Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij (bahasa Indonesia: Maskapai Siaran Radio Hindia Belanda), disingkat NIROM, adalah sebuah jaringan radio di Hindia Belanda. NIROM didirikan pada tahun 1928, namun beroperasi antara tahun 1934 hingga 1942. Setelah sebagian besar wilayah Hindia Belanda dikuasai Jepang, stasiun-stasiun yang sebelumnya merupakan bagian dari NIROM menjadi bagian dari "Jawatan Radio" (放送局, Hoso Kyoku) di bawah pemerintahan pendudukan Jepang, dan kemudian, setelah kemerdekaan Indonesia, diambil alih orang-orang Indonesia sebagai stasiun-stasiun radio milik Radio Republik Indonesia (RRI).
Jenis | Jaringan radio |
---|---|
Merek | NIROM |
Negara | Hindia Belanda |
Didirikan | 1928 |
Pemancar radio | 27 (1939)[1] |
Markas | Bandung |
Tanggal luncur | 01 April 1934 |
Ditutup | 08 Maret 1942 |
Diganti | Hoso Kyoku (放送局) |
NIROM pertama kali mengudara pada tahun 1934. Salah satu stasiun NIROM yang paling terkenal adalah Bataviaasche Radio Vereniging (BRV) yang melakukan siaran dari Hotel des Indes. Pada tahun 1928 di Amsterdam, NIROM didirikan dengan rencana untuk menyiarkan siaran radio ke seluruh Jawa dan kemudian ke seluruh Hindia Belanda dalam waktu tiga tahun. Namun, karena persiapan teknis yang diperlukan, NIROM baru dapat memulai siarannya pada tahun 1934.
Awalnya, NIROM hanya melakukan siaran dalam bahasa Belanda, tetapi mulai tahun 1935, siaran-siarannya juga dilakukan dalam bahasa-bahasa setempat. Penggunaan bahasa-bahasa setempat semakin dominan dalam siaran-siaran NIROM pada akhir masa operasinya.
Salah satu pegawai NIROM yang terkenal di Belanda adalah pembawa acara terkenal Wim Kan, yang pada tahun 1939 mengunjungi India dan memutuskan untuk tinggal di Asia setelah invasi Jerman ke Belanda. Seorang penyiar lainnya adalah Bert Garthoff, yang pada tanggal 8 Maret 1942, setelah penyerbuan Jepang dan penyerahan pemerintah Hindia Belanda, menutup siarannya dengan kalimat: Wij gaan nu sluiten. Vaarwel, tot betere tijden. Leve de Koningin! (Kami akan menutup siaran kami sekarang. Selamat tinggal, hingga waktu yang lebih baik. Hidup Sang Ratu!). Meskipun demikian, NIROM masih melanjutkan siarannya selama seminggu lagi dan menyiarkan lagu kebangsaan Belanda, Wilhelmus. Ketika Jepang mengetahui musik yang disiarkan tersebut, tiga pegawai siaran NIROM dihukum mati.