Desain lanskap

Revisi sejak 23 November 2024 14.40 oleh Hysocc (bicara | kontrib) (Kunci baru untuk Kategori:Desain arsitektur: "lanskap" menggunakan HotCat)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Desain lanskap merupakan seni dalam perencanaan tata ruang dengan memilih dan mempertimbangkan beberapa faktor seperti tanaman, material atau bahan, topografi, vegetasi, serta iklim menjadi lebih fungsional serta memiliki nilai estetika[1]. Desain lanskap mengatur perencanaan yang meliputi elemen keras dan elemen lunak sehingga menciptakan desain yang diinginkan.

Desain lanskap bertujuan untuk menciptakan lingkungan hidup dengan memanfaatkan tata ruang yang lebih fungsional dan estetis.

Ruang lingkup desain lanskap

sunting

Desain arsitektur lanskap memiliki empat ruang lingkup utama[2], yaitu:

  • Perencanaan (planning): Merencanakan dan mengelola suatu lanskap secara keseluruhan pada suatu area properti lanskap.
  • Perancangan (design): Merancang atau mendesainkomposisi serta elemen-elemen yang akan digunakan dalam sebuah lanskap.
  • Pembangunan (construction): Tahapan pelaksanaan dari perencanaan dan perancangan dengan mewujudkan desain tersebut secara fisik dilapangan.
  • Pengelolaan (management): Kegiatan yang dilakukan setelah pembangunan lanskap selesai. Kegiatan ini bertujuan untuk mempertahankan nilai keindahan, fungsi, serta keberlanjutan dari suatu lanskap.

Prinsip desain lanskap

sunting

Terdapat 10 prinsip dasar yang perlu diperhatikan pada desain lanskap[3], yaitu :

  1. Irama, irama atau ritme merupakan penciptaan pola visual yang berulang melalui pengulangan elemen-elemen tertentu, sehingga menciptakan kesan kesatuan dan gerakan. Contoh irama pada desain lanskap yaitu pengulangan penggunaan tema warna, warna tanaman yang digunakan, pola atau bentuk batu, dll.
  2. Garis, dalam desain lanskap, garis berperan penting dalam mengarahkan pandangan, mendefinisikan ruang, dan menciptakan titik pusat perhatian. Garis dapat digunakan untuk menekankan elemen-elemen penting seperti patung, perapian, atau fitur air, serta mengatur aliran pergerakan pengunjung.
  3. Skala, merupakan hubungan antara ukuran dan jarak antar tanaman sangat penting untuk menciptakan harmoni visual dalam desain lanskap. Tata letak tanaman yang memperhatikan skala dan jarak dapat menghasilkan pemandangan yang menarik dan memikat.
  4. Proporsi, melibatkan pemilihan dan penempatan elemen lanskap secara hati-hati untuk menghasilkan komposisi yang menyenangkan secara visual. Misalnya, sebuah pohon besar dapat menjadi titik fokus jika ditempatkan di tengah-tengah halaman.
  5. Keteraturan, merujuk pada prinsip penataan elemen-elemen lanskap secara terorganisir dan harmonis. Ini melibatkan pengaturan elemen-elemen seperti tanaman, bangunan, jalan setapak, dan fitur air dengan cara yang menciptakan kesan keteraturan, keseimbangan, dan kesatuan. Mengelompokkan fitur atau elemen secara terpisah dan menempatkannya di sekitar satu titik fokus juga dapat menciptakan keteraturan.
  6. Warna, Warna memberi dimensi pada desain lanskap. Memilih warna yang tepat akan membuat taman terlihat lebih menarik dan berkarakter.
  7. Tekstur, Perbedaan tekstur adalah kunci untuk menciptakan taman yang menarik. Semakin banyak variasi teksturnya, semakin hidup tampilan taman tersebut. Tekstur dapat dikategorikan menjadi tiga jenis: kasar, sedang, dan halus. Ada beberapa tekstur untuk tanaman, trotoar, dan komponen tapak lainnya.
  8. Bentuk, desain lanskap memiliki bentuk yang alami seperti tanaman yang memiliki beragam bentuk misalnya bulat, tinggi, menyebar, dan lainnya.
  9. Repetisi, adalah pengulangan elemen-elemen desain secara berulang untuk menciptakan ritme, kesatuan, dan identitas dalam sebuah ruang terbuka. Pengulangan ini meliputi pengulangan dalam penggunaan pola, bentuk, tekstur, warna, material, dan ruang yang menciptakan kesatuan estetika.
  10. Kesatuan, Kesatuan tercipta dari kombinasi yang harmonis antara berbagai elemen seperti warna, bentuk, dan tekstur.

Jenis-jenis lanskap

sunting
  • Perkarangan atau taman di rumah.
  • Taman diperkotaan.
  • Taman hiburan.
  • Streetscape.
  • Lanskap sungai.
  • Lanskap pantai.
  • Lanskap pegunungan.
  • Lanskap pertanian.
  • Lanskap perkotaan.

Arsitektur lanskap berkelanjutan

sunting

Dalam pengembangan lanskap berkelanjutan dilakukan berdasarkan komsep pilar lanskap berkelanjutan[4], yaitu:

  • Aspek ekologis, meliputi kondisi lingkungan yang baik termasuk ekosistem dan keanekaragaman hayati.
  • Aspek ekonomi, meliputi hasil pertanian dan sektor wisata.
  • Aspek sosial budaya, meliputi pendidikan, kondisi fisik- mental- sosial, pengalaman alami, kearifan lokal, partisipasi, dan identitas budaya.
  • Aspek estetika, meliputi pengalaman dan kualitas visual.
  • Aspek politik, meliputi kebijakan dan kemampuan implementasi.


Dengan memperhatikan aspek-aspek keberlanjutan pada arsitektur lanskap dapat menciptakan pembangunan yang berjalan sesuai dengan proses pada keanekaragaman hayati sehingga membantu dalam kegiatan konservasi dan perlindungan sumber daya alam. Aspek keberlanjutan ekonomi membantu pembangunan menjadi lebih efisien dan kompetitif secara ekonomi. Dalam segi sosial, pembangunan lanskap dapat meningkatkan kontrol masing-masing individu terhadap kehidupan pribadinya. Keberlanjutan budaya menciptakan pembangunan yang selaras dengan konsep budaya pada setiap individu yang terlibat didalam suatu lanskap tersebut.[4]

Referensi

sunting
  1. ^ "landscape design definition". Todd Haiman Landscape Design (dalam bahasa Inggris). 2024-10-01. Diakses tanggal 2024-11-23. 
  2. ^ "Arsitektur Lansekap". IPB University. Diakses tanggal 2024-11-23. 
  3. ^ "What are the 10 principles of landscape architecture design?". Nilufer Danis (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-11-23. 
  4. ^ a b Winarni, Sri (2023). [6110-Article%20Text-18097-1-10-20230130.pdf "Konsep Arsitektur Lanskap Berkelanjutan pada Desain Taman Jingga RT. 02 RW. 09 Kelurahan Merjosari, Kota Malang"] Periksa nilai |url= (bantuan) (PDF). PAWON: Jurnal Arsitektur. VII (01): 95–110.