Stasiun Cikaum

stasiun kereta api di Indonesia
Revisi sejak 5 Oktober 2024 15.15 oleh RaFaDa20631 (bicara | kontrib) (hapus templat koordinat (pakai Wikidata) (via JWB))
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Stasiun Cikaum (CKM) adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Cikaum Barat, Cikaum, Subang. Stasiun yang terletak pada ketinggian +35 m ini termasuk dalam Daerah Operasi III Cirebon. Bersama dengan Stasiun Tanjungrasa, stasiun ini terletak pada ketinggian tertinggi di Daop III.

Stasiun Cikaum

Emplasemen Stasiun Cikaum, 2023
Lokasi
Koordinat6°26′12″S 107°44′57″E / 6.43667°S 107.74917°E / -6.43667; 107.74917
Ketinggian+35 m
Operator
Letak
Jumlah peron4 (satu peron sisi dan tiga peron pulau yang sama-sama agak tinggi)
Jumlah jalur4 (jalur 2 dan 3: sepur lurus)
LayananHanya untuk penyusulan antarkereta api.
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiIII/kecil[2]
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Stasiun Cikaum, di kanan. Sebelah kiri sekarang menjadi lapangan pengafkiran KRL.
KRL bekas Jepang yang diafkirkan di Cikaum

Bangunan dan tata letak

sunting

Sebelum dibangunnya jalur ganda di lintas Cikampek–Haurgeulis, stasiun ini memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus.[3] Dengan selesainya jalur ganda di lintas tersebut, ditandai dengan peresmian oleh Megawati Soekarnoputri per 4 Desember 2003,[4] jumlah jalur bertambah menjadi empat. Tata letak jalur kereta api di stasiun ini diubah sehingga jalur 2 eksisting stasiun ini dijadikan sebagai sepur lurus arah Haurgeulis saja, sedangkan jalur 3 dijadikan sepur lurus baru arah Cikampek, serta jalur 4 sebagai sepur belok baru. Tidak ada kereta api yang berhenti di stasiun ini, kecuali jika terjadi penyusulan antarkereta api.

Tempat pengafkiran kereta

sunting

Di samping melayani penyusulan kereta api, stasiun ini juga menjadi tempat pengafkiran KRL Eksekutif milik PT KCJ/KCI dan PT KAI, yaitu KRL AC yang diimpor tahun 2009 ke atas dan ke bawah. Setidaknya sudah ada sekitar 80 hingga 100 unit KRL AC yang dikirim ke stasiun ini. KRL-KRL itu disimpan di tanah lapang kosong yang letaknya di sebelah utara stasiun.[5]

KRL bekas kecelakaan di Cilebut dan Bintaro juga dikirim ke sini. Namun, KRL yang mangkrak akibat langkanya suku cadang dan gerbong sisa (hasil perubahan formasi 10 gerbong menjadi 8 gerbong) adalah yang paling banyak ditemui di sini. Kebijakan PT KCJ/KCI untuk menghentikan operasi KRL jika kecelakaan berat (seperti saat kecelakaan di Bintaro), menggunakan sistem kanibalisasi komponen untuk mengatasi langkanya suku cadang KRL, dan tidak memperpanjang masa pakai KRL (yang membuat KRL banyak yang mangkrak), membuat banyak KRL disimpan di sini.

Tempat pengafkiran KRL lainnya ada di Stasiun Purwakarta, ditujukan bagi KRL Ekonomi dan KRL AC milik PT KAI (KRL yang diimpor atau diproduksi sebelum tahun 2009). Pada akhir 2017, seluruh KRL milik PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) yang diimpor pada tahun 2009 ke atas yang ditumpuk di Stasiun Cikaum sudah dihancurkan seluruhnya untuk mengosongkan lahan agar tidak terlalu penuh.[6] Sementara itu, KRL milik PT KAI yang diimpor sebelum tahun 2009 masih tersisa dan akan segera dihancurkan bersama KRL milik PT KAI lainnya di depo KRL Depok dan Stasiun Purwakarta.[7] KRL lawas produksi PT INKA juga diafkirkan di stasiun ini.[8]

Selain KRL, Stasiun Cikaum juga dipakai sebagai tempat penumpukan kereta-kereta penumpang berusia tua yang telah dipensiunkan sejak PT KAI meremajakan armada kereta apinya.

Insiden

sunting

Pada tanggal 14 November 2019, sekitar pukul 16.00 hingga malam hari, terjadi kebakaran hebat yang menimpa total 122 unit kereta penumpang yang sudah diafkirkan di Stasiun Cikaum. Api baru bisa dipadamkan saat larut malam karena angin yang berembus kencang membuatnya sukar dipadamkan.[9][10]

Referensi

sunting
  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Ikhtisar Lintas dan Emplasemen. Bandung: Perumka. 1992. hlm. 06–054. 
  4. ^ Liputan6.com (2003-12-04). "Presiden Meresmikan Jalur Ganda KA Cikampek". liputan6.com. Diakses tanggal 2019-10-22. 
  5. ^ "4 Kuburan Kereta Api Ini Jadi Buruan Wisatawan - Traveling Yuk". Traveling Yuk. 2017-05-01GMT05:00:53. Diakses tanggal 2018-11-11. 
  6. ^ "Rangkaian KRL Tidak Terpakai Mulai Dibesituakan". www.re-digest.web.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-17. Diakses tanggal 2018-03-01. 
  7. ^ "Sinergi BUMN dalam penjualan sarana ATDO KAI". www.kai.id. Diakses tanggal 2018-03-30. 
  8. ^ Bintang, Amri (2016-12-08). "Tragis: KRL AC Buatan Indonesia Ini Dibesituakan di Cikaum". KAORI Nusantara (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-11-11. 
  9. ^ Liputan6.com (2019-11-14). "Kuburan Kereta Api di Stasiun Purwadadi Subang Terbakar". liputan6.com. Diakses tanggal 2019-11-15. 
  10. ^ "Kebakaran Terjadi di Area Konservasi Stasiun Cikaum, 122 Bangkai Gerbong Kereta Api Lenyap". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2019-11-15. 
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Pasirbungur
menuju Cikampek
Cikampek–Cirebon Prujakan Pegaden Baru