Sastra Pali

Revisi sejak 29 Oktober 2024 21.34 oleh Faredoka (bicara | kontrib) (Parakanonika: -Vimuttimagga ikut enwiki)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Sastra Pali atau kepustakaan Pali terutama berkaitan dengan Buddhisme aliran Theravāda yang menggunakan bahasa Pali sebagai bahasa suci dan basantara tradisionalnya. Sastra Pali yang paling awal dan terpenting adalah Tripitaka Pali (Kanon Pali) sebagai kitab suci resmi aliran Theravāda.

Salinan Tipiṭaka pra-modern disimpan dalam manuskrip daun lontar, yang sebagian besar tidak bertahan terhadap iklim lembab di Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Salinan manuskrip Mahāniddesa dalam bahasa Burma-Pali, yang menunjukkan tiga jenis aksara Burma yang berbeda, (atas) persegi sedang, (tengah) bulat dan (bawah) garis luar bulat dalam pernis merah dari bagian dalam salah satu sampul berlapis emas.

Sastra Pali mencakup banyak genre, termasuk Sutta (diskursus Buddhis), Vinaya (disiplin monastik), Abhidhamma (penjelasan kebenaran hakiki), kitab komentar (tafsir), kitab subkomentar (subtafsir), puisi, sejarah, filologi, hagiografi, eksegesis kitab suci, dan kitab petunjuk meditasi.

Sejarah

sunting

Bahasa Pali merupakan bahasa gabungan yang diturunkan dari berbagai bahasa Indo-Arya Pertengahan (Middle Indo-Aryan languages, bukan Central Indo-Aryan languages).[1]

Kebanyakan sastra Pali yang masih ada berasal dari Sri Lanka, yang menjadi pusat Theravāda selama berabad-abad. Sebagian besar sastra Pali yang masih ada ditulis dan dikomposisi di sana, meskipun beberapa juga ditulis lebih dahulu di India Selatan.[2] Sebagian besar koleksi sastra Pali tertua, Kanon Pali, ditulis di Sri Lanka sekitar abad pertama SM (meskipun memuat materi yang jauh lebih tua, kemungkinan berasal dari periode Buddhisme prasektarian).[3][4][5]

Pada awal era umum (masehi), beberapa komentar Pali dan panduan eksegetis paling awal (yang sekarang terkadang disertakan dalam Kanon Pali itu sendiri) ditulis, terutama Suttavibhaṅga, Niddesa, Nettipakaraṇa. dan Peṭakopadesa.[6] Karya-karya lain, seperti Cariyapiṭaka, Buddhavaṁsa, dan Apadāna mungkin juga termasuk dalam karya-karya yang ditulis pada masa periode pasca-Asoka.[7]

Selama milenium pertama, sastra Pali terdiri dari dua genre utama: sejarah (vaṁsa) dan komentar (aṭṭhakathā). Sastra bergenre sejarah tersebut termasuk Dīpavaṁsa dan Mahāvaṁsa, yang merupakan kronik syair agama Buddha di India dan Sri Lanka.[7]

Kitab-kitab komentar (tafsir) termasuk tulisan-tulisan Buddhaghosa (abad ke-4 atau ke-5 Masehi), yang juga menulis kitab risalah Visuddhimagga yang berpengaruh beserta berbagai komentar untuk Kanon Pali. Beberapa penafsir lain setelah Buddhaghosa adalah Buddhadatta (sekitar abad ke-5), Ananda (abad ke-6), Dhammapāla (pada suatu waktu sebelum abad ke-12), dan penafsir anonim lainnya yang tidak kita ketahui namanya.[7]

Periode reformasi antara abad ke-10 hingga ke-13 menyaksikan ledakan sastra Pali baru.[2] Salah satu dorongan di balik upaya sastra ini adalah ketakutan bahwa peperangan di pulau Sri Lanka dapat mengakibatkan kemunduran agama Buddha.[8] Sastra ini mencakup karya para biksu cendekiawan terkemuka Sri Lanka, seperti Anuruddha, Sumaṅgala, Siddhattha, Sāriputta Thera, Mahākassapa Thera dari Dimbulagala, dan Moggallana Thera.[9][10]

Para ahli kitab suci dan tafsir bekerja menyusun kitab subkomentar untuk Kanon Pali, tata bahasa, ringkasan, dan buku teks untuk Abhidhamma dan Vinaya. seperti Abhidhammattha-saṅgaha karya Anuruddha (biksu Sri Lanka) yang berpengaruh. Mereka juga menulis puisi Pali bergaya kāvya dan karya-karya filologi. Karya mereka banyak dipengaruhi oleh tata bahasa dan puisi Sanskerta, khususnya sebagaimana ditafsirkan oleh sarjana Sri Lanka Ratnamati. Selama periode ini, karya-karya doktrinal Pali baru ini juga menunjukkan peningkatan kesadaran akan topik-topik yang ditemukan dalam sastra Buddhisme aliran Mahayana berbahasa Sansekerta.[11]

Sejak abad ke-15 dan seterusnya, sastra Pali yang umum ditemui didominasi oleh edisi yang dilestarikan di Burma, meskipun beberapa juga ditulis dan dilestarikan di Thailand, Laos, dan Kamboja, serta Ceylon.[butuh rujukan] Sastra Burma pada gilirannya didominasi oleh tulisan-tulisan yang secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan Abhidhamma Pitaka,[butuh rujukan] bagian dari Kanon yang kadang-kadang digambarkan sebagai filsafat, psikologi, metafisika, dan lain-lain.

Sastra kanonis dan parakanonis

sunting
 
Manuskrip bergaya daun lontar dari Tipiṭaka edisi Thailand.

Kanon Pali

sunting

Sastra Pali yang paling awal dan terpenting adalah Tripitaka Pali (Kanon Pali), kumpulan kitab suci utama aliran Theravāda. Kitab-kitab ini berasal dari India dan ditulis pada masa pemerintahan Vattagamani Abhaya (29-17 SM) di Sri Lanka.[12]

Tripitaka ("Tiga Keranjang") Pali, juga dikenal sebagai Kanon Pali, dibagi menjadi tiga "keranjang" (Pali: piṭaka):[13]

  1. Vinaya Piṭaka ("Keranjang Disiplin Monastik")
    1. Suttavibhaṅga: Pāṭimokkha (daftar aturan untuk Sangha) dan komentarnya
    2. Khandhaka: 22 bab tentang berbagai topik
    3. Parivāra: analisis aturan dari berbagai sudut pandang
  2. Sutta Piṭaka ("Keranjang Diskursus"), sebagian besar dikaitkan dengan Sang Buddha, namun sebagian lagi dikaitkan dengan pengikut-pengikut-Nya
    1. Dīgha Nikāya ("Kumpulan Panjang")
    2. Majjhima Nikāya ("Kumpulan Menengah")
    3. Saṁyutta Nikāya ("Kumpulan Bertaut")
    4. Aṅguttara Nikāya ("Kumpulan Berangka")
    5. Khuddaka Nikāya ("Kumpulan Kecil"): berbagai kitab-kitab kecil
  3. Abhidhamma Piṭaka ("Keranjang Dhamma Luhur atau Hakiki"). Menurut K.R. Norman, "Jelas bahwa Abhidhamma lebih baru daripada bagian kanon lainnya."[14]
    1. Dhammasaṅgaṇī
    2. Vibhaṅga
    3. Dhātukathā
    4. Puggalapaññatti
    5. Kathāvatthu
    6. Yamaka
    7. Paṭṭhāna

Parakanonika

sunting

Kitab-kitab parakanonika atau pascakanonis awal adalah karya-karya awal yang ditulis setelah penutupan kanon. Dua kitab pertama dari daftar ini terdapat dalam Khuddaka Nikāya dari Tipiṭaka edisi Burma dan Sri Lanka, tetapi tidak terdapat dalam Tipiṭaka edisi Thailand. Kitab ketiga hanya terdapat dalam edisi Burma. Kitab keempat hanya terdapat dalam edisi Sri Lanka. Kitab-kitab ini juga tidak disebutkan oleh Buddhaghosa sebagai bagian dari kanon.[15]

  1. Nettipakaraṇa ("Kitab Panduan"): sebuah karya tentang eksegesis dan hermeneutika
  2. Peṭakopadesa ("Instruksi Keranjang"): kitab lainnya tentang eksegesis dan hermeneutika
  3. Milindapañha ("Pertanyaan [Raja] Milinda"):dialog antara seorang biksu dan raja Kerajaan Indo-Yunani
  4. Suttasaṃgaha: kumpulan diskursus penting dari Tipiṭaka

Dalam edisi umum yang dikenali dunia Buddhis modern, kitab Nettipakaraṇa, Peṭakopadesa, dan Milindapañha umumnya dianggap sebagai bagian dari Khuddaka Nikāya dalam Sutta Piṭaka.

Sastra Pali Sri Lanka

sunting

Kitab komentar

sunting

Kumpulan kitab komentar yang disebut aṭṭhakathā ditulis di Sri Lanka oleh berbagai penulis (beberapa anonim), seperti Buddhaghosa, Dhammapāla, Mahanama, Upasena, dan Buddhadatta. Buddhaghosa menulis bahwa ia mendasarkan komentarnya pada karya-karya lama yang dibawa ke Sri Lanka ketika agama Buddha pertama kali tiba di sana, dan diterjemahkan ke dalam bahasa Sinhala. K.R. Norman telah menulis bahwa ada bukti bahwa beberapa bagian dari komentar tersebut sudah sangat tua.[16]

Kitab subkomentar

sunting

Kitab-kitab subkomentar yang disebut ṭīkā merupakan komentar sekunder, yaitu komentar untuk kitab komentar atau aṭṭhakathā. Dhammapāla adalah salah satu penulis awal ṭīkā.[17]

Kitab pedoman, ringkasan, dan risalah

sunting
  1. Visuddhimagga karya Buddhaghosa: sebuah ringkasan ajaran dan praktik Buddhis yang sangat berpengaruh oleh Buddhaghosa (abad ke-5)
  2. Abhidhammāvatāra karya Buddhadatta: upaya paling awal dalam membuat kitab petunjuk sebagai pengantar yang merangkum ajaran-ajaran dalam Abhidhamma (abad ke-5)
  3. Rūpārūpa-vibhāga karya Buddhadatta: sebuah kitab petunjuk singkat Abhidhamma (abad ke-5)
  4. Saccasankhepa ("Elemen Kebenaran") karya Cūḷadhammapāla: sebuah "sebuah risalah Abhidhamma" (abad ke-7)
  5. Abhidhammattha-saṅgaha karya Acariya Anuruddha: ringkasan Abhidhamma, yang digunakan secara luas sebagai kitab pengantar Abhidhamma, sekitar abad ke-11 hingga ke-12
  6. Namarupa-pariccheda karya Acariya Anuruddha: sebuah syair pengantar untuk Abhidhamma
  7. Paramattha-vinicchaya karya Acariya Anuruddha: K.R. Norman berpendapat bahwa penulisnya mungkin Anuruddha yang berbeda[18]
  8. Khemappakarana karya biksuni Khema: sebuah "kitab panduan singkat tentang Abhidhamma"
  9. Mohavicchedani karya Mahakassapa dari Chola: sebuah panduan untuk mātikā (topik) dari tujuh kitab Abhidhamma (abad ke-12)
  10. Nāmacāradīpikā karya Chappata: (abad ke-15)
  11. Vinayavinicchaya karya Buddhadatta: ringkasan syair dari empat kitab Vinaya pertama (abad ke-5)
  12. Uttaravinicchaya karya Buddhadatta: ringkasan syair Parivāra yang merupakan kitab terakhir Vinaya (abad ke-5)
  13. Khuddasikkha dan Mulasikkha: ringkasan singkat tentang disiplin monastik
  14. Upasaka-janalankara karya Sihala Acariya Ananda Mahathera: buku panduan ajaran Buddha untuk umat awam (abad ke-13)
  15. Simalankara: suatu karya yang membahas tentang batas-batas wihara (sima)
  16. Bhesajjamanjusa: kitab medis dari Sri Lanka (abad ke-13)
  17. Panduan Yogāvacara: kitab panduan meditasi Sri Lanka (sekitar abad ke-16 dan ke-17) dari aliran Theravāda Esoteris (Borān-kammaṭṭhāna)
  18. Amatākaravaṇṇanā (sekitar abad ke 18): Kate Crosby berpendapat bahwa kitab ini adalah salah satu panduan meditasi Theravāda Esoteris yang paling lengkap dan disusun oleh orang Kandy di Sri Lanka yang merupakan murid dari guru meditasi Theravāda Esoteris Thailand[19]

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting

Bacaan lanjutan

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Norman, Kenneth Roy (1983). Pali Literature. Wiesbaden: Otto Harrassowitz. pp. 2–3. ISBN 3-447-02285-X.
  2. ^ a b Gornall, Alastair (2020). Rewriting Buddhism: Pali Literature and Monastic Reform in Sri Lanka, 1157–1270, pp. 3-4. UCL Press.
  3. ^ Harvey, Introduction to Buddhism, Cambridge University Press, 1990, p. 3.
  4. ^ Tse-Fu Kuan. Mindfulness in similes in Early Buddhist literature in Edo Shonin, William Van Gordon, Nirbhay N. Singh. Buddhist Foundations of Mindfulness, page 267.
  5. ^ Gornall, Alastair (2020). Rewriting Buddhism: Pali Literature and Monastic Reform in Sri Lanka, 1157–1270, p. 38. UCL Press.
  6. ^ Gornall, Alastair (2020). Rewriting Buddhism: Pali Literature and Monastic Reform in Sri Lanka, 1157–1270, pp. 38-39. UCL Press.
  7. ^ a b c Gornall, Alastair (2020). Rewriting Buddhism: Pali Literature and Monastic Reform in Sri Lanka, 1157–1270, pp. 39-41. UCL Press.
  8. ^ Gornall, Alastair (2020). Rewriting Buddhism: Pali Literature and Monastic Reform in Sri Lanka, 1157–1270, pp. 5-6. UCL Press.
  9. ^ Perera, HR; Buddhism in Sri Lanka A Short History, Buddhist Publication Society, Kandy, Sri Lanka, page
  10. ^ Gornall, Alastair (2020). Rewriting Buddhism: Pali Literature and Monastic Reform in Sri Lanka, 1157–1270, pp. 14-16. UCL Press.
  11. ^ Gornall, Alastair (2020). Rewriting Buddhism: Pali Literature and Monastic Reform in Sri Lanka, 1157–1270, pp. 29-30, 37. UCL Press.
  12. ^ Norman (1983), p. 10.
  13. ^ Norman (1983), pp. 18, 30, 96.
  14. ^ Norman (1983), p. 96.
  15. ^ Norman (1983), pp. 31, 108-113.
  16. ^ Norman (1983), p. 119.
  17. ^ Norman (1983), p. 148.
  18. ^ Norman (1983), p. 152
  19. ^ Crosby, Kate (2020). Esoteric Theravada: The Story of the Forgotten Meditation Tradition of Southeast Asia, Chapter 2. Shambhala Publications.