Kota Bandar Lampung

ibu kota Provinsi Lampung, Indonesia

5°25′44″S 105°15′40″E / 5.42897°S 105.26114°E / -5.42897; 105.26114

Kota Bandar Lampung
Transkripsi bahasa daerah
 • Lampung𞜋𞜗𞜈𞜙𞜏𞜌𞜜𞜊𞜔𞜖
 • Jawaꦏꦸꦛꦭꦩ꧀ꦥꦸꦁ
Atas ke bawah, kiri ke kanan; Tugu Siger, Tugu Adipura, dan Panorama Bandar Lampung.
Bendera Kota Bandar Lampung
Lambang resmi Kota Bandar Lampung
Julukan: 
Kota Tapis Berseri[1]
Motto: 
𞜎𞜂𞜕𞜌𞜜𞜂𞜐𞜓
Ragom Gawi
(Lampung) Kompak bekerja[2]
Peta
Peta
Kota Bandar Lampung di Sumatra
Kota Bandar Lampung
Kota Bandar Lampung
Peta
Kota Bandar Lampung di Indonesia
Kota Bandar Lampung
Kota Bandar Lampung
Kota Bandar Lampung (Indonesia)
Koordinat: 5°25′46.6″S 105°15′45.26″E / 5.429611°S 105.2625722°E / -5.429611; 105.2625722
Negara Indonesia
ProvinsiLampung
Tanggal berdiri17 Juni 1682; 342 tahun lalu (1682-06-17)[3]
Dasar hukumPP No. 24 tahun 1983
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 20
  • Kelurahan: 126
Pemerintahan
 • Wali KotaNino Nurmadi, S.Kom
 • Wakil Wali KotaDeddy Amrullah
 • Sekretaris DaerahIwan Gunawan
Luas
 • Total197,22 km2 (76,15 sq mi)
Populasi
 (30 Juni 2023)[4]
 • Total1.096.936
 • Kepadatan5,600/km2 (14,000/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 93,57%
Kristen 4,91%
- Protestan 3,31%
- Katolik 1,60%
Buddha 1,24%
Hindu 0,28%[4]
 • BahasaIndonesia, Lampung Peminggir, Lampung Pepadun, Jawa, Ogan, Komering, Minang, Batak, Sunda
 • IPMKenaikan 78,01 (2022)
tinggi[5]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
1871 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62 721
Pelat kendaraanBE xxxx
Kode Kemendagri18.71 Edit nilai pada Wikidata
Kode SNI 7657:2023BDL
DAURp 1.116.083.860.000,- (2020)
Flora resmiDurian (Durio zibethinus)[6]
Fauna resmiMonyet (Macaca fascicularis)[7]
Situs webwww.bandarlampungkota.go.id


Kota Bandar Lampung adalah sebuah kota di Indonesia sekaligus ibu kota provinsi dan kota terbesar di provinsi Lampung. Dengan kepadatan 5.332/km², Kota Bandar Lampung merupakan salah satu kota terpadat di Pulau Sumatra, serta termasuk salah satu kota besar dan kota terpadat di Indonesia, khususnya di luar Pulau Jawa.

Secara geografis, Kota ini merupakan gerbang utama Pulau Sumatra, tepatnya kurang lebih 165 km sebelah barat laut Jakarta, memiliki andil penting dalam jalur transportasi darat dan aktivitas pendistribusian logistik dari Jawa menuju Sumatra maupun sebaliknya.

Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah daratan 169,21 km² yang terbagi ke dalam 20 Kecamatan dan 126 Kelurahan dengan populasi penduduk 1.166.066[8] jiwa (berdasarkan hasil sensus penduduk 2020).[9] Sedangkan menurut Kemendagri, jumlah penduduk kota Bandar Lampung sebanyak 1.096.936 jiwa pada pertengahan tahun 2023.[4]

Sejarah

 
Benteng di Teluk Betung (1894).

Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung sekarang, sebelumnya Kota Bandar Lampung secara historis bernama Tanjung Karang - Teluk Betung kota ini bagian dari wilayah Way Handak Kabupaten Lampung Selatan, pada sekitar tahun 1982 terjadi peluasan, sehingga Kota Tanjung Karang - Teluk Betung dijadikan satu yaitu Kota Bandar Lampung, yakni Ibu Kota dari pada Provinsi Lampung disebut Lampung yang artinya Sang Bumi Lampung[10][11].

Sistem nilai dan kultur Lampung menjadi satu ialah Pepadun masyarakat Lampung hanya memiliki satu budaya yaitu Penyimbang, namun ada dua tradisi yang mengkeristal dan hidup dengan nilai yang kental demokratis Saibatin cendrung Aristokratis, Suku Lampung diyakini sebagai penyebab penggunaan bahasa Lampung, terutama di daerah perkotaan Kota Bandar Lampung, suku-suku Lampung ini secara geografis menempati wilayah mulai dari Kepaksian Paksi Pak Sakala Brak di Kabupaten Lampung Barat, Liwa. Kabupaten Pesisir Barat, Kabupaten Tanggamus, Kabupaten Pesawaran, Kabupaten Lampung Selatan, Kota Bandar Lampung, Kabupaten Lampung Timur hingga ke bagian wilayah Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Bengkulu, bahkan terdapat juga di pantai barat provinsi Banten[12].

Masa Pendudukan Belanda (1912-1942)

Wilayah Kota Bandar Lampung pada zaman kolonial Hindia Belanda termasuk wilayah Onder Afdeling Telokbetong yang dibentuk berdasarkan Staatsbalat 1912 Nomor: 462 yang terdiri dari Ibu kota Telokbetong sendiri dan daerah-daerah disekitarnya. Sebelum tahun 1912, Ibu kota Telokbetong ini meliputi juga Tanjungkarang yang terletak sekitar 5 km di sebelah utara Kota Telokbetong (Encyclopedie Van Nedderland Indie, D.C.STIBBE bagian IV).

Ibu kota Onder Afdeling Telokbetong adalah Tanjungkarang, sementara Kota Telokbetong sendiri berkedudukan sebagai Ibu kota Keresidenan Lampung. Kedua kota tersebut tidak termasuk ke dalam Marga Verband, melainkan berdiri sendiri dan dikepalai oleh seorang Asisten Demang yang tunduk kepada Hoof Van Plaatsleyk Bestuur selaku Kepala Onder Afdeling Telokbetong.

Masa Pendudukan Jepang (1942-1945)

Pada zaman pendudukan Jepang, kota Tanjungkarang-Telokbetong dijadikan shi (Kota) di bawah pimpinan seorang shichō (bangsa Jepang) dan dibantu oleh seorang fukushichō (bangsa Indonesia).

Masa Kemerdekaan Indonesia

 
Pawai Pembangunan Kota Bandar Lampung tahun 1940-an, saat ini di Jalan Kartini.

Sejak zaman Kemerdekaan Republik Indonesia, Kota Tanjungkarang dan Kota Telokbetong menjadi bagian dari Kabupaten Lampung Selatan hingga diterbitkannnya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1948 yang memisahkan kedua kota tersebut dari Kabupaten Lampung Selatan dan mulai diperkenalkan dengan istilah penyebutan Kota Tanjungkarang-Telukbetung.

Secara geografis, Telukbetung berada di selatan Tanjungkarang, karena itu di markah jalan, Telukbetung yang dijadikan patokan batas jarak ibu kota provinsi. Telukbetung, Tanjungkarang dan Panjang (serta Kedaton) merupakan wilayah tahun 1984 digabung dalam satu kesatuan Kota Bandar Lampung, mengingat ketiganya sudah tidak ada batas pemisahan yang jelas.

Pada perkembangannya selanjutnya, status Kota Tanjungkarang dan Kota Telukbetung terus berubah dan mengalami beberapa kali perluasan hingga pada tahun 1965 setelah Keresidenan Lampung dinaikkan statusnya menjadi Provinsi Lampung (berdasarkan Undang-Undang Nomor: 18 tahun 1965), Kota Tanjungkarang-Telukbetung berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjungkarang-Telukbetung dan sekaligus menjadi ibu kota Provinsi Lampung.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1983, Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjungkarang-Telukbetung berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar Lampung (Lembaran Negara tahun 1983 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3254). Kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 tahun 1998 tentang perubahan tata naskah dinas di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II se-Indonesia yang kemudian ditindaklanjuti dengan Keputusan Wali kota Bandar Lampung nomor 17 tahun 1999 terjadi perubahan penyebutan nama dari “Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar Lampung” menjadi “Pemerintah Kota Bandar Lampung” dan tetap dipergunakan hingga saat ini.

Hari jadi

Hari jadi kota Bandar Lampung ditetapkan berdasarkan sumber sejarah yang berhasil dikumpulkan, -terdapat catatan bahwa berdasarkan laporan dari Residen Banten William Craft kepada Gubernur Jenderal Cornelis yang didasarkan pada keterangan Pangeran Aria Dipati Ningrat (Duta Kesultanan) yang disampaikan kepadanya tanggal 17 Juni 1682 antara lain berisikan: “Lampong Telokbetong di tepi laut adalah tempat kedudukan seorang Dipati Temenggung Nata Negara yang membawahi 3.000 orang” (Deghregistor yang dibuat dan dipelihara oleh pimpinan VOC halaman 777 dst.)-, Berdasarkan Staabat Nomor: 10/1873 (Beslit Gouvenur General) tanggal 8 April 1873 nomor 15 tentang Pembagian Keresidenan Lampung menjadi 6 Afdiling TelokBetong dengan Ibu kota TelokBetong (Sumber Buku Selayang Pandang Kota Bandar Lampung) dan hasil simposium Hari Jadi Kota Tanjungkarang-Telukbetung pada tanggal 18 November 1982 serta Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1983 tanggal 26 Februari 1983 ditetapkan bahwa hari Jadi Kota Bandar Lampung adalah tanggal 17 Juni 1682.

Metropolitan Bandar Lampung

Seiring perkembangan, kecepatan pertumbuhan penduduk melonjak cukup tinggi sejak lima tahun terakhir (2010-2015). Pertumbuhan bahkan mencapai 1,1 persen per tahun, dengan penduduk Bandar Lampung yang membengkak dari 800.000 jiwa menjadi 1,2 juta jiwa.[13] Hal itu mulai memicu pertumbuhan kota ini ke arah barat hingga Gedong Tataan; ke timur hingga Tanjung Bintang dan Bergen; serta ke utara hingga Kecamatan Natar.

Pada tahun 1986-1989, Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum telah merancang konsep pengembangan Kota Bandar Lampung yang disebut Bandar Lampung and Surrounding Area (Blasa). Konsep ini meliputi Kecamatan Gedong Tataan, Natar, Tanjung Bintang, dan Katibung bagian utara. Sementara itu, Kementerian Perhubungan melalui Studi Penyusunan Masterplan Transportasi Aglomerasi Kota Bandar Lampung pada tahun 2009 menyebutkan bahwa ketergantungan antar daerah telah menyatukan interaksi masyarakat dan kegiatan ekonomi antar daerah seperti Bandar Lampung, Metro, Lampung Selatan, Pringsewu dan Pesawaran. Aglomerasi ini diberi nama Balamekapringtata (Bandarlampung, Metro, Kalianda (Lampung Selatan), Pringsewu, Gedongtataan (Pesawaran)).[1]

Tahun 2015, Bandar Lampung dan Kota Metro merupakan kawasan yang dipetakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (Kemenpupera) berpotensi sebagai area metropolitan, terkhusus dalam cetak biru Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) (Merak-Bakauheni-Bandar Lampung-Palembang-Tanjung Api Api) (WPS MBBPT).[14]

Geografi

Posisi Astronomis dan Geografis

Secara astronomis, wilayah Kota Bandar Lampung berada antara 50º20’-50º30’ LS dan 105º28’-105º37’ BT dengan luas wilayah 192.96 km2

Batas wilayah

Batas-batas wilayah Kota Bandar Lampung adalah sebagai berikut:

Utara Kabupaten Lampung Selatan
Timur Kabupaten Lampung Selatan
Selatan Kabupaten Lampung Selatan dan Teluk Lampung
Barat Kabupaten Pesawaran

Kota Bandar Lampung berada di bagian selatan Provinsi Lampung (Teluk Lampung) dan ujung selatan Pulau Sumatra.[15]

Iklim

Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Fergusson, iklim Bandar Lampung tipe A; sedangkan menurut zone agroklimat Oldeman 1978, tergolong zona D3, yang berarti lembap sepanjang tahun. Curah hujan berkisar antara 1.857 – 2.454 mm/tahun. Jumlah hari hujan 76-166 hari/tahun. Kelembaban udara berkisar 60-85%, dan suhu udara 23-37 °C. Kecepatan angin berkisar 2,78-3,80 knot dengan arah dominan dari Barat (November-Januari), Utara (Maret-Mei), Timur (Juni-Agustus), dan Selatan (September-Oktober).

Parameter iklim yang sangat relevan untuk perencanaan wilayah perkotaan adalah curah hujan maksimum, karena terkait langsung dengan kejadian banjir dan desain sistem drainase. Berdasarkan data selama 14 tahun yang tercatat di stasiun klimatologi Pahoman dan Sumur Putri (Kecamatan Teluk Betung Utara), dan Sukamaju Kubang (Kecamatan Panjang), curah hujan maksimum terjadi antara bulan Desember sampai dengan April, dan dapat mencapai 185 mm/hari.[16]

Data iklim Bandar Lampung, Lampung, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 30.3
(86.5)
31
(88)
31.6
(88.9)
32
(90)
31.7
(89.1)
31.2
(88.2)
30.5
(86.9)
31.4
(88.5)
32
(90)
33
(91)
32
(90)
31.1
(88)
31.48
(88.76)
Rata-rata harian °C (°F) 26.4
(79.5)
26.7
(80.1)
27.2
(81)
27.5
(81.5)
27
(81)
26.8
(80.2)
26.6
(79.9)
27.6
(81.7)
27.7
(81.9)
28.2
(82.8)
27.3
(81.1)
26.9
(80.4)
27.16
(80.93)
Rata-rata terendah °C (°F) 22.5
(72.5)
22.6
(72.7)
23
(73)
22.7
(72.9)
22.5
(72.5)
22.2
(72)
21.9
(71.4)
22.4
(72.3)
23.1
(73.6)
23.4
(74.1)
22.7
(72.9)
22.7
(72.9)
22.64
(72.73)
Presipitasi mm (inci) 325
(12.8)
264
(10.39)
253
(9.96)
187
(7.36)
159
(6.26)
107
(4.21)
106
(4.17)
77
(3.03)
72
(2.83)
102
(4.02)
147
(5.79)
254
(10)
2.053
(80,82)
Rata-rata hari hujan 15 13 12 11 10 7 6 5 4 7 9 13 112
% kelembapan 85 84 83 82 82 79 78 76 77 80 82 83 80.9
Rata-rata sinar matahari bulanan 152 158 205 227 241 248 253 267 236 225 194 178 2.584
Sumber #1: Climate-Data.org[17] & BMKG[18]
Sumber #2: Weatherbase[19]

Topografi

Topografi Kota Bandar Lampung sangat beragam, mulai dari dataran pantai sampai kawasan perbukitan hingga bergunung, dengan ketinggian permukaan antara 0 sampai 500 m daerah dengan topografi perbukitan hinggga bergunung membentang dari arah Barat ke Timur dengan puncak tertinggi pada Gunung Betung sebelah Barat dan Gunung Dibalau serta perbukitan Batu Serampok disebelah Timur. Topografi tiap-tiap wilayah di Kota Bandar Lampung adalah sebagai berikut:

  • Wilayah pantai terdapat disekitar Teluk Betung dan Panjang dan pulau di bagian Selatan
  • Wilayah landai/dataran terdapat disekitar Kedaton dan Sukarame di bagian Utara
  • Wilayah perbukitan terdapat di sekitar Telukbetung bagian Utara
  • Wilayah dataran tinggi dan sedikit bergunung terdapat disekitar Tanjung Karang bagian Barat yaitu wilayah Gunung Betung, Sukadana Ham, dan Gunung Dibalau serta perbukitan Batu Serampok di bagian Timur.

Dilihat dari ketinggian yang dimiliki, Kecamatan Kedaton dan Rajabasa merupakan wilayah dengan ketinggian paling tinggi dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lainnya yaitu berada pada ketinggian maksimum 700 mdpl. Sedangkan Kecamatan Teluk Betung Selatan dan Kecamatan Panjang memiliki ketinggian masing-masing hanya sekitar 2 – 5 mdpl atau kecamatan dengan ketinggian paling rendah/minimum dari seluruh wilayah di Kota Bandar Lampung.

Hidrologi

Dilihat secara hidrologi maka Kota Bandar Lampung mempunyai 2 sungai besar yaitu Way Kuripan dan Way Kuala, dan 23 sungai-sungai kecil. Semua sungai tersebut merupakan DAS (Daerah Aliran Sungai) yang berada dalam wilayah Kota Bandar Lampung dan sebagian besar bermuara di Teluk Lampung.

Dilihat dari akuifer yang dimilikinya, air tanah di Kota Bandar Lampung dapat dibagi dalam beberapa bagian berdasarkan porositas dan permaebilitas yaitu:

  • Akuifer dengan produktivitas sedang, berada di kawasan pesisir Kota Bandar Lampung, yaitu di Kecamatan Panjang, Teluk Betung Selatan, dan Teluk Betung Barat.
  • Air tanah dengan akuifer produktif, berada di Kecamatan Kedaton, Tanjung Senang, Kedaton, bagian selatan Kecamatan Kemiling, bagian selatan Tanjung Karang Barat, dan sebagian kecil wilayah Kecamatan Sukabumi.
  • Akuifer dengan produktivitas sedang dan penyebaran luas, berada di bagian utara Kecamatan Kemiling, bagian utara Tanjung Karang Barat, Tanjung Karang Pusat, Teluk Betung Utara, dan sebagian kecil Kecamatan Tanjung Karang Timur.
  • Akuifer dengan produktivitas tinggi dan penyebaran luas, berada di sebagian besar Kecamatan Rajabasa dan Tanjung Karang Timur.
  • Akuifer dengan produktivitas rendah, berada di bagian utara Kecamatan Panjang, Tanjung Karang Timur, dan bagian barat Kecamatan Teluk Betung Selatan.
  • Air tanah langka, berada di Kecamatan Panjang.

Pemerintahan

wali kota

Kota Bandar Lampung dipimpin oleh seorang wali kota. Saat ini, jabatan wali kota Bandar Lampung dijabat oleh Eva Dwiana dengan jabatan wakil wali kota dijabat oleh Deddy Amrullah. Eva dan Deddy merupakan pemenang pada pemilihan umum wali kota Bandar Lampung 2020.

No Wali Kota Awal menjabat Akhir menjabat Prd. Wakil Wali Kota
11   Eva Dwiana 26 Februari 2021 Petahana 14   Deddy Amarullah

Dewan perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Bandar Lampung dalam tiga periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014–2019[20] 2019–2024[21] 2024–2029
PKB 1   3   5
Gerindra 5   7   10
PDI-P 10   9   6
Golkar 5   6   6
NasDem 5   5   7
PKS 5   6   7
Hanura 2   0   0
PAN 7   6   4
Demokrat 5   5   5
Perindo (baru) 2   0
PPP 4   1   0
PKPI 1   0
Jumlah Anggota 50   50   50
Jumlah Partai 11   10   8


Kecamatan

Kota Bandar Lampung terdiri dari 20 kecamatan dan 126 kelurahan. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 1.175.397 jiwa dengan luas wilayah 296,00 km² dan sebaran penduduk 3.970 jiwa/km².[22][23]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Bandar Lampung, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Kodepos[24] Jumlah
Kelurahan
Daftar
Kelurahan
18.71.20 Bumi Waras 35224-35227 5
18.71.17 Enggal 35117-35118 6
18.71.18 Kedamaian 35126-35129 7
18.71.01 Kedaton 35146-35149 7
18.71.13 Kemiling 35158-35159 9
18.71.14 Labuhan Ratu 35142-35143 6
18.71.16 Langkapura 35152-35155 5
18.71.04 Panjang 35241-35245 8
18.71.10 Rajabasa 35144-35145 7
18.71.12 Sukabumi 35246-35248 7
18.71.02 Sukarame 35131-35133 6
18.71.11 Tanjung Senang 35138-35139 5
18.71.03 Tanjung Karang Barat 35156-35157 7
18.71.06 Tanjung Karang Pusat 35113-35116 7
18.71.05 Tanjung Karang Timur 35121-35125 5
18.71.08 Teluk Betung Barat 35232-35234 5
18.71.07 Teluk Betung Selatan 35221-35223 6
18.71.19 Teluk Betung Timur 35235-35237 6
18.71.09 Teluk Betung Utara 35211-35215 6
18.71.15 Way Halim 35135-35137 6
TOTAL 126

Demografi

Berdasarkan sensus BPS, pada tahun 2019 kota ini memiliki populasi penduduk sebanyak 1.051.500 jiwa, meningkat dari tahun 2018 sebanyak 1.033.803 jiwa dengan luas wilayah sekitar 197,22 km2, maka Bandar Lampung memiliki kepadatan penduduk 5.332 jiwa/km².[25]

Populasi historis
Tahun Jumlah
Pend.
  
±% p.a.  
1870 1.526—    
1930 98.166+7.19%
1961 155.722+1.50%
1971 198.427+2.45%
1980 284.275+4.08%
1990 636.418+8.39%
1997 702.115+1.41%
2000 743.109+1.91%
2010 881.801+1.73%
2015 979.287+2.12%
2017 1.015.910+1.85%
2019 1.051.500+1.74%
Sumber: Badan Pusat Statistik [26]

Suku bangsa

Etnis yang cukup mudah ditemui di kota Bandar Lampung yaitu etnis Jawa, Lampung, Sunda, dan Bali. Selain itu terdapat pula etnis Melayu, Minangkabau, Tionghoa, Batak dan lain-lain. Adapun suku/etnis asli (lokal) dari Kota Bandar Lampung dan Provinsi Lampung ialah Suku Lampung & Suku Melayu. Suku Lampung dapat dijumpai di hampir seluruh wilayah Lampung sedangkan suku Melayu lebih sering mendiami wilayah perbatasan dengan Sumatera Selatan serta daerah-daerah pesisir (Saibatin). Mereka khususnya dapat kita jumpai pada Lampung Barat, Pringsewu, Pesawaran, Lampung Selatan, wilayah Mesuji, Tanggamus, Pesisir Barat, Krui, Bandar Lampung dll

Bahasa

Masyarakat Bandar Lampung yang plural menggunakan berbagai bahasa, antara lain: bahasa Indonesia, bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Bali, bahasa Minang, Bahasa Batak dan bahasa setempat yang disebut bahasa Lampung.

Agama

Islam adalah agama mayoritas yang dianut sekitar 93,57% masyarakat Kota Bandar Lampung. Selain itu ada juga yang beragama Protestan 3,31%, Katolik 1,60%, Hindu 0,28%, Buddha 1,24%, dan Kong Hu Cu kurang dari 0,01% yang rata-rata dianut masyarakat keturunan Tionghoa dan pendatang.[4]

Ekonomi

 
Suasana Bandar Lampung.
 
Central Plaza Lampung

Dilihat dari segi ekonomi, total nilai PDRB menurut harga konstan yang dicapai daerah ini pada tahun 2006 sebesar 5.103.379 (dalam jutaan rupiah) dengan konstribusi terbesar datang dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran 19,12%, disusul kemudaian dari sektor bank/ keuangan 17,50%, dan dari sektor industri pengolahan 17,22%. Total nilai ekspor non migas yang dicapai Kota Bandar Lampung hingga tahun 2006 sebesar 4.581.640 ton, dengan konstribusi terbesar datang dari komoditas kopi (140.295 ton), karet (15.005 ton), dan kayu (1524 ton).

Daerah ini mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan antara lain di sektor perkebunan dengan komoditas utama yang dihasilkan berupa cengkih, kakao, kopi robusta, kelapa dalam, kelapa hibrida. Kontributor utama perekonomian daerah ini adalah disektor industri pengolahan. Terdapat berbagai industri yang bahan bakunya berasal dari bahan tanaman dan perkebunan, industri tersebut sebagian besar merupakan industri rumah tangga yang mengolah kopi, pisang menjadi keripik pisang, dan lada.

Hasil industri ini kemudian menjadi komoditas perdagangan dan ekspor. Perdagangan menjadi tumpuan mata pencaharian penduduk setelah pertanian. Keberadaan infrastruktur berupa jalan darat yang memadai akan lebih memudahkan para pedagang utuk berinteraksi sehingga memperlancar baik arus barang maupun jasa.[27]

Transportasi

Pelabuhan

 
Pelabuhan Panjang, Salah satu pelabuhan besar di Indonesia.

Di kota ini terdapat Pelabuhan Panjang yang merupakan pelabuhan ekspor-impor bagi Lampung dan juga Pelabuhan Srengsem yang menjadi pelabuhan untuk lalu lintas distribusi batu bara dari Sumatera Selatan ke Jawa. Sekitar 92 kilometer dari selatan Bandar Lampung, ada Bakauheni, yang merupakan sebuah kota pelabuhan di Kabupaten Lampung Selatan, tepatnya di ujung selatan Pulau Sumatra. Terletak di ujung selatan dari Jalan Raya Lintas Sumatra, pelabuhan Bakauheni menghubungkan Sumatra dengan Jawa via Selat Sunda.

Ratusan trip feri penyeberangan dengan 24 buah kapal feri dari beberapa operator berlayar mengarungi Selat Sunda yang menghubungkan Bakauheni dengan Merak di Provinsi Banten, Pulau Jawa. Feri-feri penyeberangan ini terutama melayani jasa penyeberangan angkutan darat seperti bus antarkota, truk barang maupun kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor. Rata-rata durasi perjalanan yang diperlukan antara Bakauheni-Merak atau sebaliknya dengan feri ini adalah kurang lebih sekitar 2 jam.

 
Fly over Gajah Mada - Juanda, Bandar Lampung.

Bandar Lampung merupakan kota besar yang terletak paling selatan di pulau Sumatra yang otomatis merupakan gerbang masuk Sumatra dari Jawa melalui jalur darat. Ruas lintas Sumatra yang melewati kota ini dinamakan Jalan Soekarno Hatta berfungsi sebagai jalan lingkar luar kota.

Bus

Bandar Lampung memiliki satu terminal bus besar yaitu Terminal Rajabasa yang merupakan Terminal Terbesar dan Salah satu tersibuk di Sumatra dan Lampung, selain itu terdapat terminal Sukaraja yang berada di Teluk Betung dan pasar tengah.

Terminal Rajabasa melayani rute jarak dekat, menengah, dan jauh (AKAP) yang melayani rute ke kota-kota di Sumatra dan Jawa. Walaupun Terminal Rajabasa sudah direnovasi, namun kesan angker ternyata belum sepenuhnya hilang. Sejumlah calon penumpang masih enggan memasuki area terminal terbesar di Sumatra itu.[28]

Bus rapid transit (BRT), mulai beroperasi pada tanggal 14 November 2011 (masa ujicoba gratis pada empat hari pertama operasi) dengan rute awal Rajabasa-Sukaraja.[29] Tarifnya adalah Rp2500,- untuk satu kali jalan (tanpa transit/pindah bus), untuk transit dikenakan biaya Rp 3.500,-.

Beroperasinya BRT dikhawatirkan merugikan usaha angkot, para sopirnya berdemo kepada wali kota, melakukan mogok kerja, dan melakukan aksi anarkis seperti melempari kaca belakang BRT.[30]

Bus DAMRI Dalam Kota beroperasi sejak 1977, Perum DAMRI memutuskan berhenti melayani trayek dalam Kota Bandar Lampung per 1 Maret 2012. Pengalihan tersebut, dikarenakan kehadiran bus rapid transit (BRT). Selama ini DAMRI ekonomi dan AC melayani beberapa trayek, yakni Rajabasa - Tanjungkarang, Tanjungkarang - Sukaraja, dan Korpri - Tanjungkarang. Operasional DAMRI diberi waktu hingga 29 Februari 2012. Dengan sisa waktu yang ada, pihaknya mempersiapkan rute baru DAMRI, sekaligus mengajukan beberapa trayek yang dapat dilalui. Trayek baru tersebut, antara lain Kemiling—Panjang, Kemiling—Sukaraja, Rajabasa—Pasar Cimeng, Panjang—Pasar Cimeng.[31]

Pesawat

 
Pesawat A320 milik Batik Air disambut dengan water salute ketika baru mendarat untuk pertama kali di Bandara Internasional Radin Inten II

Bandar Lampung dapat ditempuh melalui udara sekitar 30 menit dari Jakarta. Bandara Internasional Radin Inten II terletak sekitar 14 kilometer dari utara kota. Bandar Udara Internasional Radin Inten II adalah bandara yang sudah ditingkatkan statusnya menjadi bertaraf internasional yang melayani untuk kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung, Indonesia. Namanya diambil dari seorang tokoh pahlawan nasional RI, Radin Inten II. Bandara Internasional Radin Inten II terletak di desa Branti Raya, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Bandara ini sebelumnya bernama Bandara Branti.

Kereta api

 
Stasiun Tanjungkarang

Bandar Lampung termasuk ke dalam wilayah layanan Divisi Regional IV Tanjungkarang (TNK) PT KAI (Persero) yang memiliki stasiun besar dan depo lokomotif Tanjungkarang. Kota ini melalui jalur kereta api hanya terhubung dengan satu kota besar yaitu Palembang.

Di kota ini terdapat 4 stasiun kereta api aktif; Tanjungkarang (stasiun terbesar dan melayani penumpang), Labuhanratu, Sukamenanti,[32] dan Tarahan (khusus bongkar muatan kereta bermuatan batu bara dan pulp).

Stasiun Tanjungkarang melayani kereta api penumpang menuju kota terbesar di bagian utara Lampung yakni Kotabumi dan luar provinsi yaitu Palembang. Adapun daftar kereta penumpang yang melayani penumpang adalah sebagai berikut:[33][34]

Jalan tol

Sejak 9 Maret 2019, Jalan Tol Bakauheni-Bandar Lampung-Terbanggi Besar telah beroperasi penuh, dari Bakauheni (Lampung Selatan) hingga Terbanggi Besar (Lampung Tengah) sepanjang 140 kilometer.[35]

Sebelumnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) tengah mempersiapkan pembangunan jalan tol kawasan Bakauheni-Palembang. Jalan tol ini, nantinya akan terdiri dari tiga kawasan ruas tol. Untuk tahun ini yang akan dibangun salah satunya Bakauheni-Terbanggi Besar, panjangnya 138 km. Selain itu, modernisasi dermaga Merak dan Bakauheni juga akan dibangun.

Kawasan ruas tol Bakauheni-Terbangi besar diperkirakan dapat diselesaikan dalam empat tahun dengan pendanaan dari swasta, pemerintah, gabungan swasta maupun Pemerintah. Adapun biaya pembangunan ini, diprediksi mencapai Rp 53 triliun, termasuk pembebasan lahan dan konstruksi sekira Rp30 triliun.[36]

Kesehatan

Rumah sakit

 
RSUD. Dr.H. Abdul Moeloek
 
Rumah Sakit Immanuel Way Halim

Sebagai ibu kota provinsi Lampung, kota Bandar Lampung memiliki sarana pelayanan kesehatan yang paling lengkap di provinsi ini, berikut daftar rumah sakit yang ada di Bandar Lampung: RSUD. Dr.H. Abdul Moeloek, RSUD A. Dadi Tjokrodipo, Rumah Sakit Immanuel. Way Halim, RS. Advent Bandar Lampung, RS. Bumi Waras, RS. Graha Husada, RSIA Restu Bunda, RSIA Mutiara Putri, RSIA Belleza Kedaton, RS. Mata Permana Sari, RS. Bhayangkara, RS. Anugerah Medika, RSU Hermina Lampung, RB. Materna, RS Pertamina Bintang Amin, RS. Urip Sumoharjo, RS. Jiwa Provinsi Lampung, RSIA Restu Bunda, RS. DKT, dan Klinik Paru Pernapasan Medina.[37]

Pendidikan

Kota Bandar Lampung memiliki sarana pendidikan mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Berikut adalah daftar Taman Kanak-Kanak, PAUD, Sekolah Dasar, Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama, Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Madrasah Aliyah Negeri dan Swasta di Bandar Lampung.

Perguruan Tinggi

Di Bandar Lampung juga Terdapat 46 perguruan tinggi dengan 6 Perguruan Tinggi Negeri dan 40 perguruan tinggi swasta, (19 akademi, 16 sekolah tinggi, 1 institut, dan 5 universitas). Perguruan tinggi negeri di Bandar Lampung diantaranya ialah Universitas Lampung, Politeknik Negeri Lampung, Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Universitas Islam Negeri Raden Inten Lampung, Universitas Terbuka Bandar Lampung[38] dan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang.

Sementara untuk jenjang perguruan tinggi swasta yang terdapat di Kota Bandar Lampung, tingkat universitas seperti Universitas Bandar Lampung, Universitas Malahayati, Institut Bisnis dan Informatika Darmajaya, Universitas Mitra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Lampung, Universitas Saburai, Universitas Tulang Bawang, DCC Lampung, Universitas Teknokrat Indonesia, Universitas Bakrie Lampung, Universitas Paramadina Lampung, Indosat University of Indonesia, dan Universitas Sumatera.

Untuk perguruan tinggi tingkat Sekolah Tinggi dan Akademi, diantara ialah Sekolah Tinggi Bahasa Asing Teknokrat, Sekolah Tinggi Bahasa Asing Yunisla Bandar Lampung, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Gentiaras, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Surya Dharma, Sekolah Tinggi Perkebunan Lampung, Sekolah Tinggi Teknik Nusantara, STIE Satu Nusa, STKIP PGRI Bandar Lampung, STMIK Tunas Bangsa, STMIK Dian Cipta Cendekia, Akademi Akuntansi Lampung, Akademi Bahasa Asing DCC, Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO) Patriot Bangsa Lampung, Akademi Kebidanan Panca Bhakti, Akademi Kebidanan Adila, Akademi Pariwisata Satu Nusa, Akademi Perpajakan Tridarma, AMIK Dian Cipta Cendikia, AMIK Lampung, dan AMIK Master Lampung.

Pendidikan formal SD atau MI negeri dan swasta SMP atau MTs negeri dan swasta SMA negeri dan swasta MA negeri dan swasta SMK negeri dan swasta Perguruan tinggi
Jumlah satuan 314 143 56 13 42 44
Data sekolah di kota Bandar Lampung
Sumber:

Tempat wisata

Beberapa destinasi wisata yang ada di kota Bandar Lampung adalah:

Makanan khas

Seperti halnya daerah lain di Indonesia,Kota ini memiliki beberapa makanan khas seperti:

Seruit
 
Sambal Seruit khas Lampung.

Seruit adalah sebuah masakan khas dari Lampung, makanan ini merupakan sebuah masakan dari ikan yang digoreng, boleh juga ikan bakar yang di campur dengan olahan durian atau disebut tempoyak dan di campur lagi dengan sambal terasi. Seruit ini sangat populer dikalangan masyarakat lampung karena menjadi sebuah sajian khas di dalam acara-acara adat tertentu bahkan juga bisa dinikmati dalam masakan untuk sehari-hari di kalangan masyarakat Lampung.

Gulai Taboh
 
Gulai Taboh.

Gulai taboh merupakan santan yang dimasak dengan aneka isian yang berragam mulai dari udang, ikan, kacang-kacangan hingga tangkil (buah melinjo), serta dapat ditambahkan sayuran lainnya seperti labu kuning, ubi jalar ataupun aneka sayuran yang bisa cocok untuk dimasak dengan santan.

Tempoyak
Pindang Ikan Baung
 
Pindang Ikan Baung.
Keripik Pisang

Keripik pisang merupakan oleh-oleh khas Lampung yang dijual terpusat di Sentra Industri Keripik Jalan Pagar Alam (Gang PU) Bandar Lampung, supermarket lokal, serta deretan toko oleh-oleh di Teluk Betung. Rasa yang disediakan bermacam-macam, contohnya keripik pisang rasa asli, coklat, keju, susu, melon, dan lain-lain dengan berbagai merk dan kemasan.

Kemplang

Kemplang merupakan sebuah jenis kerupuk yang digoreng dengan pasir atau dipanggang yang menimbulkan rasa khas.

Kopi Lampung

Kopi merupakan komoditas lokal yang terdapat di Lampung.Jenis kopi yang ditanam biasanya adalah kopi Robusta.Kawasan yang menjadi pusat penghasil kopi di Lampung adalah Kabupaten Lampung Barat.Kopi Lampung biasanya dijual sebagai oleh-oleh khas Lampung di beberapa sentra oleh-oleh di kota Bandar Lampung

Gabing
Lempok Durian

Lempok Durian merupakan makanan olahan dari durian yang dicampur dengan gula merah, lalu dikemas mirip dodol dan juga berwarna kecoklatan.

Kota kembar

Galeri

Referensi

  1. ^ Purwanto, Antonius (2021-07-21). "Kota Bandar Lampung: Kota Tapis Berseri dan Pintu Gerbang Sumatera". kompas.id. Diakses tanggal 2024-04-27. 
  2. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-22. Diakses tanggal 2022-10-22. 
  3. ^ "Berdirinya kota Bandar Lampung". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-02-11. Diakses tanggal 2012-07-29. 
  4. ^ a b c d "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-05. Diakses tanggal 24 September 2023. 
  5. ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2021-2022". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 24 September 2023. 
  6. ^ http://www.kompasiana.com/firman_seponada/konservasi-durian-sukadanaham_54ff45f9a33311bc4c50f90[pranala nonaktif permanen]
  7. ^ "Hutan monyet lembah Sarijo". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-08-01. Diakses tanggal 2013-03-11. 
  8. ^ "Hasil Sensus Penduduk 2020 (BPS)". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-16. Diakses tanggal 2021-01-28. 
  9. ^ "Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Kota Bandar Lampung, 2020". bandarlampungkota.bps.go.id. 24 Mei 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-15. Diakses tanggal 2021-12-15. 
  10. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-09. Diakses tanggal 2022-11-09. 
  11. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-01. Diakses tanggal 2022-11-09. 
  12. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-09. Diakses tanggal 2022-11-09. 
  13. ^ "Anggota DPRD Bandar Lampung Diprediksi 50 orang". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-09-16. Diakses tanggal 2021-05-10. 
  14. ^ "Kementerian PU petakan Bandar Lampung dan Metro Kawasan Metropolitan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-16. Diakses tanggal 2016-01-02. 
  15. ^ "Profil Kabupaten/Kota Provinsi Lampung". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-09-12. Diakses tanggal 2021-02-25. 
  16. ^ "Damandiri.or.id" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2010-09-22. Diakses tanggal 2012-02-19. 
  17. ^ "Bandar Lampung, Lampung, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 4 November 2020. 
  18. ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 72 & 136. Diakses tanggal 4 Oktober 2024. 
  19. ^ "Bandar Lampung, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 4 November 2020. 
  20. ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Bandar Lampung 2014-2019
  21. ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Bandar Lampung 2019-2024
  22. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  23. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  24. ^ Kode Pos Kota Bandar Lampung
  25. ^ KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM ANGKA (2020) [Bandar Lampung Municipality in Figures (2020)] (dalam bahasa Indonesia). Bandar Lampung: BPS Kota Bandar Lampung. April 2020. ISSN 0215-4102. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-04. Diakses tanggal 2020-06-01. 
  26. ^ Kota Bandar Lampung Dalam Angka 2018. BPS Kota Bandar Lampung. 
  27. ^ "Profil Kota Bandar Lampung". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-18. Diakses tanggal 2011-12-30. 
  28. ^ "Kesan Angker Belum Hilang di Terminal Rajabasa". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-18. Diakses tanggal 2011-12-30. 
  29. ^ Soni (2011-11-14). "Hari Ini Uji Coba BRT". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-11-29. Diakses tanggal 2011-12-08. 
  30. ^ Harjono, Yulvianus (2011-11-21). Ksp, Robert Adhi, ed. "Ratusan Sopir Angkot di Bandar Lampung Mogok". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-18. Diakses tanggal 2011-12-08. 
  31. ^ "Transportasi DAMRI tinggalkan Bandar Lampung". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-18. Diakses tanggal 2012-02-11. 
  32. ^ "Menteri Negara BUMN Resmikan 11 Stasiun Baru dan Renovasi Stasiun Besar Kertapati, serta Jalur Ganda di Divre III Sumatera Selatan". 2005-12-15. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-10. Diakses tanggal 2014-08-09. 
  33. ^ "Info kereta api" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-08-06. Diakses tanggal 2014-08-09. 
  34. ^ "Radar Lampung". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-12. Diakses tanggal 2012-01-09. 
  35. ^ Ihsanuddin. Gatra, Sandro, ed. "Presiden Jokowi Resmikan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar, Terpanjang di Indonesia". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-03-08. Diakses tanggal 2019-03-15. 
  36. ^ Sriningrum, Prabawati. "Pemerintah Bangun Tol Bakauheni-Terbanggi Besar di 2015". Okezone.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-06. Diakses tanggal 2015-02-06. 
  37. ^ "Daftar Alamat Rumah Sakit di Kota Bandar Lampung". 2011-02-05. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-10-03. Diakses tanggal 2011-12-29. 
  38. ^ "UT Daerah Bandar Lampung". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-09-23. Diakses tanggal 2023-06-12. 
  39. ^ "Puncak Mas, Spot Foto Instagramable di Bandar Lampung". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-04-27. Diakses tanggal 2018-04-27. 
  40. ^ "Muncak Tirtayasa Lampung, Destinasi Teropong Laut Yang Instagramable". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-04-27. Diakses tanggal 2018-04-27. 

Pranala luar

  Kota Provinsi Populasi     Kota Provinsi Populasi
1 Jakarta Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11.135.191  
Kota Bandar Lampung
7 Makassar Sulawesi Selatan 1.477.861
2 Surabaya Jawa Timur 3.017.382 8 Batam Kepulauan Riau 1.294.548
3 Bandung Jawa Barat 2.579.837 9 Pekanbaru Riau 1.138.530
4 Medan Sumatera Utara 2.539.829 10 Bandar Lampung Lampung 1.073.451
5 Palembang Sumatera Selatan 1.781.672 11 Padang Sumatera Barat 939.851
6 Semarang Jawa Tengah 1.699.585 12 Malang Jawa Timur 885.271
Sumber: Data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (per 30 Juni 2024). Catatan: Tidak termasuk kota satelit.