Perang Mataram–Blambangan I

Revisi sejak 11 November 2024 14.36 oleh Ariandi Lie (bicara | kontrib) (Added {{Unreferenced}} tag())

Perang Mataram-Blambangan pertama adalah sebuah konflik antara dua negara Jawa, yaitu Kesultanan Mataram dan Kerajaan Blambangan. Perang ini terjadi di Ujung Timur Jawa, dipicu oleh ambisi raja Mataram (Sultan Agung) untuk menguasai seluruh Pulau Jawa. Dengan dukungan Kerajaan Gelgel Bali, Blambangan yang baru saja pulih dari sebuah perpecahan itu pun harus mempertahankan diri melawan sebuah invasi.

Perang Mataram-Blambangan pertama
Tanggal1633-1639
LokasiBlambangan dan Bali
Hasil Kemenangan Mataram
Perubahan
wilayah
Kerajaan Blambangan menjadi negara bawahan Kesultanan Mataram
Pihak terlibat
Kesultanan Mataram Kerajaan Blambangan
Kerajaan Gelgel
Tokoh dan pemimpin
Sultan Agung Tawangalun I
Dalem Di Made
Kekuatan
50.000 pasukan 20.000 pasukan
Korban
Tidak diketahui 500-1000 warga tewas

Latar Belakang

Sultan Agung sangat berambisi untuk menyebarkan agama Islam di seluruh pulau Jawa. Selain karena faktor Islamisasi di pulau Jawa, Sultan Agung juga ingin menguasai dan menyatukan seluruh pulau Jawa dibawah kekuasaan Kesultanan Mataram. Salah satu kampanye beliau adalah menguasai wilayah timur pulau Jawa yaitu Kerajaan Blambangan yang saat itu wilayah ini masih memeluk agama Hindu. Perang ini mengakibatkan 500-1000 warga meninggal akibat peperangan dan letusan gunung raung

Referensi

Babad Sengkala, koleksi Perpustakaan Nasional, no. BR608.

Babad Tanah Jawi Jilid X, koleksi Perpustakaan Museum Dewantara Kirti Griya, no. J10, Balai Pustaka-Batawi Sentrem, 1940.

Dagh-Register gehouden int Casteel Batavia Anno 1624-1629, J.E. Heeres dan Th. van Riemsdijk, 1896.

Dagh-Register gehouden int Casteel Batavia Anno 1631-1634, H.T. Colenbrander, 1898.

Dagh-Register gehouden int Casteel Batavia Anno 1636, Н.Т. Colenbrander, 1899.

Pangkat-Pangkat Caritanipun Serat Babad ing Tanah Jawi Sedaya: Awit Gusti Nabi Adam Dumugi Sapunika, koleksi Library of Congress, no. DS646.27.B326, Padmasantika, 1862.