Gempa bumi Banten 2019

Revisi sejak 29 Oktober 2024 05.02 oleh Dwianto08 (bicara | kontrib) (Menambah referensi)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Gempa bumi Banten 2019 adalah sebuah gempa bumi dengan magnitudo 6.9 Mw [2][3] yang melanda pulau Jawa pada hari Jumat, 2 Agustus 2019, Pukul 19.05 WIB di lepas pantai Samudra Hindia. Pusat gempa berjarak 164 km dari Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten dengan kedalaman 49 km (30 mi). Guncangan gempa bumi ini dirasakan sebagian besar masyarakat di pulau Jawa dan sebagian Sumatra bagian selatan. Gempa ini merupakan gempa terbesar yang pernah melanda Jakarta dan Jawa Barat sejak gempa bumi tahun 2009.

Gempa bumi Banten 2019
Gempa bumi Banten 2019 di Indonesia
Gempa bumi Banten 2019
Gempa bumi Banten 2019 (Indonesia)
Gempa bumi Banten 2019 di Jawa
Gempa bumi Banten 2019
Gempa bumi Banten 2019 (Jawa)
Waktu UTC2019-08-02 12:03:27
ISC616193491
USGS-ANSSComCat
Tanggal setempat2 Agustus 2019 (2019-08-02)
Waktu setempat19:03:27 WIB
Lama10–20 detik
Kekuatan6.9 Mw[1]
Kedalaman49 km (30 mi)
Episentrum7°32′S 104°35′E / 7.54°S 104.58°E / -7.54; 104.58
JenisIntraslab
Intensitas maks.VI (Kuat)
TsunamiYa 100 cm (39 in)
Gempa susulanYa
Korban5 tewas
4 luka-luka
1.050 mengungsi

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, berdasar data Unites States Geological Survey (USGS), gempa itu berkekuatan magnitudo 6,7. Adapun pusat gempa versi data USGS ada di kedalaman 42,8 km serta pada koordinat 104.806° BT dan 7.29° LS. Wilayah yang berdekatan dengan pusat gempa bumi itu adalah pesisir selatan Banten, Jawa Barat dan Lampung. Kawasan itu pada umumnya disusun oleh batuan sedimen berumur Kuarter. batuan berumur Kuarter dan Tersier yang telah mengalami pelapukan bersifat urai, lepas dan belum kompak sehingga dapat memperkuat efek guncangan.[4]

Dampak dan guncangan

sunting

Guncangan terkuat dirasakan di wilayah bagian selatan Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak berupa guncangan V-VI MMI. Kemudian IV-V MMI di Sukabumi, Bandar Lampung, Jakarta, Tangerang Selatan, Kota Tangerang, Bogor dan Bekasi. Serta dirasakan II-III MMI di Bandung, Purwakarta, Tanggamus, Krui, Garut, Cilacap, Kebumen, Semarang dan Bantul. Sementara gempa dirasakan di Kediri, Kotabumi, Pesawaran, Malang dan Denpasar berupa I-II MMI. BNPB mencatat dampak gempa ini mengakibatkan 5 orang meninggal dunia karena sakit, panik dan kelelahan. Korban meninggal 2 orang warga Kabupaten lebak, 2 orang dari Kabupaten Sukabumi , Jawa Barat dan 1 orang dari Kabupaten Pandeglang, Banten.[5]

Selain itu terdapat 4 orang mengalami luka-luka dan 1.050 orang sempat mengungsi namun kemudian sudah kembali ke rumah.[6] Gempa ini juga menyebabkan ratusan rumah rusak. Diantaranya di Banten dilaporkan 2 rumah rusak sedang dan 116 rusak ringan, terbanyak di Kabupaten Pandeglang. Di Jawa Barat terdapat 13 rumah rusak berat, 30 rusak sedang dan 62 rusak ringan, terbanyak di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yakni 6 rumah rusak berat, 22 rusak sedang dan 43 rusak ringan. Sementara itu sebanyak 10 unit fasilitas umum juga rusak, 4 diantaranya tempat ibadah.[7]

Potensi tsunami

sunting

Gempa bumi ini dinyatakan berpotensi tsunami oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sehingga dikeluarkan peringatan dini Tsunami untuk wilayah pesisir selatan dan barat provinsi Banten, Lampung, selatan Jawa Barat bagian barat dan Bengkulu dengan ketinggian 0-3 meter dengan perkiraan gelombang tsunami mencapai bibir pantai pada pukul 19.35 WIB.[8][9] Peringatan dini tsunami dinyatakan berakhir pada Jumat, 2 Agustus 2019, pukul 21:37 WIB.[10]

Berikut ini daftar daerah yang berpotensi tsunami usai terjadi gempa Banten magnitudo 6,8 pada 2 Agustus 2019 malam:[4]

I. SIAGA Tsunami

  • Pandeglang Bagian Selatan (Banten)
  • Pandeglang Pulau Panaitan (Banten)
  • Lampung-Barat Pesisi-Selatan (Lampung)II. WASPADA Tsunami
  • Pandeglang Bagian Utara (Banten)
  • Tanggamus Pulau Tabuan (Lampung)
  • Sukabumi Ujung-Genteng (Jawa Barat)
  • Tanggamus Bagian TImur (Lampung)
  • Lampung-Selatan Kep. Krakatau (Lampung)
  • Lampung-Selatan Kep. Legundi (Lampung)
  • Lampung-Barat Pesisir-Tengah (Lampung)
  • Lampung-Barat Pesisir-Utara (Lampung)
  • Bengkulu-Utara Pulau Enggano (Bengkulu)
  • Kaur (bengkulu)
  • Lampung-Selatan Kep. Sebuku (Lampung)
  • Bengkulu-Selatan (Bengkulu)
  • Serang Bagian Barat (Banten)
  • Seluma (Bengkulu)

Penyebab

sunting

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi ini merupakan jenis gempa bumi dangkal yang terjadi di zona tunjaman lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia di selatan Banten.[4][11] Namun demikian, sumbernya bukan berada di bidang kontak subduksi tersebut. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini dipicu penyesaran oblique yaitu kombinasi gerakan mendatar dan naik[12] dengan arah sobekan batuan tegak lurus utara-selatan[13]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ ANSS. "M 6.9 - 152 km SW of Labuan, Indonesia 2019". Comprehensive Catalog. U.S. Geological Survey. 
  2. ^ "BMKG Jelaskan Alasan Mutakhirkan Magnitudo Gempa Banten Jadi 6,8". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-12. Diakses tanggal 2019-08-04. 
  3. ^ "Gempa 7,4 SR Berpusat di Banten, Berpotensi Tsunami". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-07-18. Diakses tanggal 2019-08-02. 
  4. ^ a b c Idhom, Addi M (02 Agustus 2019). "Penyebab Gempa Banten Magnitudo 7,4 Malam Ini Menurut PVMBG". tirto.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-18. Diakses tanggal 19 februari 2021. 
  5. ^ "BNPB: 5 Orang Meninggal Dunia Dampak Gempa M 6,9 di Banten". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-22. Diakses tanggal 2019-08-04. 
  6. ^ "BNPB Pastikan Seluruh Pengungsi Gempa Banten Sudah Pulang ke Rumah". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-30. Diakses tanggal 2019-08-04. 
  7. ^ "Ini Daftar Kerusakan di Wilayah Terdampak Gempa M 6,9 Banten". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-07-31. Diakses tanggal 2019-08-04. 
  8. ^ "Daerah-daerah Berstatus Waspada Tsunami usai Gempa Banten". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-10. Diakses tanggal 2019-08-02. 
  9. ^ "BMKG Imbau Waspada Tsunami Ketinggian 0,5 M Usai Gempa Banten". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-10. Diakses tanggal 2019-08-02. 
  10. ^ "BMKG Akhiri Peringatan Dini Tsunami Usai Gempa Banten". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-10. Diakses tanggal 2019-08-02. 
  11. ^ "Gempa Dipicu Penunjaman Lempeng Indo-Australia ke Eurasia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-07-01. Diakses tanggal 2019-08-02. 
  12. ^ "Ini Penyebab Gempa Banten yang Berpotensi Tsunami". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-07. Diakses tanggal 2019-08-02. 
  13. ^ Kenapa Gempa Banten Tidak Hasilkan Tsunami?[pranala nonaktif permanen]