Peperek bondolan

Revisi sejak 1 September 2024 06.46 oleh RaFaDa20631 (bicara | kontrib) (Moving from Category:Ikan bersirip kipas to Category:Actinopterygii using Cat-a-lot)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Peperek bondolan
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
G. minuta
Nama binomial
Gazza minuta
(Bloch, 1795)
Sinonim[3]
  • Scomber minutus Block, 1795[1]
  • Zeus argentarius Forster, 1801
  • Gazza equulaeformis Rüppell, 1835[2]
  • Gazza tapeinosoma Bleeer 1853
  • Equula dispar De Vis, 1884

Peperek bondolan atau Gazza minuta (Leiognatrhidae) adalah ikan yang hidup diperairan pantai sampai kedalaman 40 m, terbanyak didasar, makanannya organisme dasar. Nama lain di Berbagai daerah di Indonesia untuk ikan ini adalah ikan papare, kempar,

Peperek bondolan kecil dapat mencapai panjang 15 cm, umumnya 6–10 cm. Tergolong ikan demersal penangkapan dengan trawl (pukat dasar), dogol, pukat tepi, dipasarkan dalam bentuk segar, asin-kering, harga murah. Daerah penyebaran; seluruh perairan pantai Indonesia terutama Laut Jawa, pantai timur Sumatera, sepanjang Kalimantan, Sulsel, Arafuru, pantai utara Australia, Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai Laut Cina Selatan.

Referensi

sunting
Umum
  • Seishi Kimura, Takahiro Ito, Teguh Peristiwady, Yukio Iwatsuki, Tetsuo Yoshino and Paul V. Dunlap (2005). "The Leiognathus splendens complex (Perciformes: Leiognathidae) with the description of a new species, Leiognathus kupanensis Kimura and Peristiwady". Ichthyological Research 52 (3): 275–291
Khusus
  1. ^ Bloch, Marcus Elieser (1795). "Die kleine Makrele. Scomber minutus". Naturgeschichte der ausländischen Fische. 9. Berlin. hlm. 110–111; Pl. 429, Fig. 2. 
  2. ^ Rüppell, Eduard (1835). "Gazza equulaeformis. Rüppell". Fische des rothen Meeres. Neue Wirbelthiere zu der Fauna von Abyssinien gehörig. Frankfurt am Main. hlm. 4; Pl. 1, Fig. 3. 
  3. ^ "Gazza minuta". FishBase. Ed. Ranier Froese and Daniel Pauly. 2 2015 version. N.p.: FishBase, 2015.

Pranala luar

sunting