Kalijodo

taman publik di Jakarta, Indonesia
Revisi sejak 13 Oktober 2024 07.25 oleh RasyaAbhirama13 (bicara | kontrib) (Perombakan dan ekspansi)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Kalijodo adalah sebuah taman publik di Jalan Kepanduan II, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara di sepanjang bantaran Kanal Banjir Barat. Taman ini mempunyai luas 3.4 hektar yang diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pada tanggal 22 Februari 2017.[1]

Taman Kalijodo
Peta
JenisTaman kota
LokasiPenjaringan, Jakarta Utara, DKI Jakarta
Koordinat6°08′22″S 106°47′22″E / 6.139342°S 106.789471°E / -6.139342; 106.789471
Area3.4 hektar
Dibuka22 Februari 2017
Dimiliki olehPemerintah Provinsi DKI Jakarta
Dipelihara olehDinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta

Secara umum, daerah yang dianggap Kalijodo adalah RT 001, RT 003, RT 004, RT 005 dan RT 006 pada RW 05 Kelurahan Pejagalan.[2] Daerah ini dulu terkenal sebagai sarang hiburan malam dan prostitusi untuk kelas bawah. Ia menjadi terkenal karena sorotan dalam cerita dan film Ca Bau Kan, serta menjadi sasaran penertiban pada masa pemerintahan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).[1] Setelah digusur, kawasan Kalijodo berubah menjadi salah satu ruang publik terpadu ramah keluarga dan anak-anak di Jakarta.[3]

Sejarah

sunting

Asal-usul

sunting

Awalanya nama Kalijodo berasal dari kata Kali dan Jodoh. Tempat ini pada masa lalu adalah salah satu tempat perayaan budaya Tionghoa bernama peh cun, yaitu perayaan hari keseratus dalam kalender imlek. Salah satu tradisi dalam perayaan peh cun adalah pesta air. Pesta ini menarik perhatian kalangan muda dan dibiayai oleh orang-orang berada dari kalangan Tionghoa. Pesta air itu diikuti oleh muda-mudi laki-laki dan perempuan yang sama-sama menaiki perahu melintasi kali Angke. Setiap perahu diisi oleh tiga hingga empat perempuan dan laki-laki. Jika laki-laki senang dengan perempuan yang ada di perahu lainnya ia akan melempar kue yang bernama Tiong Cu Pia. Kue ini terbuat dari campuran terigu yang di dalamnya ada kacang hijau. Sebaliknya, jika perempuan menerima, ia akan melempar balik dengan kue serupa. Tradisi ini akhirnya terus berlanjut sebagai ajang mencari jodoh sehingga dari sinilah sebutan Kali Jodoh berasal.[4] Tradisi ini berhenti pada tahun sejak tahun 1958 setelah Wali Kota Jakarta Sudiro yang menjabat diera 1953-1960 melarang perayaan budaya Tionghoa.[4]

Tempat prostitusi

sunting

Namun menurut versi lain, Kalijodo memang pada awalnya sudah merupakan wilayah prostitusi terselubung. Pada tahun 1600an, banyak pelarian dari Manchuria berlabuh di Batavia, lalu mencari istri sementara atau gundik karena tidak membawa istri dari negara asalnya. Tempat untuk mencari pengganti istrinya di daerah Kalijodo. Para calon gundik ini mayoritas didominasi oleh perempuan lokal, yang akan berusaha menarik pria etnis Tionghoa dengan menyanyi lagu-lagu klasik Tionghoa di atas perahu yang tertambat di pinggir kali. Pada masa tersebut, perempuan yang akan menjadi gundik disebut Cau Bau. Cau Bau, yang bermakna perempuan, dianggap memiliki derajat yang lebih tinggi dibandingkan pelacur. Kendati demikian, di lokasi tersebut masih berlangsung aktivitas seksual dengan transaksi uang. Aktivitas utamanya adalah menghibur dan mendapat penghasilan, mirip konsep Geisha di Jepang.[5]

Di masa kini, Kalijodo tidak hanya dikunjungi orang-orang etnis Tionghoa, namun juga laki-laki non Tionghoa. Akibatnya Kalijodo berubah menjadi tempat pelacuran sesungguhnya. Bahkan semakin ramai sejak Kramat Tunggak ditutup.[5]

Penertiban

sunting

Kalijodo sebenarnya sudah direncanakan untuk ditertibkan sejak tahun 2014 dengan alasan merupakan jalur hijau.[6] Namun kemudian tertunda karena menunggu penertiban Waduk Pluit selesai.[7] Setelahnya, Pemprov DKI mendapat momentum dengan adanya kecelakaan yang melibatkan Toyota Fortuner setelah pengemudinya minum minuman keras sepulang dari Kalijodo.[8] Akhirnya pada tanggal 29 Februari 2016, penduduk Kalijodo direlokasi dengan melibatkan 5000 personel Polri,[9] 2500 personel Satpol PP[10] dan 400 personel TNI [11]

Penertiban berlangsung lancar, dengan penduduk yang memiliki KTP DKI bersedia dipindahkan ke rusunawa Marunda dan Pulogebang atau dipulangkan ke daerah asal.[12]

Pembangunan kembali Kalijodo

sunting

Setelah Kalijodo ditertibkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berencana membangun kembali kawasan Kalijodo dengan bekerja sama oleh pengembang swasta untuk mengerjakan beberapa proyek di Kalijodo. Salah satu sasaran pembangunan Ahok di Kalijodo adalah pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) dan Ruang Terbuka Hijau.[13]

Fasilitas taman

sunting

Setelah kawasan lampu merah dibongkar, Taman Kalijodo dibangun dengan dana CSR dari perusahaan swasta. Taman ini dibangun dengan konsep taman hijau semi alami, taman bermain, lapangan futsal, aula serbaguna terbuka, serta arena bersepeda BMX dan papan seluncur berstandar internasional.[14] Selain itu, kawasan Taman Kalijodo dikelilingi oleh jalur sepeda, dan terdapat pula sebuah amfiteater, pujasera atau kantin, dan dan masjid yang bergaya tradisional Betawi.

Ada sebuah dinding setinggi 23 meter yang diisi dengan berbagai mural dan grafiti karya seniman terkenal Indonesia. Di sebelah utara, terdapat Monunen Sumur batu bata baja, menggambarkan daerah Kalijodo pada 1950an sebagai tempat mencari belahan jiwa. Selain itu, empat bagian dari Tembok Berlin dipasang di dalam Taman Kalijodo.[3]

Galeri

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b "Kalijodo Park Expected to be New Tourism Icon in Indonesia". Tempo. Diakses tanggal 17 Agustus 2017. 
  2. ^ Kehidupan pelacur di pemukiman kumuh liar Kalijodo RW 05 Kelurahan Pejagalan Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara Diarsipkan 2016-03-22 di Wayback Machine.. dari situs Librari UI
  3. ^ a b "Jakarta to hold National Awakening concert at Kalijodo Park". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). 14 Mei 2017. Diakses tanggal 13 Oktober 2024. 
  4. ^ a b Prostitusi Kalijodo Dulunya Berasal di Atas Perahu. dari situs Vivanews
  5. ^ a b Sejarah Berdirinya Lokalisasi Kalijodo Sejak Era Kolonial Belanda Hingga Sebesar Sekarang. Diarsipkan 2016-03-22 di Wayback Machine. dari situs berita idntimes.com
  6. ^ Blusukan ke Kalijodo, Jokowi dan Ahok Digoda Pelacur ABG. Diarsipkan 2016-03-18 di Wayback Machine. Dari situs Nonstop Online.
  7. ^ Gubernur DKI: Beresin Waduk Pluit Dulu Baru Kalijodo. dari situs Okezone
  8. ^ Kecelakaan Mobil Ingatkan Ahok untuk Tertibkan Kalijodo. dari situs CNN Indonesia
  9. ^ Gusur Kalijodo, Polisi Kerahkan 5000 personel. dari situs Tempo
  10. ^ 2500 Personel Satpol PP Siap Bongkar Kalijodo. dari situs Tribunnews
  11. ^ Ancaman Keras Pangkodam jika Preman Kalijodo Lukai TNI. dari situs Vivanews
  12. ^ Warga Kalijodo akan Direlokasi ke Rusunawa Marunda dan Pulogebang. dari situs Kompas
  13. ^ Ini Proyek Terbaru Ahok di Kalijodo Diarsipkan 2016-09-20 di Wayback Machine. Arah.com, tanggal 23 Mei 2016. Diakses tanggal 23 Mei 2016.
  14. ^ "How Jakarta transformed its biggest red-light district into a public park". Southeast Asia Globe (dalam bahasa Inggris).