Terminal lucidity

fenomena kognitif

Terminal lucidity atau secara harfiah kejernihan menjelang ajal adalah kembalinya kesadaran, kejernihan mental, atau ingatan yang tidak terduga sesaat sebelum kematian pada individu dengan gangguan kejiwaan atau neurologis yang parah.[1][2] Hal ini telah dilaporkan oleh para dokter sejak abad ke-19. Terminal lucidity adalah istilah yang lebih sempit daripada fenomena paradoxical lucidity dimana kembalinya kejernihan mental dapat terjadi kapan saja (tidak hanya sebelum kematian).[3][4] Namun, pada saat ini, terminal lucidity tidak dianggap sebagai istilah medis dan tidak ada konsensus resmi mengenai karakteristik pengidentifikasiannya.[5]

Sejarah

Beberapa laporan kasus pada abad ke-19 menggambarkan kondisi peningkatan dan pemulihan kondisi mental yang tidak biasa pada seseorang beberapa hari atau minggu sebelum kematian. Pada tahun 1887, William Munk menyebut fenomena ini "menyala sebelum kematian".[6]

Menurut tinjauan sejarah yang dipimpin oleh ahli biologi Michael Nahm, fenomena ini telah terjadi pada individu dengan penyakit yang menyebabkan gangguan kognitif progresif, seperti penyakit Alzheimer, tetapi juga skizofrenia, tumor, stroke, meningitis, dan penyakit Parkinson.[7][8][9] Hal ini membuat terminal lucidity menjadi fenomena yang sulit untuk diklasifikasikan. Para peneliti masih belum yakin apakah fenomena ini terjadi pada semua orang tanpa memandang riwayat kesehatan mereka.[10][11] Pada tahun 2018, sekelompok peneliti di Rumah Sakit Ilsan Universitas Dongguk menerbitkan penelitian yang melibatkan observasi terhadap orang-orang beberapa minggu sebelum kematian. Dari 151 kematian, enam orang mengalami terminal lucidity. Keenam orang ini memiliki penyebab masuk yang berbeda, dan setelah masuk, tiga di antaranya dalam keadaan sadar sedangkan tiga lainnya tidak. Penyebab kematian paling umum di antara orang-orang ini adalah berbagai penyakit menular atau komplikasi kanker.[12] Sebuah survei terhadap 45 relawan perawatan paliatif Kanada melaporkan bahwa 33% dari mereka secara pribadi menyaksikan setidaknya satu kasus terminal lucidity dalam satu tahun terakhir.[13]

Menurut Nahm, hal ini mungkin terjadi bahkan pada kasus orang dengan disabilitas mental sebelumnya.[14] Nahm mendefinisikan dua subtipe: subtipe yang terjadi secara bertahap (seminggu sebelum kematian), dan subtipe lainnya yang terjadi dengan cepat (beberapa jam sebelum kematian), dengan subtipe pertama terjadi lebih sering daripada subtipe kedua. Ada banyak kasus yang dilaporkan dalam literatur, meskipun frase terminal lucidity diciptakan pada tahun 2009.[15] Ketertarikan terhadap kondisi ini, yang berkurang pada abad ke-20, muncul kembali melalui penelitian lebih lanjut.[16]

Referensi

  1. ^ Mendoza MA (October 10, 2018). "Why Some People Rally for One Last Goodbye Before Death". Psychology Today (blog). Diakses tanggal 26 August 2019. 
  2. ^ Bursack CB. "When Loved Ones Rally Before Death". AgingCare. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 August 2019. Diakses tanggal 26 August 2019. 
  3. ^ Peterson A, Clapp J, Largent EA, Harkins K, Stites SD, Karlawish J (March 2022). "What is paradoxical lucidity? The answer begins with its definition". Alzheimer's & Dementia. 18 (3): 513–521. doi:10.1002/alz.12424. 
  4. ^ Eldadah BA, Fazio EM, McLinden KA (August 2019). "Lucidity in dementia: A perspective from the NIA". Alzheimer's & Dementia. 15 (8): 1104–1106. doi:10.1016/j.jalz.2019.06.3915 . PMID 31422799. 
  5. ^ "Terminal lucidity and dementia: Definition and causes". www.medicalnewstoday.com (dalam bahasa Inggris). 2022-08-30. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-04. Diakses tanggal 2023-08-04. 
  6. ^ Clark D (November 2016). "Nineteenth-century doctors and care of the dying". Oxford Medicine Online. doi:10.1093/med/9780199674282.003.0001. 
  7. ^ Batthyány A, Greyson B (2020-08-27). "Spontaneous remission of dementia before death: Results from a study on paradoxical lucidity". Psychology of Consciousness: Theory, Research, and Practice. 8: 1–8. doi:10.1037/cns0000259. ISSN 2326-5531. 
  8. ^ Nahm M, Greyson B (December 2009). "Terminal lucidity in patients with chronic schizophrenia and dementia: a survey of the literature". The Journal of Nervous and Mental Disease. 197 (12): 942–944. doi:10.1097/NMD.0b013e3181c22583. PMID 20010032. 
  9. ^ Nahm M, Greyson B, Kelly EW, Haraldsson E (July–August 2012). "Terminal lucidity: a review and a case collection". Archives of Gerontology and Geriatrics. 55 (1): 138–142. doi:10.1016/j.archger.2011.06.031. PMID 21764150. 
  10. ^ "Supplemental Material for Spontaneous Remission of Dementia Before Death: Results From a Study on Paradoxical Lucidity". Psychology of Consciousness: Theory, Research, and Practice. 2020-08-27. doi:10.1037/cns0000259.supp. ISSN 2326-5523. 
  11. ^ Gilmore-Bykovskyi A, Griffin JM, Mueller KD, Parnia S, Kolanowski A (January 2023). "Toward harmonization of strategies for investigating lucidity in AD/ADRD: A preliminary research framework". Alzheimer's & Dementia. 19 (1): 343–352. doi:10.1002/alz.12709. 
  12. ^ Lim CY, Park JY, Kim DY, Yoo KD, Kim HJ, Kim Y, Shin SJ (2018-12-04). "Terminal lucidity in the teaching hospital setting". Death Studies. 44 (5): 285–291. doi:10.1080/07481187.2018.1541943. PMID 30513269. 
  13. ^ Claxton-Oldfield S, Dunnett A (2016-09-21). "Hospice Palliative Care Volunteers' Experiences With Unusual End-of-Life Phenomena". OMEGA - Journal of Death and Dying (dalam bahasa Inggris). 77 (1): 3–14. doi:10.1177/0030222816666541. ISSN 0030-2228. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-03. Diakses tanggal 2023-08-03. 
  14. ^ Nahm M, Greyson B (2014). "The death of Anna Katharina Ehmer: a case study in terminal lucidity". Omega. 68 (1): 77–87. doi:10.2190/OM.68.1.e. PMID 24547666. 
  15. ^ Bering J (2017). "One Last Goodbye: The Strange Case of Terminal Lucidity". Scientific American Blog Network. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-27. Diakses tanggal 2021-03-27. 
  16. ^ Chiriboga-Oleszczak BA (2017-03-28). "Terminal lucidity". Current Problems of Psychiatry. 18 (1): 34–46. doi:10.1515/cpp-2017-0003 . ISSN 2353-8627.