The Ritz-Carlton Hotel Company
The Ritz-Carlton Hotel Company adalah perusahaan penyantunan yang mengelola jaringan hotel dan sanggraloka mewah dengan merek The Ritz-Carlton. Didirikan pada tahun 1983, perusahaan ini diakuisisi secara penuh oleh Marriott International pada tahun 1998 dan saat ini merupakan salah satu pondasi perusahaan tersebut dalam usaha perhotelan mewah, bersama dengan JW Marriott.[2]
Anak perusahaan | |
Industri | Penyantunan |
Didirikan | 1983 |
Pendiri | William B. Johnson |
Kantor pusat | Bethesda, Maryland, Amerika Serikat |
Cabang | 119 (2023)[1] |
Wilayah operasi | Seluruh dunia |
Tokoh kunci | Herve Humler (Presiden dan COO) |
Induk | Marriott International |
Situs web | www |
Hingga tahun 2023, terdapat 119 hotel dengan jumlah kamar 31.179 yang bermerek The Ritz-Carlton.[1]
Sejarah
Meskipun perusahaan The Ritz-Carlton masa kini baru dimulai pada tahun 1983, sejarah merek The Ritz-Carlton dapat ditelusuri hingga awal abad ke-20.
César Ritz, seorang pengusaha hotel asal Swiss, dikenal sebagai "raja pengusaha hotel dan pengusaha hotel untuk raja". Dia mendirikan Hôtel Ritz Paris pada tahun 1898 dan The Ritz Hotel, London pada tahun 1906, dua hotel bersejarah yang bahkan hingga zaman sekarang masih dianggap sebagai hotel termewah di dunia. Selain itu, Ritz dipercaya untuk mengelola Carlton Hotel, sebuah hotel mewah di London yang lahannya saat ini ditempati oleh gedung Kedutaan Besar Selandia Baru di Britania Raya. Antara tahun 1905 dan pecahnya Perang Dunia I, Ritz juga mengelola restoran bernama "Ritz-Carlton" di kapal SS Amerika dan SS Imperator.[3]
Pada tahun 1911, Albert Keller membeli hak cipta atas nama "The Ritz-Carlton" di Amerika Serikat. Dia selanjutnya mendirikan hotel bernama The Ritz-Carlton pertama di Kota New York, diikuti dengan properti di Philadelphia (1913) dan Kota Atlantic (1921).[4] Sementara itu, César Ritz memberikan hak cipta atas nama "Ritz-Carlton" untuk temannya, Charles Hosmer, yang hendak berinvestasi di sebuah hotel di Montreal. Hotel tersebut dibuka sebagai The Ritz-Carlton Montreal pada tahun 1912 dan hingga saat ini masih berdiri sebagai hotel tertua The Ritz-Carlton Hotel Company.[5]
Perusahaan The Ritz-Carlton pertama ini mengalami penurunan sejak Perang Dunia II. Per tahun 1951, mereka hanya memiliki satu hotel saja di Boston yang didirikan oleh Edward N. Wyner pada tahun 1927. Setelah Wyner meninggal pada tahun 1961, anak-anaknya memutuskan untuk menjual hotel tersebut kepada Gerald F. Blakeley Jr. pada bulan Oktober 1964.[6] Setelah mendapatkan hak cipta atas nama The Ritz-Carlton, Blakeley menyetujui pembangunan The Ritz-Carlton Chicago pada tahun 1975. Hotel tersebut bergabung dengan Four Seasons pada tahun 1977, namun dipasarkan dengan nama "The Ritz-Carlton Chicago, a Four Seasons Hotel". Pada tahun 2013, hotel tersebut mengakhiri kerja sama dengan Four Seasons dan secara resmi bergabung dengan The Ritz-Carlton Hotel Company.[7]
Pada bulan Agustus 1983, Blakeley menjual The Ritz-Carlton Boston dan hak cipta atas nama The Ritz-Carlton kepada William B. Johnson. Johnson lantas mendirikan The Ritz-Carlton Hotel Company pada tahun yang sama, dengan Horst Schulze sebagai Presiden dan COO. Dalam waktu 10 tahun, Johnson berhasil mengembangkan bisnisnya hingga mencakup 30 hotel di seluruh dunia. Dibawah kepemimpinan Schulze, The Ritz-Carlton berkembang pesat dan mendapatkan reputasinya sebagai hotel mewah di sepenjuru dunia. Schulze menggagaskan motto terkenal perusahaan ini, yakni We are Ladies and Gentlemen Serving Ladies and Gentlemen. The Ritz-Carlton mendirikan dua institusi bernama Learning Institute dan Leadership Center yang melatih perusahaan-perusahaan lain untuk belajar nilai-nilai dan prinsip yang dijunjung oleh The Ritz-Carlton.[8][9]
Pada tahun 1995, Marriott International membeli 49% saham The Ritz-Carlton Hotel Company yang saat itu sedang mengalami krisis keuangan, dengan utang mencapai $214.8 juta. Tiga tahun kemudian, Johnson menjual keseluruhan sahamnya kepada Marriott dalam transaksi seharga $290 juta, menjadikan Marriott sebagai pemilik penuh perusahaan tersebut.[10] Schulze lantas mengundurkan diri dan membentuk perusahaan baru, West Paces Hotel Group, yang nantinya berganti nama menjadi Capella Hotels Group di bawah kepemilikan Pontiac Land Group pada tahun 2011.[11][12] Posisinya di The Ritz-Carlton digantikan oleh Simon Cooper, yang memimpin pengembangan perusahaan tersebut terutama di bidang hunian dan rumah liburan.[13]
Pada tahun 2001, The Ritz-Carlton bekerja sama dengan Bulgari untuk mendirikan merek hotel mewah yang terinspirasi oleh produk-produk Bulgari. Meskipun dikelola oleh The Ritz-Carlton, Bulgari memiliki hak kreatif atas rancangan setiap hotel, dan mereka juga tidak berpartisipasi dalam program loyalitas milik Marriott.[14]
Sebelum tahun 2018, meskipun dikelola oleh Marriott, The Ritz-Carlton menggunakan program loyalitas yang berbeda dengan hotel-hotel milik Marriott lain, yakni The Ritz-Carlton Rewards. Pasca akuisisi Marriott atas Starwood, mereka mengumumkan penggabungan keseluruhan program loyalitas untuk mengurangi kebingungan konsumen. Pada tanggal 21 Agustus 2018, The Ritz-Carlton Rewards dan Starwood Preferred Guest resmi ditutup, dan keseluruhan anggotanya dipindahkan ke Marriott Rewards (nantinya Marriott Bonvoy).[15]
The Ritz-Carlton Reserve
The Ritz-Carlton meluncurkan konsep hotel baru bernama "The Ritz-Carlton Reserve" pada tahun 2009, dengan properti pertama di Krabi. Keseluruhan hotel yang ikut dalam konsep ini merupakan sanggraloka yang terletak di destinasi liburan dan umumnya memiliki jumlah kamar yang lebih sedikit dibandingkan dengan hotel The Ritz-Carlton pada umumnya, untuk menempatkan fokus lebih tinggi pada pelayanan tamu. Selain di Krabi, lokasi-lokasi di mana konsep ini berada termasuk Puerto Rico (2012), Bali (2015), Los Cabos (2019), Hokkaido (2020), Jiuzhaigou (2023), dan Laut Merah (2024).[16] Sebelum tahun 2022, properti-properti dengan merek Reserve tidak ikut dalam program Marriott Bonvoy.[17]
Pencapaian
The Ritz-Carlton Hong Kong yang menempati International Commerce Centre di Kowloon, Hong Kong mendapatkan peringkat sebagai hotel tertinggi di dunia saat pertama kali dibuka, mengalahkan Park Hyatt di Shanghai World Financial Center di Shanghai, Tiongkok. Lobi hotel berada di ketinggian 425 meter (1.394,9 kaki) di atas daratan.
The Ritz-Carlton muncul dalam daftar terbaik Zagat Survey untuk makanan, hotel dan pelayanan. Hotel di Dallas dan Wolfsburg menerima penghargaan tertinggi dari Zagat tahun 2009, termasuk Hotel Besar Terbaik di Dallas.[18]
The Ritz-Carlton di Indonesia
The Ritz-Carlton Company saat ini mengelola 4 hotel di Indonesia.
No. | Nama | Alamat | Provinsi | Buka |
---|---|---|---|---|
1 | Mandapa, a Ritz-Carlton Reserve | Jl. Raya Kedewatan, Kedewatan, Ubud, Gianyar | Bali | 2015[19] |
2 | The Ritz-Carlton Bali | Jl. Raya Nusa Dua Selatan Lot III, Benoa, Kuta Selatan, Badung | Bali | 2015[20] |
3 | The Ritz-Carlton Jakarta Mega Kuningan | Jl. DR. Ide Anak Agung Gde Agung No.1, Kuningan Timur, Setiabudi, Jakarta Selatan | Jakarta | 2005[21] |
4 | The Ritz-Carlton Jakarta Pacific Place | Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan | Jakarta | 2007[22] |
Selain hotel-hotel di atas, Ritz-Carlton sempat mengelola sebuah properti di daerah Jimbaran, Bali antara tahun 1996 dan 2009. Dibuka sebagai The Ritz-Carlton Bali Resort & Spa, hotel ini merupakan properti Ritz-Carlton pertama di benua Asia. Pada tanggal 1 April 2009, pemilik hotel memutus kontrak pengelolaan dengan Ritz-Carlton, dan hotel selanjutnya bersalin nama menjadi Ayana Resort Bali.[23]
Insiden
Pengeboman The Ritz-Carlton Jakarta Mega Kuningan 2009
The Ritz-Carlton Jakarta Mega Kuningan mengalami pengeboman pada hari Jumat pagi, 17 Juli 2009, sekitar pukul 07:47 sampai 07:57 WIB. Peristiwa bom bunuh diri tersebut menewaskan 9 orang korban dan melukai lebih dari 50 orang lainnya, baik warga Indonesia maupun warga asing. Selain dua bom rakitan berdaya ledak rendah yang meledak tersebut, sebuah bom serupa yang tidak meledak ditemukan di kamar 1808 Hotel JW Marriott Hotel Jakarta yang ditempati sejak dua hari sebelumnya oleh tamu hotel yang diduga sebagai pelaku pengeboman.
Peristiwa ini terjadi sembilan hari sesudah Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Indonesia serta dua hari sebelum rencana kedatangan tim sepak bola Manchester United di Hotel Ritz-Carlton yang akan melakukan pertandingan dengan tim Indonesian All Star pada 20 Juli 2009. Sementara itu, tim Indonesian All Star yang sedang menginap di Hotel JW Marriott selamat dari bom. Sebelumnya, Hotel JW Mariott pernah menjadi target serangan bom bunuh diri pada 5 Agustus 2003 yang memakan korban tewas 12 orang dan 150 orang luka-luka. Polri mengumumkan identitas kedua pelaku bom bunuh diri, yaitu Dani Dwi Permana asal Bogor dan Nana Ikhwan Maulana asal Pandeglang. Polisi mengaku mendeteksi ada 11 orang yang diduga terlibat dalam pengeboman tersebut, termasuk Noordin M Top sebagai otak pelaku utama dan Ibrohim sebagai orang dalam di Hotel Ritz-Carlton yang menyelundupkan bom ke dalam hotel. Polisi berhasil menangkap atau menembak mati sejumlah tersangka pelaku pengeboman lainnya, walaupun masih ada beberapa aktor yang buron.
Catatan kaki
- ^ a b "FORM 10-K". Marriott Hotels & Resorts. Diakses tanggal 25 Juni 2024.
- ^ Merujuk ke http://corporate.ritzcarlton.com/en/Press/FactSheet.htm Diarsipkan 2012-06-03 di Wayback Machine.
- ^ "COMPANY NEWS; Marriott to Acquire a Ritz-Carlton Stake". The New York Times. Diakses tanggal 26 Juni 2024.
- ^ "An Exclusive Look at The Ritz-Carlton". Trem Global. Diakses tanggal 26 Juni 2024.
- ^ [hhttps://www.girlahead.com/montreals-iconic-luxury-hotel-the-family-run-ritz-carlton/ "Montreal's iconic luxury hotel, the family-run Ritz-Carlton"]. Girlahead. Diakses tanggal 26 Juni 2024.
- ^ "Gerald W. Blakeley Jr., visionary developer of Boston's 'high-tech highway,' dies at 100". Boston Globe. Diakses tanggal 26 Juni 2024.
- ^ "The Curious Tale of the Ritz-Carlton Chicago, a Former Four Seasons Hotel". Travel + Leisure. Diakses tanggal 26 Juni 2024.
- ^ "Former Ritz-Carlton Owner May Bid Despite Prior Default". Wall Street Journal. Diakses tanggal 26 Juni 2024.
- ^ "How The Ritz-Carlton Leadership Center Uses Employee Engagement To Drive Customer Experience". Forbes. Diakses tanggal 26 Juni 2024.
- ^ "COMPANY NEWS; Marriott to Acquire a Ritz-Carlton Stake". The New York Times. Diakses tanggal 26 Juni 2024.
- ^ "Capella Hotels & Resorts, Legendary Hotelier Horst Schulze Creates a Unique Luxury Experience as the West Paces Hotel Group Unveils its Second New Brand". Hospitality Net. Diakses tanggal 26 Juni 2024.
- ^ "West Paces Hotel Group becomes Capella Hotel Group". Hospitality On. Diakses tanggal 26 Juni 2024.
- ^ "SIMON COOPER NAMED PRESIDENT AND CHIEF OPERATING OFFICER OF RITZ-CARLTON". Marriott. Diakses tanggal 26 Juni 2024.
- ^ "Bulgari Hotels Sees Unhurried Growth as a Way to Retain Its Cachet". Skift. Diakses tanggal 26 Juni 2024.
- ^ "Marriott, Ritz-Carlton, and Starwood Officially Combine Loyalty Programs". Condé Nast Traveler. Diakses tanggal 26 Juni 2024.
- ^ "What Are Ritz-Carlton Reserve Resorts?". One Mile at a Time. Diakses tanggal 26 Juni 2024.
- ^ "Ritz-Carlton Reserve joins Marriott Bonvoy". Business Traveller. Diakses tanggal 26 Juni 2024.
- ^ "The Ritz-Carlton". Zagat Survey. Diakses tanggal 2009-3-17. [pranala nonaktif permanen]
- ^ "Mandapa, a Ritz-Carlton Reserve Announces September Opening". Diakses tanggal 5 September 2023.
- ^ "The Ritz-Carlton, Bali Officially Opens, Enlivening The Senses With True Balinese Hospitality". Diakses tanggal 5 September 2023.
- ^ "Nagesh Chawla, General Manager of Ritz-Carlton Jakarta". Diakses tanggal 5 September 2023.
- ^ "Review: The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place (Large Corner Suite)". Diakses tanggal 5 September 2023.
- ^ "Ritz Carlton to lose brand after disagreement". Diakses tanggal 2 Mei 2024.