Rudiantara

Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia
Revisi sejak 3 November 2024 08.46 oleh Knostx (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Drs. Rudiantara, M.B.A.[1][2] (lahir 3 Mei 1959[3]) adalah Mantan Menteri Komunikasi dan Digital Indonesia Ke-lima pada Kabinet Kerja (2014–2019). Ia merupakan profesional di bidang telekomunikasi dan pernah berkarier di Indosat, Telkomsel, Excelcomindo (kini XL Axiata), dan Telkom.[4] Ia juga pernah bekerja di PT PLN (Persero) sebagai Wakil Direktur Utama. Pada saat ditunjuk menjadi menteri, ia menjabat sebagai anggota komisaris di Indosat.

Rudiantara
Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia ke-5
Masa jabatan
27 Oktober 2014 – 20 Oktober 2019
PresidenJoko Widodo
Sebelum
Pendahulu
Djoko Suyanto
(Pelaksana Tugas)
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir3 Mei 1959 (umur 65)
Bogor, Jawa Barat
Partai politikIndependen
PekerjaanProfesional
Tanda tangan
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Pendidikan

sunting

Ia memulai pendidikan tinggi di Universitas Padjadjaran jurusan Statistika dan meraih gelar sarjana pada 1984. Ia melanjutkan ke IPPM (Institut Pendidikan dan Pembinaan Manajemen) yang sekarang bernama PPM School of Management, dan meraih MBA pada tahun 1988.[5]

Karier

sunting

Ia memulai karier pada tahun 1996 di Indosat sebagai General Manager Business Development. Ia juga pernah menjadi Chief Operating Officer PT Telekomindo Primabhakti sejak 1996 dan menduduki beberapa jabatan eksekutif selama 11 tahun di Indosat dan Telkomsel hingga 2006. Ia menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur PT Semen Gresik (Persero), Presiden Direktur dan CEO PT Bukit Asam Transpacific Railways dan PT Rajawali Asia Resources. Ia pernah menjadi Wakil Presiden Direktur PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) sejak 2008 dan kemudian menjadi direkturnya, Direktur Hubungan Korporat PT XL Axiata Tbk dari Maret 2005 hingga 2008 dan sekaligus sebagai direkturnya. Lalu sebagai Direktur Penjualan dan Pemasaran untuk Solusi Bisnis pada Juni 2003. Ia juga pernah menjadi Wakil Presiden Direktur PT Semen Indonesia (Persero), Tbk dan Semen Gresik Persero, juga sebagai Direktur.[5]

Terakhir, ia menjadi sebagai Presiden Komisaris PT Rukun Raharja sejak 11 Juni 2014. Ia juga Komisaris Independen PT Indosat Tbk sejak 1 November 2012. Ia juga dipercaya sebagai Komisaris Independen di PT Telekomunikasi Indonesia sejak 1 Januari 2011 hingga Mei 2012, dan telah menjadi Komisionaris sejak September 2008. Ia juga menjadi Sekretaris Jenderal Asosiasi Telepon Seluler Indonesia.[5]

Selama di PLN, ia menjadi terkenal setelah terlibat dalam pencarian pendanaan perusahaan terutama pinjaman untuk proyek pembangkit listrik 10 ribu megawatt. Setelahnya, ia mengundurkan diri karena merasa telah menyelesaikan tugas profesional yang diberikan dan mendapat tawaran menarik lainnya.[6] Karena merasa sayang dengan bakat yang dimilikinya, pemerintah berusaha untuk memberinya posisi di Indosat.[7] Pada tanggal 17 September 2012, ia diangkat menjadi Komisaris.[8]

Pada bulan Juni 2020, ia diangkat menjadi Komisaris Utama PT Semen Indonesia Tbk. Pada bulan September 2020, ia menjadi Komisaris Independen PT Vale Indonesia Tbk. Pada bulan Desember 2020, ia menjadi Direktur PT Netflix Indonesia dan PT Lamudi Indonesia.

Pada tanggal 1 Juli 2021, ia menjadi sebagai Komisaris Utama PT Amartha Mikro Fintek.

Penunjukan sebagai menteri

sunting

Rudiantara menyisihkan nama-nama lain seperti Ahli Ekonomi Digital dan Telekomunikasi Heru Sutadi yang juga merupakan mantan Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), Niken Widiastuti, Dirut RRI, Richardus Eko Indrajit, Ketua APTIKOM, Gatot S. Dewa Broto, Deputi Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora, Mantan Humas Kemenkominfo maupun Onno W. Purbo, Akademisi dan Praktisi TI.[9][10]

Kontroversi

sunting

Kebijakan Menteri Rudiantara begitu sering menimbulkan kontroversi. Seperti kebijakan registrasi prabayar yang menimbulkan gelombang demo dari pedagang pulsa, kebijakan yang tidak jelas dalam transportasi online juga menimbulkan demo besar-besaran, dan penutupan terhadap media sosial seperti Telegram dan situs-situs Islam juga menimbulkan tanda tanya. [11] [12] [13] [14]

Catatan kaki

sunting
  1. ^ https://republika.co.id/berita/pendidikan/dunia-kampus/15/09/28/nvdbs3351-fikom-unpad-gelar-dies-natalis-dan-lustrum
  2. ^ https://www.unpad.ac.id/2015/12/ini-empat-anggota-mwa-unpad-dari-unsur-masyarakat/
  3. ^ Profil Singkat Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, BeritaSatu.com
  4. ^ Rudiantara, Menkominfo di Kabinet Kerja, KOMPAS
  5. ^ a b c Rudianta. Diakses dari situs berita Businessweek pada 26 Oktober 2014
  6. ^ Rudiantara Mundur dari Wakil Bos PLN.[pranala nonaktif permanen] Diakses dari situs Berita Tempo pada 26 Oktober 2014
  7. ^ Pemerintah Tak Mau Rudiantara Dibajak Swasta. Diakses dari situs berita Detik pada 26 Agustus 2014
  8. ^ Indosat Ganti Dirut Angkat Rudiantara Jadi Komisaris. Diakses dari situs Berita Okezone pada 26 Oktober 2014
  9. ^ Profil Menkominfo Rudiantara. Diakses dari situs berita TribunNews pada 26 Oktober 2014
  10. ^ [1]
  11. ^ Demo Pedagang Pulsa
  12. ^ Kementerian Kominfo Didemo Transportasi Online
  13. ^ "Platform Media Sosial akan Ditutup". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-05-23. Diakses tanggal 2018-05-23. 
  14. ^ Yang Gaji Kamu Siapa?

Pranala luar

sunting
Jabatan politik
Didahului oleh:
Djoko Suyanto
(Pelaksana Tugas)
Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia
2014-2019
Diteruskan oleh:
Johnny G. Plate