Danau Towuti

salah satu danau di dunia
Revisi sejak 5 November 2024 10.02 oleh EdelPhalis (bicara | kontrib) (Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Danau Towuti adalah sebuah danau yang terletak di Sulawesi Selatan, Indonesia. Secara administratif, danau ini terletak di Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan. Danau ini memiliki lima pulau di tengah danau yang di antaranya yaitu Pulau Loeha, Pulau Bolong, dan Pulau Kembar.[1]

Towuti
LetakSulawesi Selatan, Indonesia
Koordinat2°45′0″S 121°30′0″E / 2.75000°S 121.50000°E / -2.75000; 121.50000
Jenis perairanDanau tektonik
Bagian dariDAS Pangkeru
Aliran keluar utamaSalo Larona
Area permukaan561 km2 (217 sq mi)
Kedalaman maksimal203 m
Ketinggian permukaan293 m
KepulauanLoeha; Anue
Peta
Peta
Peta
Danau Matano (atas), Danau Mahalona (tengah), Danau Towuti (bawah)

Kawasan Danau Towuti merupakan bagian dari Taman Wisata Alam Danau Towuti, yang dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Selatan, di bawah Departemen Kehutanan Republik Indonesia.

Sejarah

sunting

Danau Towuti merupakan salah satu danau purba di dunia. Para ilmuwan memperkiran bahwa umur Danau Towuti telah mencapai jutaan tahun.[butuh rujukan]Danau Towuti terbentuk dari patahan akibat aktivitas tektonik yang terjadi pada masa Pleosen. Umur danau diperkirakan berkisar antara 1-4 juta tahun yang lalu. Berdasarkan analisis karakteristik endapan, Danau Towuti merupakan danau tertua kedua di antara empat danau lainnya yang membentuk sistem danau Malili (Towuti, Mahalona, Lontoa dan Masapi).[butuh rujukan]

Global Ecoregions

sunting

Keunikan danau, ekosistem dan keragaman hayati yang sangat endemis membuat Danau Towuti dimasukkan dalam kategori Global Ecoregions oleh World Wide Fund for Nature.[butuh rujukan]

Taman Wisata Alam

sunting

Danau Towuti merupakan salah satu kawasan konservasi taman wisata di Indonesia. Hal ini berdasarkan surat Keputusan Menteri Pertanian No. 274/Kpts/Um/4/1979 tanggal 24 April 1979 maka kawasan Danau Towuti, Mahalona dan Towuti menjadi kawasan konservasi Taman Wisata Alam dengan nama Taman Wisata Alam Danau Towuti, Taman Wisata Alam Danau Matano dan Taman Wisata Alam Danau Mahalona. Dengan status taman wisata alam maka Danau Matano adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata, rekreasi alam dan wisata bahari.[2]

 
Danau Towuti pada tahun 1930

Potensi

sunting

Pariwisata

sunting
 
Aktivitas penyeberangan di Danau Towuti

Kawasan Danau Towuti merupakan daerah pariwisata di Sulawesi Selatan.[1] Danau ini menawan karena air tawar di dalamnya masih sangat jernih, dengan menggunakan speedboat atau perahu ketinting kita dapat menikmati penggiran danau dengan vegetasi yang menarik seperti Nepenthes spp. yang bergelantungan di tepian danau, banyak jenis anggrek epifit di pepohonan, dan pohon Macadamia hildebrandii yang endemik Sulawesi. Perjalanan untuk ke Pulau Bolong, Pulau Kembar dan Pulau Loeha dapat ditempuh dengan speedboat selama satu hingga dua jam, hal ini karena pengaruh cuaca, angin dan ombak.[butuh rujukan]

Transportasi

sunting

Danau Towuti juga memiliki fungsi ekinomi buat masyarakat setempat karena Danau ini menjadi jalur penyeberangan dari ibukota kecamatan Towuti ke daerah sekitar Danau Towuti dan merupakan jalur alternatif yang lebih dekat menuju Kendari, Sulawesi Tenggara.[butuh rujukan]

Para peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Universitas Brown sepakat menyatakan bahwa Danau Towuti merupakan Danau Purba tertua di Indonesia dan bahkan jauh lebih tua dari Danau toba di Sumatera Utara.[1] Hasil riset para peneliti tersebut juga mengungkap bahwa Danau Towuti menyimpan "buku sejarah" iklim terlengkap di Indonesia. "Buku sejarah" itu berupa lapisan-lapisan sedimen yang berada di dasarnya.[3] "Buku sejarah iklim di Danau Towuti sejauh ini adalah yang paling tebal di Indonesia dan paling rapi," Satria Bijaksana", pakar geologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Riset mengungkap bahwa sedimen di dasar salah satu danau tertua itu mencapai ketebalan 300 meter. Diprediksi, sedimen tersebut menyimpan sejarah iklim hingga masa 700.000 tahun lalu.[4]

Antara 16.000 - 33.000 ribu tahun lalu, danau itu ternyata dikelilingi oleh grassland, tetapi jauh sebelum itu dan juga pada saat ini, danau ternyata dikelilingi oleh hutan hujan serta menunjukkan fakta adanya perubahan iklim pada masa lalu. Para Geolog juga menemukan lapisan abu vulkanik. Itu memberi petunjuk adanya letusan gunung masa lalu. "Dengan lapisan yang cukup tebal, ada dua kemungkinan, yang terjadi mungkin mega eruption atau gunungnya ada di dekat danau,".[butuh rujukan]

Kondisi air

sunting

Danau Towuti sangat mengesankan kareana kearifan lokal masih terjaga kelestariannya hingga saat ini kita semua masih bisa berkaca di jernihan air Danau Towuti. Kondisi air Danau Towuti yang hangat, sangat dalam, kaya kandungan besi tetapi minim kandungan oksigen oleh banyak peneliti dianggap memiliki kondisi yang sama dengan kondisi laut bumi pada masa Arhaean Eon sekita 2,5 juta tahun yang lalu.[butuh rujukan]

Danau Towuti memiliki spesies tanaman, para peneliti mengidentifikasi jenis anggrek epifit di pepohonan dan pohon Macadamia hildebrandi tumbuhan pinang-pinangan (Hydriastele) yang masuk dalam kategori endemik, H.C. Hopkins menyatakan bahwa Weinmannia devogelii. Hopkins merupakan tumbuhan endemik Danau Matano.[butuh rujukan]

Danau Towuti adalah danau tektonik yang merupakan danau air tawar terbesar di Indonesia setelah danau Toba, Danau ini memiliki 6 spesies kerang (Tylomelania), 3 spesies kepiting (Gecarcinucidae), 6 spesies udang dan 10 spesies ikan bersirip tajam (Thelmaterinidae) Salah satu spesies yang menarik adalah ikan butini (Glossogobius matanensis) yang hidup di dasar danau. Ikan Opudi (Telmatherina celebensis) termasuk salah satu ikan hias yang diperdagangkan baik dalam negeri maupu luar negeri. Nama dagang ikan ini adalah Celebes Rainbow Fish atau Celebes Sail Fish dan merupakan salah satu tempat habitat buaya terbesar di Indonesia.[butuh rujukan]

Tokoh legenda

sunting

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c "Danau Towuti, Danau Purba yang Menawan di Luwu Timur - Celebes" (dalam bahasa Inggris). 2020-02-19. Diakses tanggal 2021-02-15. 
  2. ^ "DANAU TOWUTI". portal.luwutimurkab.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-29. Diakses tanggal 2021-02-15. 
  3. ^ Rudi. "Danau Towuti, Danau Purba Kitab Sejarah Iklim Yang Tersimpan Rapi". https://www.nativeindonesia.com/ (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-02-15.  Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan)
  4. ^ "Menguak Masa Lalu Lewat Sedimen Danau Towuti. Seperti Apa?". Mongabay Environmental News (dalam bahasa Inggris). 2015-07-21. Diakses tanggal 2021-02-15. 

Pranala luar

sunting
  1. Teliti iklim purba, tim ahli akan kaji dasar Danau Towuti BBC - Indonesia, 2015-03-03. Diakses pada 2016-05-10
  2. Menguak Masa Lalu Lewat Sedimen Danau Towuti mongabay.co.id, 2015-07-21. Diakses pada 2016-05-10
  3. Danau Towuti, berkaca di air pun bisa Kompasiana, 2013-08-09. Diakses pada 2016-05-10
  4. Misteri Danau Purba di Sulawesi Diarsipkan 2016-05-12 di Wayback Machine. TEMPO.CO, 2015-01-30. Diakses pada 2016-05-10
  5. Danau Towuti di Sulawesi Simpan "Buku Sejarah" Iklim Terlengkap di Nusantara Kompas, 2015-01-30. Diakses pada 2016-05-10