Kereta api Sriwijaya

layanan kereta api di Indonesia
Revisi sejak 21 November 2024 14.35 oleh Apri DAV (bicara | kontrib) (Kursi pada kelas bisnis memliki 64 tempat duduk)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Kereta api Sriwijaya (atau disebut juga Kereta api Lintas Malam Express (Limex) Sriwijaya) adalah layanan kereta api penumpang yang pernah dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk melayani relasi KertapatiTanjungkarang.

Kereta Api Sriwijaya
Kereta api Limex Sriwijaya saat berada di Stasiun Tanjung Karang
Informasi umum
Jenis layananKereta Api Antarkota
StatusFakultatif (menunggu rangkaian kereta terlebih dahulu sebelum berjalan saat hari tertentu)
Daerah operasiDivisi Regional IV Tanjungkarang
PendahuluFajar Utama Lampung
Mulai beroperasi1 Juni 1967 (1967-06-01)
(57 tahun, 192 hari)
Operator saat iniKereta Api Indonesia
Lintas pelayanan
Stasiun awalTanjungkarang
Jumlah pemberhentianLihatlah di bawah.
Stasiun akhirKertapati
Jarak tempuh388 km
Waktu tempuh reratarata-rata 8 jam 25 menit
Frekuensi perjalananSekali pergi pulang sehari
Jenis relRel berat
Pelayanan penumpang
KelasEksekutif & Bisnis
Pengaturan tempat duduk
  • 50 tempat duduk disusun 2-2 (kelas eksekutif)
    kursi dapat direbahkan dan diputar
  • 64 tempat duduk disusun 2-2 (kelas bisnis)
    kursi dapat direbahkan
Fasilitas restorasiAda
Fasilitas observasiKaca dengan tirai, lapisan laminasi isolator panas.
Fasilitas hiburanAda
Fasilitas bagasiAda (Bukan Kereta Bagasi)
Fasilitas lainLampu baca, toilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, penyejuk udara, peredam suara.
Teknis sarana dan prasarana
Lebar sepur1.067 mm
Elektrifikasi-
Kecepatan operasional60 s.d. 90 km/jam
Pemilik jalurDitjen KA, Kemenhub RI
Nomor pada jadwalS1 - S2
Peta rute
Tanjungkarang – Kertapati
Untuk KA Sriwijaya, Rajabasa, Kuala Stabas
ke Tarahan, Panjang, Telukbetung
Tanjungkarang
Rejosari
Tegineneng
Bekri
Sulusuban
Kotabumi
Terminal Kota Kotabumi
Ketapang
Negararatu
Tulungbuyut
Blambangan Umpu
Waytuba
Martapura
Baturaja
Tigagajah
Peninjawan
ke Muara Enim, Lubuklinggau
Prabumulih
Ke Indralaya
Kertapati
Keterangan:
  • Kuala Stabas berterminus di Baturaja
  • Sriwijaya dan Rajabasa juga berhenti di stasiun bertanda bolong bertuliskan normal
  • Rajabasa juga berhenti di stasiun yang bertuliskan miring
  • Hanya Sriwijaya yang berhenti di Ketapang

Nama kereta api ini diambil dari salah satu nama kerajaan, Kerajaan Sriwijaya, yang berpusat di Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Sejarah

sunting
 
Kereta api Sriwijaya saat menggunakan rangkaian kereta lama – melintas langsung Stasiun Branti, 2017

Kereta api Sriwijaya pertama kali beroperasi pada 1 Juni 1967 bersamaan dengan pengoperasian Kereta api Bima – sebagai layanan kereta kelas bisnis. Sejak tahun 1997, layanan kereta api ini diubah menjadi kereta api kelas campuran dengan menambahkan layanan kelas eksekutif. Sebelumnya, kereta api ini pada pagi dan siang hari dioperasikan juga sebagai kereta api Fajar Utama Lampung, tetapi karena kepadatan lintas oleh kereta api batu bara rangkaian panjang sehingga sering terjadi keterlambatan di stasiun akhir, maka layanan kereta api Fajar Utama Lampung ini dihapus pada 2007.[1]

Dalam pengoperasiannya, kereta api Sriwijaya sering ditarik menggunakan lokomotif CC204 – kereta api ini sempat ditarik menggunakan lokomotif CC201, CC202, dan BB203 pada awal pengoperasiannya.

Kereta api Sriwijaya beroperasi menggunakan rangkaian baru berbahan baja nirkarat mulai 26 Mei 2019 dengan layanan kelas eksekutif dan ekonomi premium.[2][3]

Per Desember 2022 rangkaian stainless steel kereta api Sriwijaya dimutasi ke Pulau Jawa dan digunakan untuk penambahan angkutan perjalanan kereta api Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022. Akibatnya, operasional kereta api ini dihentikan untuk sementara waktu.

Angkutan perjalanan terusan

sunting

PT Kereta Api Indonesia pernah menyediakan angkutan perjalanan terusan bagi penumpang kereta api Sriwijaya dari Palembang menuju Jakarta. Setiba di Stasiun Tanjungkarang, penumpang dapat langsung meneruskan perjalanan ke Jakarta (Stasiun Gambir) menggunakan bus—kerja sama PT Kereta Api Indonesia dengan Perum DAMRI—dengan menggunakan sistem tiket tunggal pada pemesanan tiket.[4][5]

Galeri

sunting

Insiden

sunting

Pada 05 Desember 1980, kereta api Sriwijaya anjlok di Desa Candi Mas, Kotabumi, Lampung Utara. Kecelakaan ini menyebabkan 8 penumpang tewas. Kecelakaan diakibatkan oleh longsoran rel dan kelalaian petugas dalam memeriksa kondisi rel.[6]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting

(Indonesia) Situs web resmi KAI dan jadwal kereta api