Akongkilikaa

Rumah Rungko adalah rumah adat khas Aceh Selatan, khususnya dari Suku Kluet. Setiap ruangan pada rumah ini memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing. Rumah ini terbuat dari kayu pilihan yang dalam proses penebangan-nya membutuhkan waktu yang sangat lama hingga bertahun-tahun. Pada umumnya, Struktur bangunannya berupa Rumah Panggung, Pintu Kecil sementara ruangannya Barisan aritmetik, Di beberapa Sudut Dan Bagian tidak regular tidak regular tidak biasa Rumah terukir Hiasan Kluet asli.ukeh, berikut beberapa ornamen yang merekat pada Bangunan Rumah rungko. Penamaan Rungko berasal dari makna kata rangka atau yang rangka yang berarti bahwa rumah ini menandakan penyatuan 4 marga suku kluet atau kluwet. Jika dilihat secara sekilas bentuk rumah ini tidak jauh berbeda dengan bentuk rumah lainnya di Aceh.

Rumah Rungko dibangun dengan adat dan ketelitian yang sangat mendalam. Pada saat kayu dipilih untuk dijadikan bahan, para tokoh saat itu menebang pohon menggunakan parang. Menurut salah satu budayawan di Kluet, jika saat proses penebangannya parang terjatuh, maka kayu itu tidak jadi diambil. Sebab, dimaknai bahwa aulia tidak mengizinkannya.Maka proses pembangunan saat itu memakan waktu yang sangat lama.

Rumah Rungko konon sudah didirikan oleh seorang pejuang daerah pada abad ke-20. Tepatnya pada Tahun 1914 Dan selesai dikerjakan pada Tahun 1916 Dan diberikan Nama Rumah Rungko Diposkan oleh Raja T. Nyak Tia (1908-1938). Ketika Belanda menguasai Nusantara, rumah ini dulunya menjadi tempat tinggal Raja. Rumah Rungko selain digunakan sebagai rumah Raja-Raja, juga digunakan sebagai rumah untuk bermusyawarah atau bisa dikatakan berfungsi sebagai pengadilan pada masa itu. [1]