Dedi Mulyadi
H. Dedi Mulyadi, S.H., M.M. (lahir 11 April 1971) adalah seorang aktivis dan politikus berkebangsaan Indonesia. Ia merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat daerah pemilihan Jawa Barat VII dan duduk di Komisi VI dari 2019 hingga 2023. Sebelumnya, Dedi menjabat sebagai Bupati Purwakarta selama dua periode berturut-turut dari 2008 sampai 2018. Kiprahnya menjadi bupati bermula setelah dirinya terpilih pada Pilkada 2008 dengan menjadikan Dudung Bachtiar Supardi sebagai wakilnya di pemerintahan. Pada pemilu selanjutnya, ia kembali terpilih untuk masa jabatan kedua: 2013–2018.[1] Sebelum diangkat menjadi bupati, Dedi terlebih dahulu berkarier sebagai wakil bupati dan legislator di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Purwakarta pada 1999 hingga pengunduran dirinya seusai terpilih menjadi Wakil Bupati Purwakarta.[2]
Dedi Mulyadi | |
---|---|
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat | |
Masa jabatan 1 Oktober 2019 – 10 Mei 2023 | |
Daerah pemilihan | Jawa Barat VII |
Bupati Purwakarta ke-8 | |
Masa jabatan 13 Maret 2008 – 13 Maret 2018 | |
Wakil | Dudung Bachtiar Supardi (2008–2013) Dadan Koswara (2013–2018) |
Wakil Bupati Purwakarta ke-1 | |
Masa jabatan 13 Maret 2003 – 13 Maret 2008 | |
Bupati | Lily Hambali Hasan |
Pendahulu Tidak ada, jabatan baru Pengganti Dudung Bachtiar Supardi | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 12 April 1971 Subang, Jawa Barat, Indonesia |
Partai politik | Golkar (1999–2023) Gerindra (2023–) |
Suami/istri | Sri Muliawati
(m. 1998; meninggal 1999) |
Anak | 3 |
Almamater | Sekolah Tinggi Hukum Punawarman Universitas Widyatama |
Profesi |
|
Sunting kotak info • L • B |
Secara demokratis, Dedi diaklamasikan menjadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golongan Karya Jawa Barat untuk masa bakti 2016–2020 menggantikan posisi Irianto Syafiuddin.
Pada saat Pilgub Jabar 2018, ia diusung oleh partainya, Golkar, untuk menjadi calon Wakil Gubernur Jawa Barat mendampingi wakil gubernur petahana yang juga kader Partai Demokrat, Deddy Mizwar.[3]
Pada saat Pilgub Jabar 2024 Dedi yang sudah pindah partai ke Gerindra kembali dicalonkan menjadi calon gubernur yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju dimana dalam koalisi tersebut terdapat Partai Golkar, partainya terdahulu. Dedi berpasangan dengan Erwan Setiawan[4]
Kehidupan awal
H. Dedi Mulyadi lahir di Kampung Sukadaya, Desa Sukasari, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Dia merupakan putra bungsu dari sembilan bersaudara. Ayahnya, Sahlin Ahmad Suryana merupakan pensiunan Tentara Prajurit Kader sejak usia 28 tahun akibat sakit yang diderita sebagai dampak racun mata-mata kolonial. Ibunya, Karsiti yang tidak pernah mengenyam bangku sekolah adalah aktivis Palang Merah Indonesia. Dia sering membantu ibunya mengembala domba dan berladang.[5]
H. Dedi Mulyadi menempuh masa SD hingga SMA di kota kelahirannya, Subang. Mulai dari SD Subakti (1984), SMP Kalijati (1987), dan SMA Negeri 1 Purwadadi (1990). Selanjutnya pendidikan tingginya diselesaikan di Sekolah Tinggi Hukum Purnawarman Purwakarta dengan meraih gelar Sarjana Hukum (1999). Selama berkuliah Dedi Mulyadi juga pernah menjadi aktivis dan menjadi ketua Himpunan Mahasiswa Islam cabang Purwakarta.[6]
Karier
Politik dan organisasi
H. Dedi Mulyadi terjun ke dunia politik dimulai ketika ia terpilih menjadi Anggota DPRD Purwakarta pada Periode 1999-2004 dan menjabat sebagai Ketua Komisi E. Akan tetapi pada tahun 2003, ia terpilih sebagai Wakil Bupati Purwakarta Periode 2003-2008 berpasangan dengan Lily Hambali Hasan. Pada tahun 2008, ia mencalonkan diri sebagai Bupati Purwakarta Periode 2008-2013 berpasangan dengan Dudung B. Supardi, dan menjadi Bupati Purwakarta pertama yang dipilih langsung oleh rakyat. Pada periode selanjutnya, ia terpilih kembali menjadi Bupati Purwakarta Periode 2013-2018 berpasangan dengan Dadan Koswara. Pada 23 April 2016, Dedi terpilih secara aklamasi sebagai Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Periode 2016-2020 menggantikan Irianto MS Syafiuddin atau biasa yang dikenal dengan nama Yance.
Jabatan yg pernah diduduki Dedi Mulyadi adalah Ketua Umum HMI Cabang Purwakarta, Senat Mahasiswa STH Purnawarman Purwakarta (1994), Wakil Ketua DPC FSPSI (1997), Sekretaris PP SPTSK KSPSI (1998), Wakil Ketua GM FKPPI Tahun (2002), Ketua PC Pemuda Muslimin Indonesia (2002), Sekretaris KAHMI Purwakarta (2002), Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Purwakarta (2005-2015), Wakil Bupati Purwakarta (2003-2008) dan Ketua DPC Partai Golkar Purwakarta (2004-2007) Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat (2016-2019).
Calon Gubernur Jawa Barat
Bagian ini kosong. Anda bisa membantu dengan melengkapinya. |
Kontroversi
H. Dedi Mulyadi membuat kebijakan dengan larangan berpacaran atau bertamu di atas jam 9 malam. Bagi pelanggar, atau masyarakat yang tidak patuh terhadap aturan tersebut, akan dihukum secara adat. Misalnya dengan diusir dari desanya dalam beberapa bulan, atau membayar denda dengan nominal yang ditentukan. Selain itu, akan dipasang juga kamera pengintai CCTV di setiap perbatasan desa. Sehingga peraturan tersebut dapat terealisasi dengan baik.[7][8]
Kepala Desa Cilandak, Dadan Jakaria sudah mendahului dengan cara membuat portal di semua jalan dan gang desa. Jika ada tamu yang waktu kunjung pacar, KTP, kartu mahasiswa, dan pelajarnya ditahan. Jika sudah lewat pukul 21.00, pihak lelaki (atau yang berkunjung) diusir.[9]
Menurut Dedi, realisasi kebijakan ini nantinya di setiap desa atau kelurahan yang ada di Purwakarta, akan dibentuk kelompok yang bernama Badega Lembur bertugas melakukan pengawasan. Kebijakan itu akan digulirkan paling lambat pada bulan Oktober 2015. Menurutnya, aturan ini dilakukan sebagai antisipasi untuk menjaga akhlak para remaja, sehingga bisa terhindar dari hal-hal yang tidak diharapkan.[7] Juga memungkinkan untuk menindak dengan mengkawinkan paksa.[9][10][11]
Kebijakan lainnya yang cukup menimbulkan kontroversi di kalangan pengusaha kecil adalah larangan usaha "permainan daring" dan PlayStation. Semua warung internet (warnet) yang ada di Purwakarta dilarang menyediakan layanan "permainan daring", dengan alasan berdampak pada sifat dan karakter anak/pelajar yang cenderung berperilaku negatif, namun tetap dapat dilakukan di rumah.[12]
Kehidupan pribadi
H. Dedi Mulyadi menikah dengan Sri Muliawati Ibunda dari Maulana Akbar Ahmad Habibie yang meninggal dunia sejak umur 3 bulan. Lalu menikah dengan Hj. Anne Ratna Mustika, S.E. (Mantan Mojang Purwakarta yang juga keponakan dari Drs. H. Bunyamin Dudih, S.H., Bupati Purwakarta Periode 1993-2003). Dedi dan Anne dikaruniai 2 orang anak yaitu Yudistira Manunggaling Rahmaning Hurip, dan Hyang Sukma Ayu.[5] Mereka bercerai pada 22 Februari 2023.
Penghargaan
Referensi
- ^ "Pelantikan Bupati Purwakarta dan Wakil Bupati Purwakarta. "Kenduri Cinta Rakyat Purwakarta"". merdeka.com. 2013-03-18. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-03. Diakses tanggal 2015-03-27.
- ^ "Dedi Mulyadi Janji Tingkatkan Pendidikan di Jabar, Usulkan Perda Terbaru". Pikiran Rakyat. Diakses tanggal 2024-09-11.
- ^ CNNIndonesia.com (9 Januari 2018). "Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi Daftar ke KPUD Jawa Barat". CNN Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-26. Diakses tanggal 10 Januari 2018.
- ^ Pilgub Jabar 2024, Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan Bentuk Tim Pemenangan Pikiran Rakyat
- ^ a b "Profil Dedi Mulyadi". Merdeka.com. Merdeka.com. 2008.
- ^ "Profil - Dedi Mulyadi". Merdeka.com. Diakses tanggal 2021-02-14.
- ^ a b Priatmojo, Dedy (2015-09-02). "Kencan Hingga Malam di Purwakarta Akan Dinikahkan Paksa". VIVA.co.id. VIVA.co.id.
- ^ Pratama, Fajar (2015-09-02). "Tak Hanya Aturan Soal Pacaran, Desa di Purwakarta Wajib Pasang CCTV dan Wifi". detikcom.
- ^ a b Surabaya, Kukuh S Wibowo, ed. (2015-09-01). "Bupati Purwakarta Larang Wakuncar di Atas Pukul 21.00". Tempo.co. nasional.tempo.co.
- ^ Jalaludin, Didin (2015-09-02). "Wakuncar Lewati Batas Akan Dinikahi Paksa". Okezone.com. news.okezone.com.
- ^ Pratama, Fajar (2015-09-02). "Di Purwakarta Dilarang Pacaran Lebih dari Pukul 21.00 WIB, yang Melanggar Dinikahkan". detikcom.
- ^ (PDF) http://bagianhukum.purwakartakab.go.id/wp-content/uploads/2014/06/PERBUP-NO-39-THN-2013-TTG-LARANGAN-GO-DAN-PS.pdf. Tidak memiliki atau tanpa
|title=
(bantuan) - ^ Fahlevi, Fahdi (2021-11-27). Agustina, Dewi, ed. "Dedi Mulyadi dan Sanny Wijaya Nata Kusumah Terima Penghargaan Satyalancana Kebudayaan". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2021-11-28.
- ^ Sumbogo, Aryo (2021-11-25). Fadhilah, ed. "Dedi Mulyadi Jadi Salah Satu Penerima Satyalancana Kebudayaan di Peringatan Hari Guru Nasional 2021". Kompas TV. Diakses tanggal 2021-11-28.
- ^ Ferdinan, Yuniardi (2021-11-26). "Dedi Mulyadi raih Satyalancana Kebudayaan". ANTARA News. Diakses tanggal 2021-11-28.
- ^ "Dedi Mulyadi dan Sanny Wijaya Nata Kusumah Terima Penghargaan Satyalancana Kebudayaan". www.msn.com. Diakses tanggal 2021-11-28.
- ^ Hidayat, Mohammad Arief (2021-11-26). "Dedi Mulyadi Diangerahi Satya Lencana Kebudayaan oleh Jokowi". VIVA.co.id. Diakses tanggal 2021-11-28.
Jabatan pemerintahan | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Lily Hambali Hasan |
Bupati Purwakarta 2008-2018 |
Diteruskan oleh: Anne Ratna Mustika |