Berenang

menggerakkan diri sendiri atau orang lain dalam air
Revisi sejak 25 November 2024 00.50 oleh Saskia Ratry Arsiwie (bicara | kontrib) (Image suggestions feature: 1 image added.)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Berenang adalah gerakan sewaktu bergerak di air. Berenang biasanya dilakukan tanpa perlengkapan buatan. Kegiatan ini dapat dimanfaatkan untuk rekreasi dan olahraga. Berenang dipakai sewaktu bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya di air, mencari ikan, mandi, atau melakukan olahraga air.

Seseorang sedang berenang di kolam renang

Berenang sangat berguna sebagai alat pendidikan, sebagai rekreasi yang sehat, menanamkan keberanian, percaya diri, dan sebagai terapi yang terkadang dianjurkan oleh dokter, serta untuk keselamatan diri atau orang lain.[1] Berenang untuk keperluan rekreasi dan kompetisi dilakukan di kolam renang. Manusia juga berenang di sungai, danau, dan laut sebagai bentuk rekreasi. Olahraga renang membuat tubuh sehat karena hampir semua otot tubuh dipakai sewaktu berenang.

Etimologi

sunting

Kata berenang dalam bahasa Indonesia mungkin berasal dari bahasa Melayu kuno yaitu nangi, yaitu turunan kata Proto-Malayo-Polinesia laŋuy atau naŋuy. Hal ini kognat dengan "langi" dalam bahasa Jawa, "lange" dalam bahasa Batak, "nange" dalam bahasa Bugis dan bahasa Austronesia lainnya. Kata "nangi" ini kemudian terimbuh dengan ber- sehingga membentuk kata "bernangi" , lama kelamaan kata i pada akhiran menjadi hilang , dan menyisakan kata "bernang". Dan akhirnya masyarakat Melayu pun menganggap renang sebagai kata dasarnya dan be- sebagai imbuhannya.

Ukuran

sunting

Standar ukuran kolarn renang lebar jalur kolam 2,25 m, jangkauan tolakan berenang ± 1,50 m, panjang tubuh dan empat tolakan renang adalah 8 m, kedalaman air setinggi dagu dari ibu-ibu, bukan anak-anak. Kedalaman bak kolam berbeda dengan kedalaman air.[2]

Material

sunting
  • Bak poliester jarang digunakan, kecuali untuk bak-bak yang langsung terpasang dan berukuran kecil. Selain itu, bak jenis ini umumnya kurang kuat.
  • Bak beton biasanya jarang dicat dan kedap air. Agar tampilannya lebih menarik, dilapisi dengan keramik atau gelas mosaik dan batu alam. Dengan batu alam kolam berkesan lebih natural.[2]

Sejarah

sunting

Manusia sudah dapat berenang sejak zaman prasejarah, bukti tertua mengenai berenang adalah lukisan-lukisan tentang perenang dari Zaman Batu telah ditemukan di "gua perenang" yang berdekatan dengan Wadi Sora di Gilf Kebir, Mesir barat daya.[3] Catatan tertua mengenai berenang berasal dari 2000 SM. Beberapa di antara dokumen tertua yang menyebut tentang berenang adalah Epos Gilgamesh, Iliad, Odyssey, dan Alkitab (Kitab Yehezkiel 47:5, Kisah Para Rasul 27:42, Kitab Yesaya 25:11), serta Beowulf dan hikayat-hikayat lain. Orang Yunani dan Romawi menjadikan berenang sebagai kebutuhan vital dalam kemiliteran. Para tentara dituntut untuk mahir berenang dan menjadi perenang yang tangguh. Bukti lain adanya renang dapat terlihat dari relief Assyiria yang kemungkinan dibuat sekitar 3000 tahun yang lalu. Pada relief tersebut terlihat bahwa seorang tentara sedang berenang dengan gaya yang hampir serupa dengan gaya modern yang ada saat ini. Di Jepang, renang adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh para samurai. Sejarah mencatat, pertandingan renang pertama diselenggarakan oleh Kaisar Suigui pada tahun 36 sebelum Masehi. Di abad pertengahan, renang termasuk dalam tujuh kemahiran yang harus dimiliki oleh para satria termasuk berenang dengan membawa senjata, selain kemahiran bersyair, main catur, menunggang kuda, memanah, main anggar, dan berburu.[1]

Pada 1538, Nikolaus Wynmann seorang profesor bahasa dari Jerman menulis buku mengenai renang yang pertama yang berjudul Perenang atau Dialog mengenai Seni Berenang (Der Schwimmer oder ein Zwiegespräch über die Schwimmkunst). Sejak saat itu, mulai banyak orang yang mempelajari dan melakukan olahraga renang.[3] Masyarakat modern pertama yang mengembangkan aktivitas berenang sebagai olahraga ialah Britania Raya, dan pada abad ke-19 kompetisi berenang diadakan di London di enam kolam buatan manusia.[4] Perlombaan renang di Eropa dimulai sekitar tahun 1800 setelah dibangunnya kolam-kolam renang. Saat itu, sebagian besar peserta berenang dengan gaya dada. Pada 1873, John Arthur Trudgen memperkenalkan gaya rangkak depan atau disebut gaya trudgen dalam perlombaan renang di dunia Barat. Trudgen menirunya dari teknik renang gaya bebas suku Indian di Amerika Selatan. Renang merupakan salah satu cabang olahraga dalam Olimpiade Athena 1896, yang dilombakan adalah gaya dada dan gaya bebas. Pada tahun 1900, gaya punggung dimasukkan sebagai nomor baru renang Olimpiade. Persatuan renang dunia, Fédération Internationale de Natation (FINA) dibentuk pada 1908. Gaya kupu-kupu yang pada awalnya merupakan salah satu variasi gaya dada diterima sebagai suatu gaya tersendiri pada tahun 1952.[3]

Teknik dan gaya renang

sunting

Terdapat hal penting yang perlu diketahui sebelum mempelajari teknik renang yang baik dan benar dalam penerapannya, yaitu tahapan latihan gerak di air dan permainan air. Sebelum diajarkan gaya-gaya berenang, terlebih dahulu harus diberikan kesempatan untuk beradaptasi dengan air, karena setiap orang memiliki latar belakang pengalaman beradaptasi dengan air yang berbeda-beda. Dalam pengenalan air ada beberapa bentuk materi yang diberikan, yaitu latihan gerak di air, belajar bernapas, belajar mengapung, belajar meluncur, dan permainan di air.[1]
Dalam renang untuk rekreasi, orang berenang dengan gaya dada, gaya punggung, gaya bebas dan gaya kupu-kupu. Gaya renang yang dilombakan dalam perlombaan renang adalah gaya kupu-kupu, gaya punggung, gaya dada, dan gaya bebas.[5] Dalam lomba renang nomor gaya bebas, perenang dapat menggunakan berbagai macam gaya renang, kecuali gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu.[5] Tidak seperti halnya gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu, Federasi international tidak mengatur teknik yang digunakan dalam nomor renang gaya bebas.[5] Walaupun demikian, hampir semua perenang berenang dengan gaya krol, sehingga gaya krol (front crawl) digunakan hampir secara universal oleh perenang dalam nomor renang gaya bebas.[5] Pada dasarnya, semua prinsip dalam gaya renang diawali dengan gerakan meluncur.[6]

Gaya bebas

sunting
 
Penggambaran gaya bebas

Gaya yang paling awal muncul di dalam perkembangan renang dunia adalah gaya berenang yang menyerupai cara berenang seekor binatang, disebut juga gaya krol yang artinya merangkak. Gaya ini sudah berumur ± 1000 tahun sebelum Masehi dilakukan di Assyiria, sedangkan di Yunani ± 750 tahun sebelum Masehi.[1]
Gaya bebas adalah berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air.[5] Kedua belah tangan secara bergantian digerakkan jauh ke depan dengan gerakan mengayuh, sementara kedua belah kaki secara bergantian dicambukkan naik turun ke atas dan ke bawah.[5] Sewaktu berenang gaya bebas, posisi wajah menghadap ke permukaan air.[5] Pernapasan dilakukan saat lengan digerakkan ke luar dari air, saat tubuh menjadi miring dan kepala berpaling ke samping.[5] Sewaktu mengambil napas, perenang bisa memilih untuk menoleh ke kiri atau ke kanan.[5] Dibandingkan gaya berenang lainnya, gaya bebas merupakan gaya berenang yang bisa membuat tubuh melaju lebih cepat di air.[5]

Gaya bebas merupakan gaya yang tidak terikat dengan teknik-teknik dasar tertentu.[5] Gaya bebas dilakukan dengan beraneka ragam gerakan dalam berenang yang bisa membuat perenang dapat melaju di dalam air.[5] Sehingga gerakan dalam gaya bebas bisa digunakan oleh beberapa orang, baik yang sudah terlatih maupun para pemula.[5]

Gaya dada

sunting
 
Penggambaran gaya dada

Gaya dada merupakan gaya berenang paling populer untuk renang rekreasi.[7] Posisi tubuh stabil dan kepala dapat berada di luar air dalam waktu yang lama.[7] Gaya dada atau gaya katak adalah berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air, namun berbeda dari gaya bebas, batang tubuh selalu dalam keadaan tetap.[7] Kedua belah kaki menendang ke arah luar sementara kedua belah tangan diluruskan di depan.[7] Kedua belah tangan dibuka ke samping seperti gerakan membelah air agar badan maju lebih cepat ke depan.[7] Gerakan tubuh meniru gerakan katak sedang berenang sehingga disebut gaya katak.[7] Pernapasan dilakukan ketika mulut berada di permukaan air, setelah satu kali gerakan tangan-kaki atau dua kali gerakan tangan-kaki.[7]

Dalam pelajaran berenang, perenang pemula belajar gaya dada atau gaya bebas. Di antara ketiga nomor renang resmi yang diatur Federasi Renang Internasional, perenang gaya dada adalah perenang yang paling lambat.[7] Pada awal abad ke-19 yang diajarkan di setiap sekolah militer maupun di sekolah umum hanya renang dengan gaya dada saja, sering juga disebut gaya sekolah (schoolslag).[1]

Gaya punggung

sunting
 
Penggambaran gaya punggung

Sewaktu berenang gaya punggung, orang berenang dengan posisi punggung menghadap ke permukaan air. Posisi wajah berada di atas air sehingga orang mudah mengambil napas.[7] Namun perenang hanya dapat melihat atas dan tidak bisa melihat ke depan. Sewaktu berlomba, perenang memperkirakan dinding tepi kolam dengan menghitung jumlah gerakan.[7]

Dalam gaya punggung, gerakan lengan dan kaki serupa dengan gaya bebas, namun dengan posisi tubuh telentang di permukaan air. Kedua belah tangan secara bergantian digerakkan menuju pinggang seperti gerakan mengayuh. Mulut dan hidung berada di luar air sehingga mudah mengambil atau membuang napas dengan mulut atau hidung.[7]

Sewaktu berlomba, berbeda dari sikap start perenang gaya bebas, gaya dada, dan gaya kupu-kupu yang semuanya dilakukan di atas balok start, perenang gaya punggung melakukan start dari dalam kolam.[7] Perenang menghadap ke dinding kolam dengan kedua belah tangan memegang besi pegangan.[5] Kedua lutut ditekuk di antara kedua belah lengan, sementara kedua belah telapak kaki bertumpu di dinding kolam.[7]

Gaya punggung adalah gaya berenang yang sudah dikenal sejak zaman kuno.[7] Pertama kali diperlombakan di Olimpiade Paris 1900, gaya punggung merupakan gaya renang tertua yang diperlombakan setelah gaya bebas.[7]

Gaya kupu-kupu

sunting
 
Penggambaran gaya kupu-kupu

Gaya kupu-kupu atau gaya lumba-lumba adalah salah satu gaya berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air.[7] Kedua belah lengan secara bersamaan ditekan ke bawah dan digerakkan ke arah luar sebelum diayunkan ke depan.[5] Sementara kedua belah kaki secara bersamaan menendang ke bawah dan ke atas seperti gerakan sirip ekor ikan atau lumba-lumba.[7] Udara dihembuskan kuat-kuat dari mulut dan hidung sebelum kepala muncul dari air, dan udara dihirup lewat mulut ketika kepala berada di luar air.[7]

Gaya kupu-kupu diciptakan tahun 1933, dan merupakan gaya berenang paling baru.[7] Berbeda dari renang gaya lainnya, perenang pemula yang belajar gaya kupu-kupu perlu waktu lebih lama untuk mempelajari koordinasi gerakan tangan dan kaki.[7]

Berenang gaya kupu-kupu juga menuntut kekuatan yang lebih besar dari perenang.[7] Kecepatan renang gaya kupu-kupu didapat dari ayunan kedua belah tangan secara bersamaan.[7] Perenang tercepat gaya kupu-kupu dapat berenang lebih cepat dari perenang gaya bebas.[7] Dibandingkan dalam gaya berenang lainnya, perenang gaya kupu-kupu tidak dapat menutupi teknik gerakan yang buruk dengan mengeluarkan tenaga yang lebih besar.[7]

Gerak dasar

sunting

Daya Apung (Buoyancy)

sunting

Dalam olahraga renang perenang dituntut untuk selalu dalam kondisi terapung. Untuk dapat melakukannya maka perenang memperhatikan prinsip atau hukum “Archimedes” yang menyatakan, apabila sebuah benda yang berada dalam air maka benda tersebut akan mendapatkan tekanan ke atas denga besar benda sama dengan berat air yang dipindahkan. Dari prinsip Archimedes tersebut, maka ada tiga kemungkinan yang terjadi apabila perenang masuk ke dalam air yaitu perenang dapat mengapung/mengambang, perenang dapat melayang/seimbang, dan yang terakhir perenang dapat tenggelam. Gaya apung merupakan dorongan yang bekerja tegak lurus ke atas dan bekerja pada titik pusat yang disebut titik apung.[8]

Dorongan (Propulsion)

sunting

Daya dorong tubuh maju ke depan dalam renang, dihasilkan dari dua daya kekuatan yaitu dari kekuatan tarikan gerakan lengan dan dapat dihasilkan dari gerakan cambukan atau dorongan tungkai. Untuk dapat menghasilkan daya dorong tubuh bergerak maju optimal, maka gaya-gaya tersebut dilakukan dengan bergerak secara simultan, seirama, dan sinkron. Dalam penyelidikan untuk dapat menemukan cara-cara renang yang efektif dan efisien, maka para pakar kemudian menggali pengetahuan melalui berbagai macam metode. Penyelidikan dengan berbagai metode tersebut bertujuan untuk menghasilkan daya propulsive yang sebesar-besarnya, dan meminimalisir resisten yang akan terjadi. Daya propulsive merupakan daya produktif yang mana dapat menghasilkan gerak laju ke depan. Sedangkan resisten adalah suatau tahanan atau yang dapat menghambat gerakan tubuh melaju ke depan.[9]

Hambatan (Resistance)

sunting

Berenang merupakan upaya mendorong tubuh untuk melaju kedepan. Dalam melakukan renang, kita harus mampu menghindari atau meminimalisir tahanan atau hambatan air yang dapat menghambat laju tubuh. Terjadinya hambatan diakibatkan oleh bentuk aliran air dan karena tubuh perenang. Pada air terdiri dari molekul-molekul yang mengalir dalam arus lembut dan tak terputus sampai mendapatkan benda padat, sehingga air memiliki sifat yang menekan setiap benda yang melewatinya demikian juga dengan tubuh manusia yang bergerak maju akan menghasilkan aliran air. Arus air yang tidak mengganggu molekul air disebibut laminar. Air mengalir dengan kencang dan bersih akan menimbulkan sedikit hambatan. Sedangkan air yang bergerak dengan deras dan dengan arah yang acak, yang ditandai dengan adanya busa disebut turbulen/berputar. Aliran ini jenis ini dapat menimbulkan hambatan yang cukup besar saat berenang. Bentuk tubuh perenang juga menjadi penyebab adanya hambatan saat berenang. Bentuk tubuh yang ramping dan memanjang akan mengurangi hambatan saat berenang, Sedangkan bentuk tubuh yang berbetuk persegi akan memperbesar hambatan saat berenang. Hal tersebut terjadi karena adanya molekul-molekul air yang mempengaruhi objek baik di depan maupun dibelakangnya.[10]

Peraturan perlombaan

sunting
 
Perlombaan renang

Peraturan dalam perlombaan renang lintasan dengan beberapa nomor gaya yang diperlombakan, yang masing-masing memiliki tipe gaya yaitu sebagai berikut:[11]

Gaya bebas

sunting

Renang gaya bebas merupakan renang dengan gaya selain dari gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu. Perenang tidak boleh melakukan gaya ganti perorangan atau estafet dalam renang gaya bebas ini. Dalam melakukan renang gaya bebas, perenang harus menyentuh dinding setiap menyelesaikan jarak atau finis. Dalam renang gaya bebas ini juga, tubuh perenang harus memecah permukaan air tetapi jika setelah start dan pembalikan yang jaraknya maksimal 15 meter maka perenang tidak diharuskan melakukan hal tersebut.[12]

Gaya punggung

sunting

Pada renang gaya punggung ini, perenang menghadap ke tempat start kemudian kedua tangannya berpegangan dan berada diatas garis permukaan air sebelum start. Seorang perenang harus melakukan tolakan dan harus berenang dengan punggungnya setelah aba-aba start sepanjang perlombaan. Kemudian setiap perenang harus ada posisi punggung setiap kali meninggalkan dinding maupun finis. Dalam renang gaya punggung ini juga, tubuh perenang harus memecah permukaan air tetapi jika setelah start dan pembalikan yang jaraknya maksimal 15 meter maka perenang tidak diharuskan melakukan hal tersebut.[12]

Gaya dada

sunting

Dalam melakukan renang gaya dada, perenang harus telungkup dengan posisi dada menghadap ke air. Pada renang gaya dada ini juga tidak diperbolehkan mengambil posisi terlentang atau punggung menghadap ke air selama perlombaan. Siklus dalam melakukan gaya dada ini yaitu dada harus dalam satu tarikan tangan dan dengan satu tendangan kaki. Kemudian gerakan tangan harus bersamaan sepanjang perlobaan berlangsung, dan didorong ke depan dengan melewati bawah dada serta siku yang berada di bawah air. Posisi tangan dalam melakukan gaya dada tidak boleh menarik ke belakang yang dapat melampaui garis pinggang perenang.[13]

Gaya kupu-kupu

sunting

Dalam melakukan gaya kupu-kupu ini gerakan lengan waktu kedepan yang berada diatas air harus dilakukan secara bersamaan dan sewaktu ditarik kebelakan yang berada dibawah air harus pula dilakukan secara bersamaan. Pada saat melakukan renang gaya dada, tidak diperbolehkan menyelam melebihi jarak 15 meter.[14]

Gaya ganti

sunting

Dalam perlombaan gaya ganti perorangan, perenang harus melakukan 4 gaya dengan urutan gaya yang dimulai dari gaya kupu-kupu, gaya punggung, gaya dada dan gaya bebas. Perenangharus menyelesaikan masing-masing gaya tersebut pada setiap ¼ jarak perlombaan.[14]

Manfaat

sunting

Berenang merupakan salah satu cara untuk berolahraga yang meningkatkan kebugaran tubuh, karena dapat meningkatkan kekuatan, stamina dan kelenturan pada saat yang bersamaan. Berenang adalah latihan aerobik yang membantu menjaga jantung dan paru-paru tetap sehat. Kelompok otot tubuh yang dapat dilatih dalam berenang dapat bervariasi tergantung pada gaya renang yang digunakan, namun perpaduan antara gaya punggung, gaya bebas, dan gaya dada akan melatih semua kelompok besar otot, yaitu otot perut, bisep dan trisep, bokong, paha belakang dan depan. Berenang juga membantu menjaga sendi tetap fleksibel, terutama di bagian leher, bahu, pinggul dan selangkangan, ketika anggota tubuh dan badan anda bergerak di air. Berenang dapat menurunkan risiko terjatuh dan retakan pinggul pada lansia. Berenang pada umumnya lebih baik pada tubuh daripada olahraga yang dilakukan di darat karena daya apung dalam air membantu anda menghindari benturan keras yang dapat menyebabkan cedera.[15]

Berenang selama 30 menit per hari, tiga sampai lima kali seminggu seharusnya memberi anda jumlah latihan aerobik yang baik untuk meningkatkan kesehatan jantung dan paru. Akan tetapi, itu tidak akan memberikan dampak pada kekuatan tulang. Itulah mengapa, berjalan atau jogging atau melakukan latihan beban lain disamping berenang merupakan ide yang baik, karena hal tersebut membantu tulang untuk menjaga dan meningkatkan massanya.[15]

Risiko

sunting

Terdapat berbagai risiko saat manusia berada di air, baik sengaja maupun tidak sengaja. Kecelakaan di air dapat menyebabkan cedera hingga kematian akibat tenggelam.[16] Oleh karena itu, sebelum memasuki air, perenang harus mencari tahu kedalaman kolam renang, sungai, atau laut yang ingin direnangi.[16]

Berenang di sungai atau di laut bisa sangat berbahaya bila terdapat arus deras atau ombak besar secara tiba-tiba.[16] Orang yang sedang dalam pengaruh alkohol dan obat-obatan dilarang untuk berenang.[17]

Kacamata renang dapat mencegah mata orang yang memakainya dari iritasi.[17] Berenang di air kotor akan menyebabkan penyakit kulit dan iritasi mata.[17] Di kolam renang, bakteri penyebab penyakit dikendalikan dengan pemberian kaporit.[17] Pergantian air yang teratur akan meningkatkan kualitas air kolam yang sehat.[17]

Perlengkapan

sunting
 
Perlengkapan yang digunakan dalam latihan berenang

Berenang secara alami tidak membutuhkan perlengkapan atau pakaian khusus. Manusia dapat berenang tanpa perlengkapan apapun dalam kondisi apapun. Berenang yang ditujukan untuk rekreasi dan olahraga terkadang membutuhkan pakaian dan perlengkapan khusus untuk membantu memudahkan bergerak di air.[17]

Pakaian yang digunakan untuk berenang dirancang untuk memudahkan manusia bergerak di air. Pakaian renang biasanya terbuat dari bahan karet yang mengikuti bentuk tubuh untuk menghindari masuknya udara ke dalam pakaian. Pakaian renang juga dirancang untuk mempercepat pergerakan manusia di air, rancangan seperti ini ditujukan bagi kegiatan berenang untuk kompetisi.[17]

Selain pakaian yang dirancang khusus, dalam berenang terkadang membutuhkan perlengkapan khusus seperti kacamata renang, ban renang, penutup telinga dan hidung, penutup kepala, papan pelampung, hand paddle, pull buoy.[17] Secara umum perlengkapan renang tersebut ditujukan untuk memudahkan berenang dan menghindari risiko yang timbul akibat berenang.[17]

Lihat juga

sunting

Referensi

sunting

Catatan kaki

sunting
  1. ^ a b c d e Arhesa, Sandra (2020). Buku Jago Renang. Tangerang Selatan: Ilmu Cemerlang Group. hlm. 4, 5, 11, 12, 19, 20. ISBN 978-623-91740-6-4. 
  2. ^ a b Wicaksono, Andie A. (Maret 2009). Menciptakan Rumah Sehat. Jakarta: Niaga Swadaya. hlm. 60. ISBN 978-979-26-3676-5. 
  3. ^ a b c Husen, Aisya (2012). Mengenal Olahraga Renang. Jakarta Timur: PT Balai Pustaka (Persero). hlm. 3, 4. ISBN 9796906619. 
  4. ^ Marinof & Coumbe-Lilley 2017, chpt. 1."The first modern society that developed swimming as a sport was the United Kingdom and by the nineteenth century swimming competitions were held in London in six man-made pools."
  5. ^ a b c d e f g h i j k l m n o "Berbagai gaya berenang, sekitar 150 gaya renang". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-02-04. Diakses tanggal 2011-04-22. 
  6. ^ Nenggala, Asep Kurnia (2007). Pendidikan Jasmani,Olahraga, dan Kesehatan. Jakarta: PT Grafindo Media Pratama. hlm. 77. ISBN 978-979-758-349-1. 
  7. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x (Inggris) Video belajar berenang dari BBC: gaya bebas, gaya dada, gaya punggung, gaya kupu-kupu
  8. ^ Mashud 2019, hlm. 18.
  9. ^ Mashud 2019, hlm. 19.
  10. ^ Mashud 2019, hlm. 19-20.
  11. ^ Subagyo 2018, hlm. 3.
  12. ^ a b Subagyo 2018, hlm. 4.
  13. ^ Subagyo 2018, hlm. 4-5.
  14. ^ a b Subagyo 2018, hlm. 5.
  15. ^ a b Lynn, Alan (2006). Swimming: Technique, Training, Competition Strategy (dalam bahasa Inggris). Wiltshire, UK: Crowood. ISBN 978-1-84797-861-5. 
  16. ^ a b c (Inggris) Cara mencegah tenggelam dan keselamatan di air Diarsipkan 2009-07-16 di Wayback Machine. dari Rumah Sakit Anak-Anak Seattle dan Washington State Drowning Prevention Network.
  17. ^ a b c d e f g h i "The Physician and Sportsmedicine". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-12-06. Diakses tanggal 2008-12-05. 

Daftar pustaka

sunting
  1. Mashud (2019). Variasi dan Kombinasi Dasar Gerak Renang (PDF). Banjarbaru: Prodi. PJ JPOK FKIP ULM Press. ISBN 978-602-53601-2-1. 
  2. Subagyo (2018). Belajar Berenang Bagi Pemula (Sejarah, organisasi, peraturan, teknik dasar dan teknik keselamatan) (PDF). Yogyakarta: LPPM UNY. ISBN 978-979-562-044-0.  [pranala nonaktif permanen]
  3. Marinof, Alexander; Coumbe-Lilley, John (2017). "1. Swimming History and Sport Science". Science of Sport: Swimming (dalam bahasa Inggris). Wiltshire, UK: The Crowood Press. ISBN 978-1-78500-217-5. 

Pranala luar

sunting