Tako

halaman disambiguasi

Tako (error: {{nihongo}}: Butuh teks Jepang atau romaji (bantuan)) merupakan layang-layang unik khas Jepang, yang terbuat dari kertas dan bambu. Tako biasanya sering diterbangkan pada musim semi dan musim gugur di Jepang. Di Jepang, tako tidak hanya dianggap sebagai hobi atau permainan saja, tetapi merupakan sebuah budaya yang harus dilestarikan.[1]

Tako (凧) Jepang

Sejarah

Tako atau layang-layang mulai masuk ke Jepang sejak zaman Heian sekitar tahun 794 sampai dengan tahun 1185, tetapi kemudian baru populer menjadi mainan masyarakat umum pada era Edo, dimana sejak itu muncul berbagai bentuk dan jenis gambar membuat Tako lebih bervariasi dan lebih menarik untuk dilihat saat diterbangkan diudara, seiring berjalannya waktu Tako pun semakin populer dan menjadi salah satu budaya yang ada di Jepang dengan berbagai jenis perayaannya. Di Era Edo, ada banyak Tako besar yang diterbangkan sehingga banyak Samurai Edo yang menghabiskan uang setiap tahunnya untuk memperbaiki rumahnya yang tertimpa layang-layang, dan kemudian di Nagasaki di terbitkan sebuah aturan yang melarang untuk tidak bermain Tako di Areal Pertanian.

Karakteristik

 
Sebuah Tako

Pada umumnya, Karakteristik Tako Jepang tidak terlalu jauh berbeda dengan Layang layang yang ada di negara lain, namun ada beberapa spesifikasi khusus yang membedakannya yaitu: Biasanya Tulang Kerangka Tako sedikit lebih besar bila dibangdingkan dengan layang layang di negara lain hal ini dikarenakan layang layang Jepang cenderung lebih berat dibagian atasnya, biasanya bambu di pasang terbalik dengan basis yang lebih luas dari batang bambu runcing dibagian atas, tulang penopang juga lebar dan berat dengan skala yang sama penopang yang lebih berat berada diatas dan yang lebih ringan dibagian bawah, kemudian sisi ringan berada di tepi layang-layang, model ini tidak jauh berbeda dengan layang-layang Yanase, dan kemudian,layang-layang pertempuran biasanya mampu bertahan lebih kuat dibanding layang-layang konvensional.

Berikutnya hal lain yang membuat Tako Jepang sedikit berbeda adalah dalam hal Desain, dimana para seniman Jepang sering menggunakan bubuk Bubuk pigmen warna yang di campur dengan air untuk desain atau gambar pada layang layang mereka, Desain atau gambar biasanya dibuat dalam bak tinta sumi yang tidak menggumpal atau lilin parafin diaplikasikan saat cairan masih dalam keadaan panas. Modol Tako Jepang saat ini diadaptasi dari 300 sampai 400 model di masa lampau. Namun banyak juga model layang-layang yang bersifat flat tanpa corak.[2]

Lihat pula

Daftar Pustaka

  1. ^ HelloWord-Asia.com (03 Maret 2023) Mengenal Layang - Layang (Tako) Khas Jepang (Diakses: 23 November 2024 - 16.36 Wib)
  2. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :0