Gunung Papandayan

gunung di Indonesia
Revisi sejak 7 Oktober 2024 04.01 oleh KnowMall (bicara | kontrib)

Gunung Papandayan adalah gunung api stratovolcano[2] yang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat, tepatnya di Kecamatan Cisurupan. Gunung dengan ketinggian 2.665 m di atas permukaan laut ini terletak sekitar 70 km sebelah tenggara Kota Bandung. Gunung Papandayan memiliki beberapa kawah yang terkenal, di antaranya Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah Nangklak, dan Kawah Manuk. Kawah-kawah tersebut mengeluarkan uap dari sisi dalamnya.

Gunung Papandayan
Pemandangan Gunung Papandayan
Titik tertinggi
Ketinggian2.665 m (8.743 ft)[1]
Geografi
Gunung Papandayan di Jawa
Gunung Papandayan
Gunung Papandayan
Garut, Jawa Barat, Indonesia
PegununganSelatan Jabar
Geologi
Jenis gunungStratovolcano
Letusan terakhir2002

Topografi di dalam kawasan curam, berbukit dan bergunung, serta terdapat tebing yang terjal. Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson termasuk tipe iklim B, dengan curah hujan rata-rata 3.000mm/tahun, kelembapan udara 70-80% dan temperatur 10°C.

Keanekaragaman Hayati

Potensi flora di dalam kawasan gunung ini di antaranya

  • Pohon Suagi (Vaccinium valium)
  • Edelweis (Anaphalis javanica)
  • Puspa (Schima walichii)
  • Saninten (Castanea argentea)
  • Pasang (Quercus platycorpa)
  • Kihujan (Engelhardia spicata)
  • Jamuju (Podocarpus imbricatus)
  • dan Manglid (Magnolia sp).

Sedangkan potensi fauna kawasan ini di antaranya

Gunung Papandayan mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous.

Potensi Wisata

Beberapa lokasi yang menarik dan sering dikunjungi wisatawan di antaranya:

  • Kawah Papandayan, merupakan kawasan gunung berapi yang masih aktif dengan luas mencapai 10 Ha. Terdapat lubang-lubang magma yang mengeluarkan asap/uap air yang menimbulkan berbagai macam suara unik.
  • Blok Pondok Saladah, merupakan kawasan padang rumput dengan luas mencapai 8 Ha dan memiliki ketinggian 2.288 m di atas permukaan laut. Terdapat Sungai Cisaladah yang airnya mengalir sepanjang tahun. Lokasi ini biasa digunakan untuk tempat berkemah.
  • Blok Sumber Air Panas letaknya di perbatasan Blok Cigenah, sumber air panas ini mengandung belerang dan berkhasiat dalam penyembuhan penyakit kulit terutama gatal-gatal. Secara keseluruhan, kawasan ini masih alami, memiliki panorama yang indah dan udara sejuk.

Kegiatan wisata alam yang dapat dilakukan antara lain menikmati keindahan dan keunikan alam, lintas alam, berkemah, memotret, mandi air yang mengandung belerang untuk pengobatan penyakit kulit.

Letusan

Dalam catatan sejarah, Gunung Papandayan tercatat telah beberapa kali meletus di antaranya pada 11 Agustus 1772, 11 Maret 1923, 15 Agustus 1942, dan 11 November 2002.[4] Letusan besar yang terjadi pada 11 Agustus 1772 menghancurkan sedikitnya 40 perkampungan dan menewaskan sekitar 2957 orang. Daerah yang tertutup longsoran mencapai 10km dengan lebar 5km.[5]

Pada 11 Maret 1923 terjadi sedikitnya 7 kali erupsi di Kawah Baru dan didahului dengan gempa yang berpusat di Cisurupan. Pada 25 Januari 1924, suhu Kawah Mas meningkat dari 364°C menjadi 500°C. Sebuah letusan lumpur dan batu terjadi di Kawah Mas dan Kawah Baru dan menghancurkan hutan, sementara letusan material hampir mencapai Cisurupan. Pada 21 Februari 1925, letusan lumpur terjadi di Kawah Nangklak. Pada tahun 1926, sebuah letusan kecil terjadi di Kawah Mas.

Sejak April 2006, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meningkatkan status Papandayan menjadi waspada, setelah terjadi peningkatan aktivitas seismik. Pada 7-16 April 2008, terjadi peningkatan suhu di dua kawah, yakni Kawah Mas (245-262°C), dan Balagadama (91-116°C). Sementara tingkat pH berkurang dan konsentrasi mineral meningkat. Pada 28 Oktober 2010, status Papandayan kembali meningkat menjadi level 2.

Galeri

Catatan Kaki

  1. ^ "Papandayan". Global Volcanism Program. Smithsonian Institution. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-05-26. Diakses tanggal 2006-12-21. 
  2. ^ Asmoro, P., Wachyudin, D., Mulyadi, E., 1989. Geological Map of Papandayan Volcano, Garut, West Java. Directorate of Volcanology.
  3. ^ "Taman Wisata Alam Gunung Papandayan". 22 Juni 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-02-22. Diakses tanggal 2021-05-03. 
  4. ^ Syahbana, D. K., Caudron, C., Jousset, P., Lecocq, T., Camelbeeck, T., Bernard, A., Surono, 2014. Fluid dynamics inside a “wet” volcano inferred from the complex frequencies of long-period (LP) events: An example from Papandayan volcano, West Java, Indonesia, during the 2011 seismic unrest. Journal of Volcanology and Geothermal Research. 280 (76-89). [1] Diarsipkan 2023-08-10 di Wayback Machine.
  5. ^ Neumann Van Padang, M., 1983. History of the Volcanology in the Former Netherlands East Indies. Rijksmuseum van Geologie en Mineralogie.

Pranala luar