Servasius Bambang Pranoto
Kontributor utama artikel ini tampaknya memiliki hubungan dekat dengan subjek. |
Servasius Bambang Pranoto (lahir 13 Mei 1955 di Klaten, Jawa Tengah) adalah seorang pengusaha Indonesia yang dikenal sebagai penemu dan pengembang minyak Kutus Kutus, ramuan minyak herbal yang terbuat dari campuran 69 jenis tanaman dan rempah-rempah. Ia juga merupakan pendiri dan pemilik PT Kutus Kutus Herbal, perusahaan yang memproduksi minyak tersebut.
Servasius Bambang Pranoto | |
---|---|
Lahir | 13 Mei 1955 Klaten, Jawa Tengah, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Almamater | Universitas Kristen Satya Wacana |
Pekerjaan | Owner of PT Kutus Kutus Herbal, Yayasan Bhakti Semesta, PT Radio Rakosa |
Suami/istri | Riva Effrianti |
Anak | 4 |
Pendidikan
- Lulusan SMA Kolese De Britto, Yogyakarta
- Sarjana Teknik Elektro dari Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.[1]
Karier
- PT Philips Indonesia Commercial (1982-1990)
- Matra Communication (1990-1993)
- PT Inovasindo (1993-2002)
- Entreprenuer (2002-sekarang)
- Manggo Lango
- PT Kutus Kutus
- Kutus Kutus International BV
Filosofi
Servasius Bambang Pranoto memiliki filosofi dan keyakinan bahwa manusia sebagai bagian dari alam pasti memiliki energi, yakni kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Terkadang aliran energi untuk menyembuhkan tersebut mengalami hambatan di dalam tubuh, sehingga memerlukan minyak balur dan ramuan rempah-rempahan. Menurut Servasius Bambang Pranoto, minyak Kutus Kutus bukan obat dan hanya berfungsi membangkitkan kekuatan tersembunyi dari energi manusia untuk menyembuhkan dirinya sendiri tersebut.[1]
Dalam pemasarannya, Kutus Kutus juga harus dilakukan dengan Integritas dan Kejujuran. Manusia perlu melakukan harmonisasi dengan kebaikan alam.[2]
Konsep lainnya adalah chi-prana, yakni energi kehidupan yang mengalir pada pusat-pusat cakra atau jalur meridian tubuh manusia. Fungsi energi tubuh atau Chi-prana ini bisa diaktifkan melalui ramuan minyak balur yang secara otomatis mampu memperbaiki keseimbangan dan kesehatan tubuh secara alami.[3]
Strategi Penjualan
Servasius Bambang Pranoto sempat memasarkan 500 botol minyak Kutus Kutus, namun ketika itu tidak laku. Salah satu penyebab minyak Kutus Kutus tidak laku saat itu karena Servasius Bambang Pranoto menjual dalam kemasan 250 ml. Ketika kemasannya diganti menjadi 100 ml, minyak Kutus Kutus menjadi laku.[4]
Akhirnya, dia menunjuk seorang distributor untuk memasarkan minyak Kutus Kutus melalui Facebook dan dia sendiri fokus menangani produksi. Pada 16 Desember 2013, minyak Kutus Kutus mulai dipasarkan melalui Facebook melalui sistem reseller dan mampu terjual sekitar 1.000 botol pada Januari 2014.[5] Tahun berikutnya angka penjualan minyak Kutus Kutus meningkat menjadi 5.000 botol per bulan. Pada Oktober 2014, Servasius Bambang Pranoto melakukan pertemuan pertama secara tatap muka dengan para reseller Kutus Kutus, setelah selama ini mereka hanya berkomunikasi melalui Facebook.[6]
Perjalanan bisnis minyak Kutus Kutus sempat tidak berjalan baik, setelah rekan bisnisnya mengoplos dan memalsukan minyak Kutus Kutus agar dapat dijual murah. Kerja sama mereka pun berakhir.[4] Setelah itu, Servasius memutuskan untuk menata kembali jaringan distribusinya dan menangani langsung penjualan. Setelah pemasaran dipegangnya, angka penjualan minyak Kutus Kutus terus bergerak naik secara signifikan.[6] Setelah pemasaran dikendalikannya secara langsung, penjualan minyak Kutus Kutus langsung naik menjadi 20 ribu botol pada tahun 2016, kemudian menjadi 70 ribu botol pada tahun 2017, dan 100 ribu botol pada tahun 2018.[3] Per Desember 2019, penjualan minyak Kutus Kutus tercatat mencapai 5,7 juta botol setahun berkat jaringan 3.000 tenaga reseller.[6]
Salah satu kunci keberhasilan strategi penjualan minyak Kutus Kutus adalah memberikan marjin yang besar kepada reseller. Menurut Servasius Bambang Pranoto, minyak Kutus Kutus dijualnya kepada distributor seharga Rp 100 ribu per botol dengan syarat membeli minimal sekitar 20 ribu botol per bulan untuk selanjutnya dijual kepada reseller. Para reseller mendapat keuntungan minimal 20% dengan minimal pembelian 5 botol dan keuntungan semakin besar jika jumlah yang dibeli semakin banyak. Dia juga tidak menerima penjualan ritel secara langsung dan hanya mengandalkan distributor yang saat ini jumlahnya mencapai 20-an.[6]
Daftar Referensi
- ^ a b Sutriyanto, Eko. Sutriyanto, Eko, ed. "Cerita Bambang Pranoto Hadirkan Minyak Kutus-Kutus, Ternyata Berawal Kaki Terkilir Usai Kecelakaan". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2020-03-07.
- ^ "Frequently asked questions". Kutus Kutus Tamba Waras. Diakses tanggal 2020-03-07.[pranala nonaktif permanen]
- ^ a b "Kisah di Balik Minyak Kutus Kutus, Baru Berdiri 5 Tahun, Tapi Omzetnya Capai Rp230 Miliar per Bulan - Semua Halaman - Intisari". intisari.grid.id. Diakses tanggal 2020-03-07.
- ^ a b "Kutus Kutus Ramuan Minyak Sakral Dari Bali". SWA.co.id. 30 Juni 2019. Diakses tanggal 7 Maret 2020.
- ^ simple; Aether-Themes (2018-04-24). "Business Story - BCA PRIORITAS". Tamba Waras. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-31. Diakses tanggal 2020-03-08.
- ^ a b c d Andriani, Dewi (7 Maret 2020). "Bisnis Subur Minyak Balur". Bisnis Indonesia, edisi 7 Maret 2020, hal 3.
Pranala luar
- (Indonesia) PT Tambah Waras Diarsipkan 2020-08-04 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Minyak Kutus Kutus