Pangeran Dipati

Revisi sejak 18 September 2024 19.16 oleh Alamnirvana (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

"Maka sumalah Sultan Suryanullah itu, bertinggal anak laki-laki dua orang itu. Yang tua menjadi raja bernama Sultan Rahmatullah, yang muda menjadi Dipati bernama Pangeran Anom. Ia itu disebut orang Pangeran di Hangsana karena dalam paseban itu ada kayu hangsana".

— Hikayat Banjar.[1]

Raden Dipati atau Pangeran Dipati merupakan gelar berganda yaitu seorang Raden atau Pangeran yang menjabat sebagai Dipati atau Perdipati ("wakil" Putra Mahkota). Pangeran yang menyandang gelar ini biasanya Pangeran ke-2 atau adik Putra Mahkota (adik dari Sultan). Gelar Pangeran Dipati ini sering dipakai di pulau Kalimantan, pulau Jawa, dan lain-lain. Perkembangan selanjutnya gelar adik Putera Mahkota ini disebut Pangeran Dipati Anom (Anum= muda), karena Putra Mahkota juga disebut Pangeran Dipati Tuha (Tua).[2]

Pangeran yang menyandang gelar Pangeran Dipati:

  • Pangeran Anom bergelar Pangeran di Hangsana (Dahangsana), Pangeran ke-2 atau putera kedua dari Sultan Suryanullah atau adik Sultan Rahmatullah, raja Banjar.[3]
  • Pangeran Demang, Pangeran ke-2 atau putera kedua dari Sultan Rahmatullah; adik Sultan Hidayatullah, raja Banjar; ayahanda Putri Juluk I, Raden Gulu dan Raden Warjo.[1][4][5][6][7][8][9][10][11]

Catatan kaki

sunting
  1. ^ a b Ras, Johannes Jacobus (1990). Hikayat Banjar (dalam bahasa Melayu). Diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh. Lot 1037, Mukim Perindustrian PKNS - Ampang/Hulu Kelang - Selangor Darul Ehsan, Malaysia: Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka. ISBN 9789836212405.  ISBN 983-62-1240-X
  2. ^ Lajoubert, Monique Zaini (2008). Karya lengkap Abdullah bin Muhammad al-Misri: Bayan al Asma'. Indonesia. hlm. 35.  ISBN
  3. ^ Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Lembaga Kebudajaan Indonesia (1857). "Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde" (dalam bahasa Belanda). 23. Lange & Co.: 240. 
  4. ^ Ras, Johannes Jacobus (1968). Hikajat Bandjar [Malayisch u. engl.] A study in Malay historiography by J[ohannes] J[acobus] Ras. [Illustr.] - The Hague: Nijhoff 1968. XIII, 651 S. 8°, Volume 1 dari Bibliotheca Indonesica, ISSN 0067-8023, Proefschrift ter verkrijging van de graad van doctor in de letteren aan de Rijksuniversiteit te Leiden (dalam bahasa Inggris). 1. Bibliotheca Indonesica, Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (Netherlands), Martinus Nijhoff. ISSN 0067-8023. 
  5. ^ https://www.scribd.com/doc/190123982/Hikayat-Banjar
  6. ^ Rosyadi, Sri Mintosih, Soeloso, Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara (Indonesia) (1993). Hikayat Banjar dan Kotaringin. Indonesia: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara. hlm. 139. 
  7. ^ Ras, Johannes Jacobus (1968). Johannes Jacobus Ras, ed. Hikajat Bandjar: A Study in Malay Historiography (dalam bahasa Inggris). Martinus Nijhoff. 
  8. ^ Ras, Johannes Jacobus (1968). Bibliotheca Indonesica (dalam bahasa Inggris). 1. Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde. ISSN 0067-8023. 
  9. ^ Rogayah A. Hamid, Etty Zalita Zakaria. Inti sari karya klasik (dalam bahasa Melayu). 1. Malaysia: Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian Pendidikan Malaysia. ISBN 9836295062.  ISBN 9789836295064
  10. ^ Majod, Ali (2004). Hikayat Banjar, Siri karya sastera klasik untuk remaja (dalam bahasa Melayu). Malaysia: Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian Pendidikan Malaysia. ISBN 9836280146.  ISBN 9789836280145
  11. ^ "Museum Negeri Lambung Mangkurat". Hikayat Banjar Volume 1 dari Seri penerbitan Museum Negeri Lambung Mangkurat. Indonesia: Museum Negeri Lambung Mangkurat. 1981.