Epilepsi fotosensitif

Revisi sejak 18 November 2024 04.03 oleh Rilliandi (bicara | kontrib) (Membuat artikel baru tentang epilepsi fotosensitif)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Epilespsi fotosensitif merupakan kondisi epilepsi yang dipicu oleh paparan cahaya lampu atau cahaya yang berkedip. Paparan cahaya berkedip pada intensitas tertentu dapat memicu kejang pada sekitar 2-14% pengidap epilepsi[1]. Kondisi dapat ddiagnosis dengan elektrosensafalogram EEG, namun tidak semua rasa tidak nyaman atau diseorientasi yang diakibatkan oleh cahaya yang berkedip atau berpola dapat dikategorikan sebagai gejala seseorang yang mengalami epilepsi fotosensitif[2].

Gejala

Gejala epilepsi fotosensitif mirip dengan jenis epilepsi lainnya, yakni dapat mengalami kejang jenis apapun, namun yang paling umum terjadi adalah kejang tonik-klonik. Selama kejang tonik-klonik seseorang akan mengalami:

Umumnya kondisi ini akan berlangsung dalam waktu kurang lebih 1-3 menit, di mana setelah itu seseorang akan mudah tersinggung, bingung, atau depresi[3].

Pemicu

Selain cahaya yang berkedip-kedip, kontras spasial tertentu juga dapat memicu kejang, seperti garis terang dan gelap dengan kontras tinggi dan pola-pola seperti “papan panah”, sektoral atau “roda berputar” . Semua jenis cahaya, baik yang bersifat alami maupun buatan dapat memicu gejala epilepsi bagi penderita epilepsi fotosensitif[4]. Faktor-faktor lain yang dapat menjadi pemicu antara lain[5]:

  • Kondisi mata saat stimulus terjadi
  • Kontras atau kecerahan warna
  • Kecepatan atau frekuensi gerakan atau pola (8-30 kedipan per detik)
  • Jarak dari pemicu cahaya
  • Warna dari pemicu (Contoh: warna merah lebih merangsang ketimbang warna biru)

Pencegahan

Penderita epilepsi fotosensitif dalam melakukan beberapa cara untuk mencegah kejang, meliputi[6]:

  • Gunakan monitor atau tv bebas kedip
  • Terangi ruangan
  • Kenakan kacamata hitam terpolarisasi saat melakukan aktivitas di depan layar
  • Hindari konser atau klub dengan lampu sorot
  • Turunkan kecerahan
  • Duduk dari jarak yang aman dari layar
  • Beristirahat setelah beberapa waktu memperhatikan layar

Peringatan pada Beberapa Media

Beberapa film telah memberikan beberapa peringatan khusus terkait efek yang dapat ditimbulkan efek kilatan cahaya pada tayangan film dapat memicu epilepsi fotosensitif. Ini merupakan respon dari kritik yang ditujukan pada Disney akibat strobo dan cahaya berkedip pada film The Incredibles 2[7]. Beberapa film Indonesia juga telah memberikan peringatan yang sama sebelum tayangan film, seperti pada film Pengabdi Setan 2[8].

Referensi

  1. ^ Poleon, Shervonne; Szaflarski, Jerzy P. (2017-03-01). "Photosensitivity in generalized epilepsies". Epilepsy & Behavior. 68: 225–233. doi:10.1016/j.yebeh.2016.10.040. ISSN 1525-5050. 
  2. ^ Halodoc, Redaksi. "Epilepsi Fotosensitif Dapat Terjadi saat Nonton Film, Ini Penyebabnya". halodoc. Diakses tanggal 2024-11-18. 
  3. ^ "Photosensitive epilepsy: Triggers, treatment, and lifestyle tips". www.medicalnewstoday.com (dalam bahasa Inggris). 2024-01-08. Diakses tanggal 2024-11-18. 
  4. ^ "Photosensitive Epilepsy". epilepsynl.com. Diakses tanggal 2024-11-18. 
  5. ^ "Epilepsi Fotosensitif, saat Kejang Dipicu Kilatan Cahaya". Hello Sehat. 2022-08-09. Diakses tanggal 2024-11-18. 
  6. ^ Friedlander, Reuben (2018-06-07). "7 Ways to Prevent Photosensitive Epileptic Seizures". DIFFERENT BRAINS (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-11-18. 
  7. ^ Halodoc, Redaksi. "Film Star Wars Bisa Picu Kejang, Ini Penjelasan Medisnya". halodoc. Diakses tanggal 2024-11-18. 
  8. ^ "Mengenal Epilepsi Fotosensitif yang Diberi Flash Warning di Film Pengabdi Setan 2: Communion". SINDOnews Lifestyle. Diakses tanggal 2024-11-18.