Tari Badui

salah satu tarian di Indonesia
Revisi sejak 8 September 2024 09.09 oleh Chandra2828 (bicara | kontrib) (Terminologi: Kata "folklasik" kurang umum digunakan dalam konteks ensiklopedia. "Tarian rakyat" lebih tepat dan mudah dipahami. Kejelasan asal: Kalimat tentang asal-usul Tari Badui diperjelas dengan menyebutkan "konon dibawa oleh seorang pedagang". Adaptasi budaya: Proses perubahan tarian dari bentuk aslinya menjadi tarian rakyat Yogyakarta dijelaskan dengan kata "adaptasi" dan "perpaduan". *Gaya penulisan: Kalimat dibuat lebih ringkas dan jelas, serta menghindari penggunaan kata yang berbelit.)

Tari Badui adalah tarian rakyat yang berasal dari Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Awalnya, tarian ini berakar dari tradisi religi yang konon dibawa oleh seorang pedagang dari Negara Arab. Setelah mengalami adaptasi dan perpaduan dengan budaya lokal Yogyakarta, Tari Badui kemudian dikenal sebagai bagian dari kesenian rakyat Sleman. [1] Diarsipkan 2016-11-28 di Wayback Machine.

Tentang Tari Badui

Tari Badui merupakan tari rakyat yang berasal dari Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta. Tari Badui menggambarkan prajurit yang sedang melakukan peperangan atau menggambarkan prajurit yang melakukan latihan perang. Seni tari Badui ini masih eksis di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Seperti yang masih tetap dipertahankan oleh masyarakat di padukuhan Malangrejo, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman dengan membentuk Paguyuban Tari dan Shalawat Badui.[2] Diarsipkan 2016-11-28 di Wayback Machine.

Tari Badui adalah salah satu tarian rakyat yang berasal dari Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Awalnya merupakan tari religi, namun setelah mengalami modifikasi dan diselaraskan dengan tradisi serta kebudayaan lokal, tarian ini dikenal sebagai bagian dari seni rakyat Sleman. Tari Badui merupakan salah satu bentuk seni sholawatan yang lahir di pedesaan, dimana tari ini mengandung puji-pujian terhadap Nabi Muhammad SAW. Pada awalnya, pertunjukan Tari Badui hanya dilakukan dalam rangkaian upacara peringatan Maulid Nabi SAW. Namun, seiring perkembangan waktu, Tari Badui berkembang dan menjadi bagian dari hiburan masyarakat.[1]

Sejarah

Seni Tari Badui ini konon kabarnya dibawa oleh orang Indonesia yang telah lama tinggal di Arab Saudi. Selama tinggal di Arab, orang tersebut banyak melihat kesenian badui dan kesenian Suhanul Muslim yaitu kesenian orang / Bangsa Arab Qurais.

Setelah orang tersebut kembali ke Indonesia, kesenian Badui tersebut kemudian dikembangkan di desanya. Tema dan bentuk kesenian masih sama dengan kesenian di Negara Arab tadi, tetapi ada bagian-bagian yang telah dimodifikasi serta diselaraskan dengan kebudayaan masyarakat Sleman terutama syair lagu pengiringnya.

Fungsi dan Makna

Fungsi dan Makna dari Tari badui ini selain sebagai salah satu sarana penyebaran agama islam pada zaman dahulu, saat ini juga berperan sebagai sarana hiburan masyarakat. Kesenian tari Badui ini diiringi oleh syair-syair lagu yang berasal dari Kitab Kotijah Badui, tetapi adakalanya syair tersebut disusun sendiri oleh kelompok kesenian badui Yogyakarta.

Pertunjukan

Tari Badui biasanya dipentaskan pada malam hari, namun adakalanya dipentaskan pada siang hari. Tari Badui Yogyakarta dipentaskan selama kurang lebih 4,5 jam. Tari rakyat Yogyakarta ini diselingi oleh pertunjukan pencak silat.

Jumlah penari pada pementasan kesenian tari badui ini tidak menentu,. Umumnya sekitar 40 orang yang terdiri dari 10 orang sebagai pemegang instrumen musik pengiring dan vokal, 30 orang lainnya sebagai penari. Penari Badui adalah laki-laki berusia sekitar 12 - 30 tahun.

Musik Pengiring

Tari Badui dari Yogyakarta ini dipentaskan dengan diiringi oleh musik tradisional yaitu genderang tambur, 3 buah terbang genjreng, 1 buah jedor dan kadang-kadang digunakan pula peluit sebagai pemberi aba-aba.

Selain isntrumen musik daerah, tari Badui juga diiringi alunan vokal dalam bentuk lagu yang dibawakan secara bergantian antara penari dan vokalis bersama dengan penabuh instrumen bersaut sautan. Syair yang dibawakan berasal dari kitab kotijah badui yang berisi uraian tentang budi pekerti, kepahlawan hingga sholawat nabi.

Kostum Penari

Kostum yang digunakan oleh penari badui terdiri dari:

  • Peci turki berwarna merah (panigoro) atau kuluk temanten berwarna merah dan ada kucirnya
  • Baju atau kemeja lengan panjang
  • Rompi
  • Celana Panji
  • Kain (rampekan) setagen dan ikat pinggang
  • Kaos Kaki dan sepatu putihPara penari Badui juga membawa aksesoris berupa godo / gombel yaitu sejenis senjata / kayu.

Referensi

  1. Sakuilmu: Tari Badui dari Yogyakarta Diarsipkan 2016-11-28 di Wayback Machine.
  1. ^ "Tari Badui, Warisan Budaya Takbenda Indonesia". Dinas Kebudayaan Kundha Kabudayaan Kabupaten Sleman. Diakses tanggal 06 Juni 2024. 

Pranalasa Luar