Tahi lalat (nevus) adalah kumpulan sel-sel kulit yang berwarna lebih gelap akibat produksi melanin. Tahi lalat bisa muncul sejak lahir (kongenital) atau berkembang seiring waktu, sering kali pada masa kanak-kanak atau remaja. Warna tahi lalat biasanya cokelat, hitam, atau merah muda, dan ukurannya bervariasi dari kecil hingga besar.[1]

Karakteristik Tahi Lalat

  1. Warna dan Bentuk:
    • Berwarna gelap, mulai dari cokelat muda hingga hitam pekat.
    • Bentuknya dapat datar atau menonjol di permukaan kulit.
  2. Pertumbuhan:
    • Sebagian besar tahi lalat bersifat menetap. Namun, dalam beberapa kasus, tahi lalat dapat bertambah besar atau berubah bentuk akibat berbagai faktor.

Penyebab Tahi Lalat

  1. Faktor Kongenital (Sejak Lahir):
    • Sebagian besar tahi lalat sudah ada sejak lahir akibat penumpukan pigmen melanin di bawah kulit.
  2. Faktor Eksternal:
    • Paparan Sinar Matahari: Kontak yang sering dengan sinar ultraviolet (UV) dapat meningkatkan produksi melanin, memicu munculnya tahi lalat baru.
    • Obat-Obatan dan Bahan Kimia: Beberapa jenis obat pemutih kulit atau bahan yang mengandung arsenik dilaporkan dapat berkontribusi pada pembentukan tahi lalat.
  3. Faktor Genetik:
    • Riwayat keluarga dengan banyak tahi lalat dapat meningkatkan kemungkinan seseorang memiliki tahi lalat dalam jumlah yang lebih banyak.
  4. Gaya Hidup dan Pola Makan:
    • Makanan cepat saji atau kebiasaan konsumsi bahan-bahan tidak sehat juga disebut dapat memengaruhi pembentukan tahi lalat, meskipun bukti ilmiah lebih lanjut diperlukan untuk mendukung klaim ini.

Proses Pembentukan Tahi Lalat

Tahi lalat terbentuk akibat konsentrasi melanosit (sel penghasil pigmen) yang berkumpul di area tertentu pada kulit. Biasanya, melanosit tersebar merata di seluruh kulit untuk memberikan warna. Namun, pada area tertentu, melanosit dapat berkumpul dan membentuk tahi lalat.

Catatan Penting

Meskipun tahi lalat umumnya jinak, beberapa tanda perlu diperhatikan karena dapat menunjukkan perubahan patologis, seperti:

  1. Perubahan Warna atau Ukuran
  2. Pinggiran Tidak Beraturan
  3. Tahi Lalat yang Berdarah atau Terasa Nyeri

Jika tanda-tanda ini muncul, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter kulit untuk evaluasi lebih lanjut, karena tahi lalat tertentu dapat berkembang menjadi melanoma (kanker kulit).

Referensi

  1. Freedberg, I. M., et al., Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine, McGraw Hill, 2003.
  2. Mayo Clinic, "Moles: Symptoms and Causes", 2023.
  3. Oyo SG, Paparan UV dan Dampaknya terhadap Kulit Manusia, Bandung, 2024.


Tahi lalat (nevus pigmentosus) merupakan tumor jinak pada kulit yang paling umum dijumpai pada manusia. Tumor jinak ini yang khas berwarna gelap, besarnya menetap, meski ada juga yang terus membesar.

Sebagian besar tahi lalat ada sejak lahir, tetapi bisa juga baru muncul saat dewasa. Umumnya pemicunya adalah sering kontak dengan sinar matahari, sehingga berdampak pada meningkatnya pigmen melanin. Dapat pula tahi lalat terjadi karena faktor genetik, obat-obatan pemutih kulit, makanan cepat saji, atau bahan-bahan yang mengandung arsen.

Tahi lalat merupakan indikasi penumpukan pigmen yang sudah tertahan di bawah kulit sejak janin. Pigmen-pigmen ini memiliki sarang di bawah kulit dan bisa timbul sewaktu-waktu. Itulah sebabnya tahi lalat bisa bertambah banyak seiring bertambahnya usia.

  1. ^ "Tahi Lalat". Alodokter. 2014-11-12. Diakses tanggal 2024-11-21.