Privilège du blanc

Privilège du blanc (pelafalan [lə pʁivilɛʒ dy blɑ̃]; "hak khusus putih") adalah sebuah kebiasaan dalam Gereja Katolik yang mengizinkan beberapa wanita ningrat mengenakan pakaian serba putih (biasanya busana dan kerudung) saat menghadap Paus.[1] Biasanya, perempuan harus mengenakan pakaian serba hitam, meskipun aturan ini dilonggarkan sejak 1980-an.

Ratu Elena dari Italia dan Putri Mahkota Marie-José mengenakan busana dan kerudung putih di hadapan Paus Pius XII di Istana Quirinal pada tanggal 27 Desember 1939.

Sejarah

Protokol pertemuan kepausan sebelum tahun 1980-an mengharuskan wanita mengenakan gaun hitam panjang dengan kerah tinggi dan lengan panjang, serta mantilla hitam.[2][3] Hal ini menyimbolkan kesalehan dan kerendahan hati. Pengecualian berlaku kepada Ratu-ratu dari Portugis, Italia, Belgia dan Spanyol[4], istri Adipati Agung Luksemburg, serta putri-putri dari Wangsa Savoy. Saat ini, istri kepala negara Belgia, Luksemburg, Monako dan Spanyol menerapkan privilège du blanc.

Tidak semua istri raja Katolik atau oleh istri Katolik dari raja non-Katolik menerapkan privilège du blanc. Misalnya, meskipun beragama Katolik, Ratu Lesotho, Putri Permaisuri Liechtenstein, atau Ratu Afro-Bolivia tidak menerapkannya.[5] Istri Presiden Prancis juga tidak, meskipun dalam hitungan Presiden Prancis tersebut secara ex-officio merupaan Pangeran Bersama Andorra. Hak istimewa itu juga tidak diberikan kepada Ratu Máxima dari Belanda, istri Katolik dari Raja Willem-Alexander yang beragama Protestan.

Daftar

Di bawah ini adalah perempuan kerajaan yang menerapkan privilège du blanc pada masa kini:

  • Kedudukan
berlaku sejak
Ratu Sofía dari Spain kenaikan Raja Juan Carlos I (1975)
Ratu Paola dari Belgia kenaikan Raja Albert II (1993)
Adipatni Maria Teresa dari Luksemburg kenaikan Adipati Henri (2000)
Putri Charlene dari Monako dispensasi dari Paus Benediktus XVI kepada Wangsa Grimaldi (2013)
Ratu Mathilde dari Belgia kenaikan Raja Philippe (2013)
Ratu Letizia dari Spanyol kenaikan Raja Felipe VI (2014)
Marina, Putri Napoli kenaikan suami sebagai kepala Wangsa Savoy (1983)
Clotilde Courau, Putri Venesia, istri kepala Wangsa Savoy kenaikan suami sebagai kepala Wangsa Savoy (2024)

Kontemporer

 
Tuan Putri Charlene dari Monako bertemu Paus Fransiskus dalam sebuah pertemuan resmi di Vatikan

Marina, Putri Napoli, istri dari Kepala Wangsa Savoy, Vittorio Emanuele, menerapkan privilège du blanc pada tanggal 18 Mei 2003 selama Misa Katolik yang memperingati ulang tahun Paus Yohanes Paulus II.[6]

Untuk pertama kalinya dalam sejarah Monako pada 12 Januari 2013, Charlene, Putri Monako, menerapkan privilège du blanc dalam pertemuan resmi dengan Paus Benediktus XVI. Kantor Pers Takhta Suci kemudian mengeluarkan siaran pers yang menyatakan:

"…sesuai dengan aturan seremonial Vatican bagi penguasa Katolik, tuan putri [Monako] mengenakan warna putih."[7]

Charlene kembali berbusana putih pada tanggal 18 Januari 2016 saat mengunjungi Paus Fransiskus sebagai bagian dari kunjungan kenegaraan resmi ke Vatikan bersama suaminya, Albert II, Pangeran Monako.[8]

Rincian

Berikut ini adalah kejadian yang tercatat di mana privilège du blanc diterapkan.

Date Queen/Princess Paus Occasion
15 September 2023 Ratu Mathilde dari Belgia Fransiskus Pertemuan tertutup
14 Oktober 2018 Ratu Sofia dari Spanyol Fransiskus Kanonisasi Paus Paulus VI
4 September 2016 Ratu Sofia dari Spanyol Fransiskus Kanonisasi Bunda Teresa
21 Maret 2016 Maria Teresa, Adipatni Agung Luksemburg Fransiskus Pertemuan tertutup[9]
18 Januari 2016 Charlene, Putri Monako Fransiskus Kunjungan kenegaraan di Vatikan
9 Maret 2015 Ratu Mathilde dari Belgia Fransiskus Pertemuan tertutup
30 Juni 2014 Ratu Letizia dari Spanyol Fransiskus Kunjungan kenegaraan di Vatikan
27 April 2014 Ratu Sofia dari Spanyol

Ratu Paola dari Belgia

Maria Teresa, Adipatni Agung Luksemburg

Fransiskus Kanonisasi Paus Yohanes XXIII dan Paus Yohanes Paulus II
19 Maret 2013 Ratu Paola dari Belgia

Maria Teresa, Adipatni Agung Luksemburg

Fransiskus Pelantikan Paus Fransiskus
12 Januari 2013 Charlene, Putri Monako Benediktus XVI Pertemuan tertutup
1 Mei 2011 Ratu Paola dari Belgia

Maria Teresa, Adipatni Agung Luksemburg

Benediktus XVI Beatifikasi Paus Yohanes Paulus II
10 Oktober 2009 Ratu Paola dari Belgia Benediktus XVI Pertemuan tertutup
8 Mei 2006 Maria Teresa, Adipatni Agung Luksemburg Benediktus XVI Pertemuan tertutup
24 April 2005 Ratu Sofia dari Spanyol

Maria Teresa, Adipatni Agung Luksemburg

Benediktus XVI Pelantikan Paus Benediktus XVI
3 Oktober 2004 Ratu Fabiola dari Belgia Yohanes Paulus II Beatifikasi Karl I dari Austria
18 Mei 2003 Marina, Putri Napoli Yohanes Paulus II Ulang tahun paus
23 Maret 2003 Maria Teresa, Adipatni Agung Luksemburg

Putri Alexandra dari Luksemburg

Yohanes Paulus II Pertemuan tertutup
15 Mei 1998 Ratu Paola dari Belgia Yohanes Paulus II Pertemuan tertutup
30 April 1981 Ratu Sofia dari Spanyol Yohanes Paulus II Pertemuan tertutup
22 Oktober 1978 Yohanes Paulus II Pelantikan Paus Yohanes Paulus II
3 September 1978 Yohanes Paulus I Pelantikan Paus Yohanes Paulus I
10 Februari 1977 Queen Sofía of Spain Paulus VI Pertemuan tertutup
6 Mei 1965 Josephine Charlotte, Grand Duchess of Luxembourg Paulus VI Pertemuan tertutup[butuh rujukan]
9 Juni 1961 Fabiola, Queen of the Belgians Yohanes XXIII Pertemuan tertutup[10]
28 Desember 1939 Pius XII Kunjungan Paus ke Istana Quirinal (kediaman Raja Italia)[11]
23 Januari 1939 Princess Maria Francesca of Savoy Pius XI Pertemuan tertutup pasca pernikahan
4 Maret 1935 Emanuela de Borbón y Dampierre, Duchess of Anjou and Segovia Pius XI Pertemuan tertutup pasca pernikahan
8 Januari 1930 Marie José, Princess of Piedmont Pius XI Pertemuan tertutup pasca pernikahan
28 Desember 1929 Princess Adelaide of Savoy Pius XI Pertemuan tertutup[12]
7 Desember 1929 Pius XI Pertemuan tertutup[13]
5 Desember 1929 Pius XI Pertemuan tertutup setelah penandatanganan Perjanjian Lateran[14]
19 November 1923 Queen Victoria Eugenia of Spain Pius XI Pertemuan tertutup[15]

Penerapan terdahulu

Rujukan

  1. ^ James-Charles Noonan, Jr., The Church Visible: The Ceremonial Life and Protocol of the Roman Catholic Church (New York: Viking, 1996), 411.
  2. ^ George Seldes, The Vatican: Yesterday, Today, Tomorrow (New York: Harper & Brothers, 1934), 125.
  3. ^ Fabio Cassani Pironti, Ordini in ordine: manuale d'uso decorazioni per il corpo diplomatico accreditato presso la Santa Sede, il Sovrano militare Ordine di Malta ed i rispettivi dignitari (Roma: Laurus Robuffo, 2004), 42 and 87.
  4. ^ "His Catholic Majesty". 
  5. ^ "Only 7 Women in the World Can Wear White to Officially Meet the Pope | Articles". 21 August 2017. 
  6. ^ "Marina in San Pietro con tailleur bianco". Corriere della Sera. 19 May 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-01-02. Diakses tanggal 2020-11-29. 
  7. ^ Ledbetter, Carly (2017-05-24). "Here's Why Melania Trump Wore Black To Meet The Pope". HuffPost (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-03-13. 
  8. ^ Barcelona, Ainhoa (2016-01-18). "Princess Charlene of Monaco is a vision in white as she meets the Pope". HELLO! (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-03-13. 
  9. ^ "Pope Francis receives Grand Duke and Duchess of Luxembourg". news.va. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 July 2016. Diakses tanggal 1 October 2016. 
  10. ^ "Privilege for Fabiola", New York Times (June 10, 1961), 10.
  11. ^ "Speeches 1939 - PIUS XII". vatican.va. Diakses tanggal 1 October 2016. 
  12. ^ "Italian Princes See Pope: Duke and Duchess of Genoa Among Seven of House of Savoy Present". The New York Times (dipublikasikan tanggal 1929-12-29). 29 December 1929. ISSN 0362-4331. OCLC 1645522. Diakses tanggal 2016-06-08. Pope Pius received additional Princes of the ruling House of Savoy in audience today. They included the Duke and Duchess of Genoa, the Prince of Udine, the Duke of Pistoia, the Duke of Bergamo, Princess Maria Adelaide and the Duke of Ancona. 
  13. ^ "Prince and Sisters Pay Visit to Pope", New York Times (December 8, 1929), 5.
  14. ^ "Italy's Sovereigns Make First Visit to Pope", New York Times (December 6, 1929), 1.
  15. ^ "Alfonso Received in Papal Splendor", New York Times (November 20, 1923), 7.