Saluran virtual
Penyuntingan Artikel oleh pengguna baru atau anonim untuk saat ini tidak diizinkan. Lihat kebijakan pelindungan dan log pelindungan untuk informasi selengkapnya. Jika Anda tidak dapat menyunting Artikel ini dan Anda ingin melakukannya, Anda dapat memohon permintaan penyuntingan, diskusikan perubahan yang ingin dilakukan di halaman pembicaraan, memohon untuk melepaskan pelindungan, masuk, atau buatlah sebuah akun. |
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (November 2023) |
Saluran virtual, atau nama lainnya logical channel number (LCN, "Nomor Saluran Logis") adalah metode pemetaan ulang nomor program secara otomatis ke nomor saluran yang dapat disetel oleh pengendali jarak jauh (remote control) pada penerima siaran. Nomor saluran yang tertera dan tersimpan pada perangkat penerima merupakan nomor secara virtual yang sudah dikonfigurasi oleh penyedia layanan Multiplexer sesuai dengan arahan Kementrian atau pihak terkait dan bukan merupakan nomor "Kanal fisik" yang terutama selama ini digunakan oleh siaran TV Analog Terestrial. Dimana pada kanal fisik pada TV Analog mengidentifikasi juga frekuensi TV Analog Terestrial yang dipancarkan.
Seringkali, "saluran virtual" diimplementasikan dalam televisi digital untuk mempermudah pemirsa televisi dalam menikmati tontonannya. Karena penomoran ini bersifat luas jadi antar televisi mempunyai nomor saluran yang sama untuk menonton program atau stasiun televisi tertentu.
Televisi berlangganan adalah yang pertama menerapkan metode saluran virtual ini. Karena dalam saluran berlangganan penting untuk mengelompokkan televisi dalam kategori tertentu untuk meningkatkan pengalaman lebih nyaman dalam menikmati layanan mereka.
Beberapa layanan televisi digital terestrial (semisal di Tiongkok Daratan dan Taiwan) tidak memiliki nomor saluran virtual atau LCN sama sekali, sehingga urutan penomorannya berdasarkan kekuatan sinyal saluran yang telah dipindai, dimulai dari frekuensi rendah hingga frekuensi tinggi. Hal ini dapat menghasilkan urutan penomoran yang berbeda jika saluran tidak dapat dipindai karena alasan apa pun (semisal sinyal yang terlalu lemah atau format yang tidak didukung) daripada ketika saluran-saluran diterima secara keseluruhan.
Saluran virtual terestrial di Indonesia
Untuk pengaplikasian saluran virtual melalui kabel, satelit, atau TV Internet silahkan hubungi operator penyedia siaran bersangkutan.
Di Indonesia, aplikasi dari LCN erat kaitannya dengan proses proses migrasi televisi digital yang dicanangkan pemerintah. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 6/2021 menetapkan bahwa LCN sendiri diberikan oleh Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi (Dirjen Postel) Kementerian Komunikasi dan Informatika RI kepada stasiun televisi yang menjadi penyewa dari kanal-kanal penyelenggara multipleksing. LCN dapat dicabut jika izin siaran stasiun televisi dicabut maupun adanya penataan penomoran LCN oleh pemerintah. Stasiun televisi sendiri dapat mengajukan perubahan nomor LCN dengan beberapa alasan seperti keluar dari sistem siaran jaringan suatu jaringan televisi atau lainnya, tetapi harus dengan persyaratan Dirjen Postel.[1] Penonton siaran digital (lewat pesawat televisi/STB), jika mereka memencet nomor-nomor di pengendali jarak jauh sesuai LCN, maka akan langsung menuju stasiun televisi tersebut.
Berikut berapa nomor saluran virtual dari jaringan televisi yang ada di Indonesia (diatur secara default, umumnya sama di berbagai daerah meski berbeda frekuensi, namun tiap stasiun transmisi dapat memiliki konfigurasi penomoran yang berbeda):[butuh rujukan]
Nama saluran | LCN | Pemilik |
---|---|---|
TVRI Nasional | 1 | LPP TVRI |
TVRI Daerah | 2[a][b] | |
TVRI World | 3[a][c] | |
TVRI Sport | 4[a][d] | |
NET. | 19 | Net Visi Media |
Trans TV | 20 | Trans Media |
Trans7 | 21 | |
MetroTV | 22 | Media Group |
SCTV | 23 | Surya Citra Media |
Indosiar | 24 | |
RTV | 25[e][f] | Rajawali Corpora |
antv | 26 | Visi Media Asia |
tvOne | 27 | |
RCTI | 28 | MNC Media |
MNCTV | 29 | |
GTV | 30 | |
iNews | 31 | |
CNN Indonesia | 40 | Trans Media |
CNBC Indonesia | 41 | |
Magna Channel | 100 | Media Group |
BN Channel | 101 | |
Jawa Pos TV | 102 | Jawa Pos Group |
Garuda TV | 103 | Digdaya Media Nusantara |
Moji | 123 | Surya Citra Media |
Mentari TV | 124 | |
Kompas TV | 125[f] | KG Media |
Dalam penerimaan televisi digital terestrial, dikarenakan posisi penerimaan berdekatan dengan daerah lain, maka terkadang akan ada stasiun televisi yang terduplikat, alhasil ada dua atau lebih stasiun TV yang sama. Penomoran saluran virtual akan menempatkan penomoran yang sesuai nomor saluran virtualnya kepada stasiun TV yang sinyalnya lebih kuat, dan yang lemah akan diletakkan pada entri saluran 800-an keatas. Begitu pula untuk stasiun TV yang belum memiliki saluran virtual atau saluran virtualnya belum dikonfigurasi maka akan dimasukkan dalam entri 800-an dan diurutkan dengan kekuatan sinyal tertinggi hingga terendah maupun berdasarkan frekuensi.
LPP TVRI | LPS TV Siaran Berjaringan | LPPL TV, dan LPK TV | LPP RRI | LPS Radio, LPPL Radio, dan LPK | Saluran Data (LPP, LPS, LPK) | Dicadangkan/Saluran untuk Pengetesan/Saluran Lebihan |
0-9 | 10-249 | 250-549 | 550-559 | 560-679 | 680-799 | 800-999 |
Catatan
- ^ a b c Di Kota Batam, Kota Tanjungpinang, Kabupaten Bintan dan Kabupaten Karimun, kanal 2-4 dipakai oleh sebagian stasiun televisi di Singapura
- ^ Di pesawat TV digital dan beberapa STB, nomor LCN TVRI daerah di Lampung sama dengan LCN TV lokal Tegar TV. Akibatnya, kedua kanal saling "bentrok" dan harus memilih salah satunya
- ^ Di sejumlah daerah, kanal 3 juga digunakan oleh Magna Channel, diduga karena diambil langsung dari service ID di satelit dan belum dilakukan penataan alokasi nomor sehingga dalam beberapa kasus, TVRI World bentrok dan "terlempar" ke nomor lebihan
- ^ Serupa dengan nomor 3, namun bedanya kanal ini ditempati BN Channel
- ^ Terkadang menggunakan nomor 32 (terutama yang menyewa multipleksing MetroTV, semisal di Bali)
- ^ a b Di sejumlah daerah, RTV dan Kompas TV menyewa multipleksing milik SCM (SCTV/Indosiar), penomorannya menyesuaikan yang menyewa terlebih dahulu (contoh: Kompas TV di Jabodetabek menggunakan nomor 125, sedangkan di Surabaya nomor tersebut digunakan RTV)
<ref>
dengan nama "novirtual" yang didefinisikan di <references>
tidak digunakan pada teks sebelumnya.Rujukan
- ^ Permenkominfo 6/2021
- ^ "Grup Telegram Siaran Digital Indonesia". Diakses tanggal 2024-08-27.