sejarah manusia. Namun hanya lima orang tewas akibat peristiwa ini.

1963: Megatsunami bendungan Vajont, Italia

Longsor diatas bendungan Vajont menyebabkan tsunami setinggi 250 meter dan membunuh sekitar 2.000 orang.

1980: Megatsunami Gunung St. Helens, Washington

Letusan Gunung St. Helens 1980 di Washington, Amerika Serikat, menyebabkan longsor besar, lalu menyebabkan Tsunami setinggi 260 meter.

Megatsunami prasejarah

  • 65 juta tahun yang lalu. Saat tumbukan meteorit yang membentuk kawah Chicxulub, menyebabkan tsunami setinggi 6 kilometer. Cukup tinggi untuk menenggelamkan pulau seperti Madagascar. Tsunami tertinggi dalam sejarah, dan juga dijuluki "Ibu dari semua Tsunami".
  • 35 juta tahun yang lalu. Tumbukan meteorit di teluk Chesepeake, mungkin menyebabkan megatsunami yang berulang- ulang.

Selain itu megatsunami tertinggi juga terjadi di sekitar British Columbia, gunung Etna di Sisilia, di laut Norwegia, di kepulauan Réunion di sebelah timur Madagascar, dan di kepulauan Hawaii.

Potensi ancaman megatsunami

  • Tenggelamnya suatu pulau yang terkena imbas tsunami
  • Korban jiwa yang sangat besar
  • Kerugian harta benda yang besar
  • Punahnya kehidupan

Bacaan lebih lanjut

  • BBC 2 TV; 2000. Transcript "Mega-tsunami; Wave of Destruction", Horizon. First screened 21.30 hrs, Thursday, 12 October 2000.
  • Carracedo, J.C. (1994). "The Canary Islands: an example of structural control on the growth of large oceanic-island volcanoes". J. Volcanol. Geotherm Res. 60 (3–4): 225–241. Bibcode:1994JVGR...60..225C. doi:10.1016/0377-0273(94)90053-1. 
  • Carracedo, J.C. (1996). "A simple model for the genesis of large gravitational landslide hazards in the Canary Islands". Dalam McGuire, W; Jones; Neuberg, J.P. Volcano Instability on the Earth and Other Planets. Special Publication. 110. London: Geological Society. hlm. 125–135. 
  • Carracedo, J.C. (1999). "Growth, Structure, Instability and Collapse of Canarian Volcanoes and Comparisons with Hawaiian Volcanoes". J. Volcanol. Geotherm. Res. 94: 1–19. Bibcode:1999JVGR...94....1C. doi:10.1016/S0377-0273(99)00095-5. 
  • Day, S.J.; Carracedo, J.C.; Guillou, H.; Gravestock, P. (1999). "Recent structural evolution of the Cumbre Vieja volcano, La Palma, Canary Islands: volcanic rift zone re-configuration as a precursor to flank instability" (PDF). J. Volcanol. Geotherm. Res. 94: 135–167. Bibcode:1999JVGR...94..135D. doi:10.1016/S0377-0273(99)00101-8. 
  • Moore, J.G. (1964). "Giant Submarine Landslides on the Hawaiian Ridge". US Geologic Survey: D95–8. Professional Paper 501-D. 
  • Pararas-Carayannis, G. (2002). "Evaluation of the Threat of Mega Tsumami Generation from Postulated Massive Slope Failure of Island Stratovolcanoes on La Palma, Canary Islands, and on The Island of Hawaii, George". Science of Tsunami Hazards. 20 (5): 251–277. 
  • Pinter, N.; Ishman, S.E. (2008). "Impacts, mega-tsunami, and other extraordinary claims" (PDF). GSA Today. 18 (1): 37–38. doi:10.1130/GSAT01801GW.1. 
  • Rihm, R; Krastel, S. & CD109 Shipboard Scientific Party; 1998. Volcanoes and landslides in the Canaries. National Environment Research Council News. Summer, 16–17.
  • Siebert, L. (1984). "Large volcanic debris avalanches: characteristics of source areas, deposits and associated eruptions". J. Volcanol. Geotherm Res. 22 (3–4): 163–197. Bibcode:1984JVGR...22..163S. doi:10.1016/0377-0273(84)90002-7. 
  • Vallely, G.A. (2005). "Volcanic edifice instability and tsunami generation: Montaña Teide, Tenerife, Canary Islands (Spain)". Journal of the Open University Geological Society. 26 (1): 53–64. 
  • Voight, B.; Janda, R.; Glicken, H.; Douglas, P.M. (1983). "Nature and mechanics of the Mount St Helens rockslide-avalanche of 18 May 190". Géotechnique. 33 (10): 243–273. doi:10.1680/geot.1983.33.3.243. 
  • Ward, S.N.; Day, S. (2001). "Cumbre Vieja Volcano — Potential collapse and tsunami at La Palma, Canary Islands" (PDF). Geophysical Research Letters. 28 (17): 3397–3400. Bibcode:2001GeoRL..28.3397W. doi:10.1029/2001GL013110. 
  • Sandom, J.G., 2010, The Wave — A John Decker Thriller, Cornucopia Press, 2010. A thriller in which a megatsunami is intentionally created when a terrorist detonates a nuclear bomb on La Palma in the Canary Islands.
  • Bonelli Rubio, J.M., 1950. Contribucion al estudio de la erupcion del Nambroque o San Juan. Madrid: Inst. Geografico y Catastral, 25 pp.
  • Ortiz, J.R., Bonelli Rubio, J.M., 1951. La erupción del Nambroque (junio-agosto de 1949). Madrid: Talleres del Instituto Geográfico y Catastral, 100 p., 1h. pleg.;23 cm

Pranala luar