Panti Asuhan Sancta Maria Boro

Revisi sejak 7 November 2024 20.16 oleh CommonsDelinker (bicara | kontrib) (Menghapus Foto_papan_nama_panti.jpg karena telah dihapus dari Commons oleh Túrelio; alasan: Copyright violation: Screenshot taken from Google Maps as stated in the description.)

Panti Asuhan Sancta Maria Boro atau juga biasa dikenal Panti Boro atau Panti Putra Boro merupakan salah satu bangunan peninggalan zaman Belanda sekaligus menjadi bangunan cagar budaya. Panti Asuhan ini didirikan sebagai bagian dari karya misi Gereja Katolik di wilayah Boro, yang bertujuan untuk memberikan pelayanan bagi anak-anak yang membutuhkan perhatian, kasih sayang serta pendidikan dan tempat tinggal. Dalam sejarahnya, panti ini berfokus pada pendidikan moral dan pengembangan karakter pada penghuninya melalui nilai-nilai iman Katolik. Karya ini memiliki kaitan yang sangat erat dengan Misi Muntilan, yang juga memprakarsai pendirian sejumlah institusi serupa di berbagai daerah di sekitarnya seperti Gua Maria Sendangsono, Gereja Boro, Rumah Sakit Umum St.Yusup Boro, Pertenunan Santa Maria Boro dan beberapa jumlah sekolah. Salah satu alumni ternama yang pernah tinggal dan belajar di tempat ini adalah Jakob Oetama, pendiri Kompas. Pengalaman masa kecilnya di Panti Asuhan Sancta Maria Boro berperan dalam membentuk kepribadian dan nilai-nilai yang kemudian ia bawa ke dunia jurnalisme dan kepemimpinan. Selain Jakob Oetama, banyak alumni yang telah memberikan banyak kontribusi di berbagai bidang, meski tidak bisa semua tercatat secara spesifik. Panti Asuhan Sancta Maria Boro terletak di Boro, Banjarasri, Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta.

Sejarah dan Peristiwa Penting

Berdirinya panti asuhan ini diperkirakan sudah ada sebelum tahun 1936, dan pada awal mulanya panti asuhan ini dikelola oleh seorang guru bernama Bapak Martodihardjo. Ditahun yang sama (1936) Br. Christinus dan Romo J.B. Prennthaler, S.J. membicarakan penyelenggaraan panti asuhan di Boro, disamping itu juga Romo J.B. Pennthaler mengajukan permohonan kepada Pimpinan Umum Bruder-Bruder FIC di Mastricht, Belanda untuk mengelola Panti Asuhan Yatim Piatu tersebut.

  • Pada tahun 1937, dilakukan peletakan batu pertama bangunan panti asuhan, permohonan Pastor J.B. Prennthaler dikabulkan oleh Pimpinan Bruder-bruder FIC ditahun tersebut.
  • Pada tanggal 12 Juli 1938, panti asuhan secara resmi dibuka.
  • Pada tanggal 5 Agustus 1938, anak-anak dari panti asuhan lama dipindahkan ke gedung panti yang sudah ada dan ditanggal yang sama, pemberkatan Panti Asuhan, Biara Bruderan dan Pertenunan Santa Maria dilakukan oleh Mgr. Petrus Johannes Willekens S.J dan pengambil-alih dilaksanakan ditanggal yang sama. Dan pada tanggal 5 Agustus dijadikan sebagai hari jadi berdirinya Panti Asuhan Sancta Maria Boro.

Dalam sejarahnya, panti asuhan ini berfokus pada pendidikan moral dan pengembangan karakter. Panti asuhan ini madi salah satu Institusi yang didirikan oleh para Misionaris Katolik, yang bertujuan untuk memberikan pelayanan serta menjadi tanda penyebaran iman Katolik di daerah tersebut. Karya misi ini juga memiliki kaitan yang erat dengan Misi Muntilan, yang juga memprakarsai pendirian institusi serupa di daerah tersebut.

Visi Misi, Tujuan dan Program Strategis

VISI

Panti Asuhan Sancta Maria Boro yang menerima kasih, terbuka dan bekerja sama dengan semua pihak yang berkehendak baik.

MISI

  • Mendampingi anak-anak agar mampu menghidupi dan menumbuhkan kemangkan dirinya menjadi insan yang berkepribadian baik dan utuh
  • Mendampingi pribadi agar mampu mewujudkan budaya masih salam peningkatan tata kehidupan meng-gereja, bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa.
  • Mendampingi pribadi agar mampu peningkatan komunikasi sehingga terbentuk komunitas iman yang menekankan persaudaraan sehari dan tanggung jawab bernama.
  • Mendampingi staf Panti Asuhan Sancta Maria Boro agar mampu mengelola aset (SDM, Finansial, sarana prasarana) secara benar, jujur, dan dapat ditanggung jawabkan.

TUJUAN

Tujuan utama panti ini adalah untuk membantu, mendidik serta menyekolahkan anak-anak yatim, piatu, yatim piatu, dan terlantar untuk kearah mandiri. Diutamakan bagi mereka yang ekonominya lemah dan sungguh-sungguh membutuhkan.

PROGRAM STRATEGIS

  • Pengembangan keimanan
  • Pengembangan budaya masih
  • Pengembangan kejujuran dan keterbukaan
  • Pengembangan sikap gotong- royong
  • Pengembangan kepribadian

Pendidikan dan Kehidupan

Pendidikan Formal

Anak-anak usia TK,SD,SMP dididik di sekolah Umum di daerah Boro. Sedangkan untuk anak-anak SMK di didik di sekolah kejuruan atau umum di daerah Yogyakarta atau kota-kota besar lainnya. Anak-anak yang berprestasi dan memenuhi syarat diberi kesempatan melanjutkan ke perguruan tinggi.

Pendidikan Ning Formal:

Kecuali pendidikan di sekolah, anak-anak juga diberi pendidikan keterampilan. Ada bermacam-macam pendidikan ketrampilan yang dilaksanakan di panti asuhan, misalnya di bidang; pertanian, peternakan, perikanan dan home industri.

Pendampingan serta pembinaan mental dan moral anak:

Ini dilaksanakan dalam bentuk rekoleksi, retret, evaluasi harian dan pengenalan hidup bermasyarakat dengan cara live in di rumah pendidikan sekitar. Selain itu anak wajib melakukan wawancara dengan pendamping.

KESENIAN DAN OLAHRAGA

Tidak hanya di sekolah saja, anak-anak panti asuhan diberi kesempatan untuk mengasah keterampilan bakat dalam kehidupan sehari-hari seperti yang bisa mereka ikuti seperti pengembangan musik (keyboard, organ, gitar, drum, angklung dan lain-nya) serta pengembangan bela diri (les karate) yang bisa di ikuti setiap 1 minggu sekali. Setiap malam jumat diadakan latihan koor untuk misa komunitas di setiap hari jumat. Kegiatan olahraga dilaksanakan setiap harinya setelah jam opera (16:00 - 17:00). Jenis olahraga yang dipermainkan sepakbola, bulutangkis, pingpong dan bola voley.

Di panti asuhan, anak-anak diasuh seperti di dalam keluarga, pengasuh berperan sebagai orang tua. Anak-anak diperhatikan ,diberikan makan yang cukup, pendidikan yang memadahi dan ketrampilan yang memungkinkan sehingga anak -anak mengalami suasana hidup dalam keluarga. Dengan bekal ijazah SMK dan macam-macam ketrampilan yang dimiliki, diharapkan mereka-mereka mampu hidup mandiri di masyarakat.

Anak-anak Panti Asuhan Sancta Maria Boro berasal dari berbagai daerah di Indonesia yakni: Jawa, Kalimantan, Maluku, Papua dan Sumatra.

Mereka hidup secara berdampingan dalam suasana kekeluargaan meskipun berasal dari berbagai suku, bahasa ibu, agama, ras. Anak panti asuhan tahun 2024 berjumlah 33 anak laki-laki.

Galeri