Ami Prijono

pemeran laki-laki asal Indonesia
Revisi sejak 5 Oktober 2024 12.40 oleh Mommy Debby (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Lembu Amiluhur Priyawardhana Priyono (23 Oktober 1939 – 6 Juni 2001) atau lebih dikenal dengan nama Ami Prijono (EYD: Ami Priyono) adalah seorang penata seni, aktor, dan sutradara film senior Indonesia. Ami Prijono pernah mengenyam pendidikan pada akademi sinematografi Moskow pada jurusan Penata Seni.

Ami Prijono
LahirLembu Amiluhur Priyawardhana Priyono
(1939-10-23)23 Oktober 1939
Batavia, Hindia Belanda
Meninggal6 Juni 2001(2001-06-06) (umur 61)
Depok, Indonesia
PekerjaanAktor, sutradara, penata seni
Tahun aktif1971 - 2001
Suami/istriJulia Suryakusuma
AnakAditya Priyawardhana
IMDB: nm1228649 Modifica els identificadors a Wikidata

Biografi

sunting

Lahir di Batavia (sekarang Jakarta) pada 23 Oktober 1939, Ami adalah anak satu-satunya Priyono, seorang politikus dan pendidik yang kemudian menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada era Kabinet Presiden Soekarno tahun 1957 - 1966. Setelah lulus dari SMU AMI berangkat ke Moskow, di mana ia belajar tentang perfilman di Institut Sinematografi Negara All-Union.[1][2][3]

Setelah kembali ke Indonesia Ami mulai mengajar di Akademi Teater Nasional di Jakarta.[3] Pada tahun 1968 ia bergabung dengan industri film dalam negeri, mengambil peran penata seni dalam Djampang Mentjari Naga Hitam. Dia mendapat debut aktingnya dua tahun kemudian dalam Tuan Tanah Kedawung sebagai aktor pendukung. [1] Pada tahun 1973 ia menikah dengan penulis feminis Julia Suryakusuma.[3]

Karier

sunting

Pada tahun Festival Film Indonesia 1974 penataan seni Ami dalam film Ambisi memenangi penghargaan Piala Citra.[1] Tahun itu pula ia mendapat debutnya sebagai sutradara dengan film Dewi. Film lain yang dia sutradarai tahun itu, Karmila, diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Marga T. Film ini, yang merupakan film Indonesia kedua yang paling menguntungkan tahun tersebut - diakui telah menghasilkan ketertarikan sineas-sineas dalam membuat film adaptasi selama dekade berikutnya.[4] Ami melanjutkan kariernya dan menjadi salah satu dari empat sutradara yang mendominasi industri film lokal pada tahun 1970-an.[5] Setelah film Lonceng Maut pada tahun 1976 Ami meninggalkan karier penataan seni, dengan fokus pada aktingnya dan penyutradaraan.[2][6]

Pada tahun 1977 Ami merilis film Jakarta Jakarta.[6] Film yang berfokus pada kehidupan sengsara sehari-hari penduduk ibu kota, film ini memenangkan lima Piala Citra pada Festival Film Indonesia 1978 di Ujungpandang, termasuk "Film Terbaik", "Penyutradaraan Terbaik", dan "Skenario Terbaik" (bersama dengan N. Riantiarno).[1] Pada tahun 2009, Ben Murtaugh dari SOAS, Universitas London, menggambarkan film itu sebagai "gambaran menarik dari [Jakarta] selama tahun 1970".[7]

Roro Mendut, yang dirilis pada tahun 1982, memberikan Ami pengakuan internasional terbesarnya.[2] Film yang didasarkan pada Rara Mendut|Legenda Indonesia Rara Mendut dan berdasarkan novel yang ditulis oleh Y.B. Mangunwijaya, memberikan dia nominasi pengharaan "Penyutradaraan Terbaik" di Festival Film Indonesia 1983;[8][9] Dia hanya kalah dari Teguh Karya, sutradara dari Di Balik Kelambu.[10] Ami menerima nominasi lain pada tahun berikutnya untuk Yang, namun kalah dari Sjumandjaja dari film Budak Nafsu.[11] Dia menyutradarai film terakhirnya, Jodoh Boleh Diatur, pada tahun 1988.[2]

Dengan menurunnya jumlah produksi film dalam negeri pada awal 1990-an, Ami meninggalkan bioskop dan mulai berakting di televisi. Dia berakting di beberapa serial pada awal tahun 1994, termasuk Salah Asuhan (1994) dan Pedang Keadilan (1996). [1] Selama periode ini ia bertugas di dewan juri dari beberapa festival film, termasuk Festival Sinetron Indonesia, 1994 dan 1996, Fukuoka International Film Festival (1996), dan Asia Pacific Film Festival (1995).[2] Dia meninggal pada tanggal 6 Juni 2001, setelah beberapa tahun sakit.[2][12]

Filmografi

sunting

Sebagai aktor

sunting
Tahun Judul Peran Catatan
1970 Tuan Tanah Kedawung Samirun
1971 Beranak dalam Kubur Ayah tiri Dhora
1972 Mama Midun
Si Bongkok
Anjing-Anjing Geladak Wongso
1973 Laki-Laki Pilihan Deden Atmawijaya
Ita, Si Anak Pungut
1974 Romi dan Juli
1977 Christina
1978 Ombaknya Laut Mabuknya Cinta
Kasus (Kegagalan Cinta) Detektif swasta
Roda-Roda Gila
1979 Ali Topan, Detektif Partikelir Turun ke Jalan
Bayang-Bayang Kelabu Tony
Kabut Sutra Ungu Pak Imam
1981 Hati Selembut Salju
Gundala Putra Petir Prof. Saelan
Remang-Remang Jakarta Suami Yurike
1984 Untukmu Kuserahkan Segalanya Broto
1985 Yang Masih di Bawah Umur
Kidung Cinta
1986 Keluarga Markum
Bintang Kejora
1989 Cas Cis Cus (Sonata di Tengah Kota)
Kipas-Kipas Cari Angin
Ketika Cinta Telah Berlalu
1990 Pengantin
Sejak Cinta Diciptakan
Nanti Kapan-Kapan Sayang
Oom Pasikom (Parodi Ibukota)
Boneka dari Indiana Yudho
1991 Olga dan Sepatu Roda
Pengantin Remaja
1992 Selembut Wajah Anggun
Ramadhan dan Ramona
1993 Badut-Badut Kota
1994 Sesal Duta besar

Sebagai pembuat film

sunting
Tahun Judul Dikreditkan sebagai Catatan
Penata artistik Sutradara
1968 Djampang Mentjari Naga Hitam Ya Tidak
1971 Lewat Tengah Malam Ya Tidak
Jang Djatuh di Kaki Lelaki Ya Tidak
Matinja Seorang Bidadari Ya Tidak
1972 Anjing-Anjing Geladak Ya Tidak
1973 Laki-Laki Pilihan Ya Tidak
Ambisi Ya Tidak
Ita, Si Anak Pungut Ya Tidak
1974 Dewi Tidak Ya Debut penyutradaraan
Karmila Tidak Ya
1975 Semalam di Malaysia Ya Tidak
1976 Lonceng Maut Ya Tidak
Cintaku di Kampus Biru Tidak Ya Juga sebagai penulis
Kenangan Desember Tidak Ya
1977 Jakarta Jakarta Tidak Ya Juga sebagai penulis
1979 Dr. Siti Pertiwi Kembali ke Desa Tidak Ya
1980 Untukmu Indonesiaku! Tidak Ya
1981 Bukan Impian Semusim Tidak Ya
1982 Roro Mendut Tidak Ya
1983 Yang, Terlarang Tersayang Tidak Ya
1985 Pertunangan Tidak Ya
1988 Jodoh Boleh Diatur Tidak Ya

Sinetron

sunting

Penghargaan dan nominasi

sunting
Penghargaan Tahun Kategori Karya yang dinominasikan Hasil
Festival Film Indonesia 1978 Sutradara Terbaik Jakarta Jakarta Menang
Penulis Skenario Terbaik Menang
1983 Sutradara Terbaik Roro Mendut Nominasi
1984 Yang, Terlarang Tersayang Nominasi

Referensi

sunting
Penghargaan dan prestasi
Didahului oleh:
Sjuman Djaya
Film : Si Doel Anak Modern
(1977)
Sutradara Terbaik
(Festival Film Indonesia)

Film : Jakarta Jakarta
(1978)
Diteruskan oleh:
Teguh Karya
Film : November 1828
(1979)